Minggu, 26 Februari 2012

Cerpen " Lady or Dedy "


Lady or Dedy ??
           
 
Deadline !!
            Kata - kata itu memang harus aku ucapkan untuk situasi kali ini. Bagaimana tidak ? Kepala Sekolah hanya memberi waktu satu minggu untuk membuat rancangan majalah. Ya walaupun yang diminta oleh bapak kepala sekolah hanya berbentuk print out dengan jilid biasa aja, tapi tetap aja aku rasa untuk meciptakan majalah yang bagus waktu itu singkat sekali. Tapi aku yakin, aku pasti bisa memenangkan kompetisi ini.
            Aku tidak ingin pemimpin Redaksi yang sombong itu, Reisha memenangkan tantangan yang diberikan Kepala Sekolah ini. Jujur aku tidak tahan melihat majalah yang buruk itu. jelas saja, karna dibandingkan dengan sekolahku yang dulu, majalahku sangat bagus dibandingkan sekolahku yang sekarang ini. Majalah bagus itu, tentunya tidak terlepas dari tanganku sebagai pimpinan redaksi.
            Dan kali ini, bukan bermaksud untuk merebut kembali jabatan yang dulu lagi pernah aku tempati, tapi aku hanya ingin memberikan majalah yang bagus untuk semua anak disekolah ini. Karna sayangkan uang mereka yang telah dibayar melalui spp untuk sumbangan uang majalah, malah sia - sia karna majalah yang buruk itu ? Berapa banyak uang mereka yang terbuang hanya karna redaksi yang tidak kreatif. Untuk itu, adanya aku
sebagai anak baru disekolah Harapan Bangsa ini memberikan warna yang baru untuk majalah sekolah.
            Tapi sepertinya rancangan disekolahku yang dulu sangat membantu. Aku masih ingat, beberapa minggu sebelum aku pindah, aku telah mengumpulkan beberapa rancangan untuk majalah terbaru disekolahku yang dulu. Tapi sayang, rancangan itu tidak jadi digunakan karna aku harus pindah kesekolahku yang baru sekarang. Dan kali ini, rancangan itu sangat berguna bagiku.
            Mulai dari kolom fashion, kolom artis, kolom konser, dan kolom english semuanya telah terangkum dengan baik. Tapi ada satu kolom yang sama sekali belum tersentuh apapun. Yaitu kolom tips. Aku sama sekali belum memikirkan tips apa yang paling bagus, yang harus aku buat untuk majalah ini. Hmm.. semoga saja, Reisha belum banyak bekerja. Karna aku ingin Reisha sadar, kalau majalahnya masih jauh dari kata bagus. Seharusnya Reisha bisa menerima masukan, bukannya malah sombong seperti perlakuannya padaku itu. Semoga saja pintaku.                                ***
            " Hey Lady-ku ! Kusut aja ni wajahnya. Kenapa sayang ? Ada masalah sama tantangan Kepala Sekolah kemarin ?" Tanya Vico ketua osis yang menjadi teman baruku.
            Oh ya, ada banyak hal yang harus kamu ketahui tentang Vico. Dia adalah ketua osis. Tapi dandanannya sama sekali tidak menunjukan seorang ketua osis. Jujur, aku saja kaget waktu tahu dari Buk Dina kalau dia adalah ketua osis. Bayangkan saja, gaya Vico mirip dengan anak - anak brandalan sekolah. Bagian bawah kemeja seragamnya keluar, dua kancing bagian atasnya terbuka, untung aja ada kaos putih yang menutupi dadanya. Dan ada satu lagi hal pentingnya, kelihatannya Vico seperti cowok badung, dan playboy.
            Aku berpendapat seperti itu sewaktu pertama kenal dengan Vico karna cara bicaranya yang selalu mencoba untuk merayuku. Tapi kalau dirayu oleh cowok setampan, seputih dan sekeren Vico, aku yakin pasti tidak ada cewek yang bisa mengelak dari rayuannya. Pantas saja kalau Vico begitu banyak digilai oleh cewek - cewek disekolahan ini. Tapi bagiku, sikap Vico itu adalah sikap ramahnya pada semua orang. Meski terkadang sikap Vico sering disalah artikan oleh cewek - cewek lain. Dan karena sikap ramahnya inilah, Vico mempunyai banyak teman disekolah ini. Semua orang disekolah ini, pasti mengenal siapa Vico.
            " Sayang.. sayang ! Cukup Lady ! My name is-Lady. Gak ada pake KU dibelakangnya." Jawabku cukup tegas pada teman baruku ini.
            " Jutek banget sih, nggak kayak biasanya. Ada apa sih ? "
            " Gue mikirin soal rancangan majalah itu Co."
            " Ya elaaah.. pimpinan Redaksi sehebat loe kok malah pusing. Udah tenang aja, gue yakin loe bisa ngalahin si Reisha itu. Percaya deh sama gue." ucap Vico sangat ramah, dengan senyum termanisnya itu.
            " Semoga." Pintaku
            " Kayaknya loe lagi sibuk ya mikirin ini, padahal tadinya gue mau ngajak loe ke Puncak buat liburan. "
            " Gue lagi mikirin ini Co. Maaf ya." jawabku sedikit sedih karna menghilangkan kesempatan liburan gratis sama cowok ter-Famous disekolah ini.
            " Iya nggak papa, lagian juga gue mikir dua kali kalau ngajak loe. Ya soalnya temen - temen cewek gue yang katanya juga mau pergi, nggak jadi ikut. Jadi pada cowok semua yang pergi. Nggak mungkin juga kan gue bawa loe. Kan acara cowok - cowok semua jadinya."
            " Yee.. tau gitu, kenapa malah ngajak gue tadi ?" tukasku.
            " Yaa.. kalau harapan gue kan bisa liburan berdua aja ma loe, hehe." gombalnya Vico mulai lagi.
            " Hmm... dasar loe !'
            " Hehe.. becanda kali Dy. Nggak mungkin juga kali."
                                                            ***
            Aduuuh.. tips apa ya yang bagus ? Sampai malam ini, kepalaku tidak berhenti memikirkan tips apa yang paling bagus. Ini baru mikirin ide, belum penelitian dan surveinya. Aduuh Lady.. ayo berpikirlah dengan baik !
            Dan great ! Tips menguak rahasia cowok ! Sepertinya ide yang bagus. Mengetahui tingkah cowok yang sebenarnya dibalik sikap topengnya didepan para wanita. Hmm.. aku rasa ini cukup menarik. Okey, aku temukan ide yang cemerlang. Tapii...... bagaimana caranya untuk mendapatkan datanya ??
            " Lady... kakak boleh masuk kamar nggak ?" itu suara kak Kina, kakak sepupuku. Semenjak kedua orangtuaku meninggal karna kecelakaan satu bulan yang lalu, sekarang aku tinggal dirumah tanteku,tante Ayu adik dari Mama. Dan kak Kina ini adalah anak Tante Ayu.
            " Boleh kak ! Masuk aja !" jawabku ramah.
            " Gue sedih ! Gue bete ! Gue kecewa ! Gue pengen marah ! Dan gue pengen teriak !" gerutu kak Kina begitu duduk diranjangku, dengan wajah kesal dan sedihnya itu.
            " Kenapa sih kak ? Ada masalah sama Habib ?" Habib nama pacarnya Kak Kina. Mereka udah pacaran hampir satahun.
            " Bukan Habib, Habibi atau apalah ! Tapi Habibah !" jawabnya dengan kesal.
            " Hah ?! Maksudnya ? Aku nggak ngerti kak."
            " Jadi Habib itu, nama aslinya Habibah. Dia itu aslinya cewek dek ! Dia nyamar jadi cowok, atau lebih tepatnya aku bilang dia lesbi. Dia jadi cowok, dan suka sama cewek. Dan aku korbannya. Bodohnya aku sama sekali nggak bisa bedain dia itu cewek atau cowok. Gue bego banget ya jadi cewek ?" ucap Kak Kina sambil merengek, memeluk bantal kamarku.
            " Hah ? Masa sih ? Tapi wajahnya kayak cowok banget ! Hebat banget penyamaran dia !" Ucapku kaget setengah mati mendengarnya.
            " Dia memang hebat, tapi guenya bego ! Dan tadi dia jujur. Dia bilang dia sayang sama gue. Dan dia nggak mau gue jadi korbannya. Jadi dia lebih milih jujur, supaya gue jauhin dia dan bisa bahagia sama cowok yang sebenarnya. Bukan cowok jadi -jadian kayak dia."
            " Kakak yakin yang dia omongin benar ? Siapa tau ini cuma alasan dia buat bisa mutusin kakak." pendapatku mencoba mengobat kesedihan hati kak Kina.
            " Dia udah nunjukin semuanya ke gue dek. Dan dia benar ! Huhu... padahal gue udah sayang banget sama dia. Eh gak taunya malah gini." aku bisa rasakan bagaimana sedihnya hati kak Kina saat ini. Aku sendiri tidak bisa membayangkan, kalau aku yang berada diposisi kak Kina.
            " Hmm.. sabar ya Kak. Gue ngerti gimana perasaan loe."
            Penyamaran ! Wow.. kayaknya aku dapat ide yang hebat lagi kali ini. Cewek nyamar jadi cowok. Yap ! Aku harus coba trik ini. Aku yakin aku akan dapat data yang akurat dari penyamaran ini tentang tips-ku. Oh Thanks God ! Terima Kasih kakakku sayang ! :)
            Dan ini waktunya, aku harus menghubungi Vico malam ini juga. Tawaran Vico tadi, tidak boleh aku tolak. Aku tidak mau mengulur waktu lagi.  Karna besok Sabtu pagi, Vico akan berangkat ke Puncak. Aku harus  memberi tahu dia malam ini juga.
            " Halo Vico ?"
            " Ya Lady-ku sayang, ada apa manis ?" jawab Vico dengan suara merdunya.
            " Sory, gue ganggu loe malam gini. Habisnya nggak ada waktu lagi, besok pagi loe udah berangkat kan ?" tanyaku memastikan.
            " Nggak Dy, gue berangkatnya sore, kenapa emangnya ? Gak mau pisah ya dari gue ?"
            " Jangan GR deh ! Ada adik sepupu gue yang baru datang dari Jogja. Dia pengen liburan, tapi loe tahu sendiri gue sibuk ngurus majalah ini. Loe mau ngajak dia buat acara loe besok nggak ?"
            " Hmm boleh ! Apa sih yang nggak buat Lady-ku ini.. Siap - siap aja ya sodara loe. Besok sore gue jemput kerumah loe, okey ?"
            " Okey !" ucapku penuh semangat.
                                                            ***
            Time to work ! Dari pagi sampai siang inilah waktu yang masih tersisa untuk bisa merubah semua penampilanku. Untuk melakukan penyamaran yang terbaik. Aku sudah mempersiapkan sebelumnya apa saja yang harus aku perbuat untuk merubah total penampilanku manjadi cowok yang sesungguhnya hari ini. Tadi malam aku mencoba mengingat kembali bagaimana habibah bisa berubah menjadi habib. Dan aku menemukan jawabannya. Alis palsu yang tebal dan berantakan, wig yang bondol kayak cowok sepertinya cukup. Pagi ini juga, aku akan ke salon untuk merubah semuanya.
            That’s Perfect ! Itu kata – kata yang diucapkan Kak Kina sewaktu melihat penyamaranku. Kak Kina juga akan membantu penyamaranku ini. Aku teah menceritakan semuanya pda Kak Kina, berharap agar Kak Kina bisa ikut bersandiwara nantinya didepan Vico. Awalnya Kak Kina tidak setuju, jelas saja karna hal ini akan membuat dia ingat kembali dengan Habib, tapi setelah dengan berbagai rayuan mautku, akhirnya Kak Kina setuju untuk bersandiwara didepan Vico nantinya.
            “ Permisi non, ada cowok yang datang namanya Vico.” Kata
            “ Okey saatnya gue bersandiwara.” Ujar Kak Kina.
            “ Makasi kakakku sayang.” Jawabku tersenyum manis.
            “ Halo Vico.”
            “ Hai kak, Ladynya mana ?”
            “ Lady lagi keluar tadi cari bahannya buat bikin majalah gitu.”
            “ Laah.. trus saudaranya itu gimana ?”
            “ Ada kok didalen, kan saudaranya kakak juga Co. Bentar ya, Dedy !”
            Jangan heran dengan peran baru bernama Dedy. Dedy adalah Lady yang menjadi cowok. Aku memilih nama itu karena aku pikir nama itu yang cocok. Nama asli aku Lady, nama samaran Dedy. Dua – duanya mempunyai bunyi rima yang sama, jadi aku rasa pas ! Haha.
            “ Hai, gue Dedy. Sepupu Ladu sama Kak Kina.”
            “ Gue Vico. Panggil aja Ico.” Kata Ico menjabat tanganku. Tapi jabatan tangan Ico kali ini sangat jauh berbeda dengan jabatannya denganku-Lady saat pertama kali kita kenalan dulu. Dengan Bima, jabatan tangannya keras, sedangkan dengan aku yang dulu terasa lembut dan hangat. Kali ini benar – benar terasa kalau Vico seorang cowok.
            “ Udah siap ?” tanya Vico.
            “ Udah.”
            “ Ayo berangkat.”
            Penyamaran dimulai. Aku dan Vico langsung masuk ke mobil. Di mobil Vico sudah ada beberapa teman cowoknya yang lain. Vico bilang selain liburan, tujuan mereka juga mengikuti lomba band disana. Vico memperkenalkan satu per-satu temannya. Dan untuk pertama kalinya, aku merasa berada ditengah – tengah cowok.
            Vico melajukan mobilnya, aku duduk disebelah Vico. Sepanjang jalan mereka bercanda saling mengejek sesama mereka. Lalu bercerita tentang cewek yang nggak aku kenal. Mereka juga sempat bersuit – suit ria pada cewek – cewek yang berada di pinggir jalan. Dan ternyata cowok paling suka berbicara hal yang berbau porno. Mereka sungguh bersemangat saat membicarakannya, terutama Yobi. Bahkan Yobi juga sudah membawa bekal untuk mereka tonton disana. Tapi meski begitu, aku sama sekali tidak merasa risih. Mungkin karena ada Vico disamping aku.
            Sesampainya di Vila tempat penginapan mereka, Vico langsung memilih kamar depan. Vico bilang dia akan tidur denganku. Yobi dengan Zico, Andre dengan Tian. Kamarnya hanya ada tiga, jadi sangat pas sekali pembagiannya. Tapi yang membuatku berpikir lagi, mungkin seorang Dedy tidak akan masalah tidur dengan Vico, tapi seorang Lady ? Apa Kabarnya ? Dedy adalah Lady ! Hmm.. aku harus cari cara untuk tidur nanti malam. Lebih baik aku tidur disofa saja nanti dengan cara pura – pura tidur.
            “ Ded, bantu gue angkatin barang yuk !” ajak Tian.
            “ Okey” kataku.
            Aku pikir yang akan mengangkat barang dari mobil semuanya, eh ternyata tidak. Hanya aku dan Tian. Satu hal lagi yang bisa aku ambil dari bagaimana cowok,  tenyata cowok punya jiwa setia kawan yang tinggi dan semangat gotong royong juga. Tian bersedia mengambil semua barang mereka dan yang lainnya bagi tugas. Berbeda sekali dengan aku dan teman – teman, mana ada yang mau angkatin barang punya orang ? Punya sendiri aja udah susah, malah bawain punya yang lain lagi.
            “ Loe bawa dua, biar gue bawa yang lainnya ya.” Kata Tian.
            “ Okey.” Jawabku santai.
            Dan hasilnya ! Aku merasa nggak kuat. Aku pikir barangnya ringan, eh ternyata sangat berat. Ni cowok pada bawa apa ya sampai seberat ini ? Gimana caranya mau bawa ke dalam ?
            “ Sini biar gue aja yang bawa. Loe istirahat aja didalem.” Kata Vico yang tiba – tiba muncul.
            Oh Vico, Dewa penolongku ! Terimakasih Vico kamu datang tepat waktu.
            “ Makasih ya.” Ujar Dedy.
            Setelah kemas barang selesai, mereka semua berisitirahat. Andre mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Andre mengeluarkan sebungkus rokok, dan saling berbagi satu sama lain.
            “ Ambil aja Ded, gak bayar kok. Hehe” kata Andre.
            “ Dedy nggak ngerokok !” kata Vico tiba – tiba.
            Apa maksud Vico ?  Aku kan belum bilang apa – apa sama dia. Sok tau banget Vico. Kalau Lady memang nggak merokok, tapi kalau Dedy ? Belum tentu juga kan ? Tapi aku malah bersyukur dengan jawaban Vico. Karna jawaban Vico sangat membantuku. Lagi – lagi, Vico jadi dewa penolongku.
            “Gue lagi batuk.” Lanjtku kemudian.
            “ Malam ini kita tonton bekal gue tadi ya.” Ajak Yobi.
            Haduuh ! Mampus aku ! Jangan – jangan yang dimaksudkan Yobi bekalnya yang tadi. Nggak mungkin aku juga ikutan nonton bareng mereka. Semuanya kan cowok ! Ini sama sekali nggak lucu. Aku harus cari akal, supaya nggak nonton bareng mereka.
            “ Loe tidur aja dikamar, kayaknya loe cape banget.” Ujar Vico pada Dedy. Oh Vico… Thanks ! Aku tidak tau  lagi harus untuk yang keberapa kali bilang kalau kamu adalah dewa penolongku. Kamu benar – benar menyelematkan dari semua ini.
            Cuaca pagi di vila benar – benar dingin. AKu sendiri tidak mau keluar dari selimut tebalku ini. Tapi…. Tunggu dulu ! Aku tidur dimana sekarang ? Gawat ! Semalaman aku tidur dikamar. Vico !! AKu langsung bangun melihat disampingku, memastikan ada Vico atau tidak. Dan ternyata aku tidur sendiri. Lalu kemana Vico. Bergegas aku langsung keluar kamar. Vico ternyata tidur di sofa sendiri. Teman – temannya yang lain pasti sudah masuk kamar. Tapi mengapa Vico malah tidur sendirian diluar ya ? Hmm mungkin ketiduran, pikirku.
                                                            ***
            Hari ini Vico akan tampil dengan bandnya di festival band kota ini. Band Vico ternyata sudah terkenal. Hanya aku saja yang tidak mengetahui lebih jauh bagaimana tentang Vico. Banyak gadis – gadis disana yang mengidolakan Vico ternyata. Hmm.. andaikan saja aku jadi Lady, aku pasti akan sangat bangga berada dibalik panggung bersama Vico. Pasti banyak gadis – gadis yang iri diluar sana. Tapi sayang, aku sekarang sebagai Dedy bukan Lady. Jadi hal itu tidak mungkin terjadi.
            “ Malam ini juga kita pulang Ded.” Kata Vico pada Dedy.
            Pulang ? Hah.. cepat sekali rasanya liburan ini. Belum banyak informasi yang aku tau tentang bagaimana cowok. Banyak rahasia cowok yang belum bisa aku dapatkan. Kalau soal yang aku sebutkan sebelumnya tadi, juga semua cewek juga pada tahu. Itu sudah menjadi rahasia umum. Lalu apa sebenarnya rahasia cowok yang nggak pernah terungkap ? Atau mungkin cowok nggak punya rahasia ?
            Vico mengantarkan temannya satu per satu. Dimulai dari Zico, Andre, Tian dan Yobi. Dan sekarang, saatnya Vico mengantar Dedy pulang.
            “ Kita ke Cempaka dulu ya ! Ada yang mau gue omongin sama loe.” Kata Vico.
            Hmm Vico ngomongin apa ya ? Kayaknya Vico mau minta tolong sama Dedy, untuk comblangin dia sama Lady. Masa aku bantuin diriku sendiri sih ? Hehe.. kok aku jadi geer sendiri ya ? elum tentu juga Vico beneran suka sama aku.
            “ Aku tahu rahasia kamu.” Kata Vico serius dengan nada yang dingin. Hmm tumben – tumbennya Vico bicara serius gini. Biasanya kan becanda terus.
            “ Rahasia maksudnya ?” tanyaku.
            “ Udah deh Dy ! Aku tau kamu Lady. Kenapa sih kamu harus menyamar jado cowok segala ? Untungnya apa ? Kalau mau liburan, bilang terus terang ke aku, bukannya ngeboong gini ! “ kata Vico dengan suara tinggi. Vico kelihatan marah besar. Wajahnya sangar. Tubuhku bergetar. Aku mulai merasa takut pada Vico.
            “ Kenapa kamu begini ?” Tanya Vico lagi dengan nada yang semakin tinggi.
            “ Bukan.. bukan itu masalahnya. Aku Cuma mau tahu rahasia cowok untuk tips buat bahan majalah.” Kataku terbata – bata dan gugup. Entah mengapa tiba – tiba air mataku menetes saat mengucapkannya.
            “ Rahasia cowok.. ? Kamu sadar nggak sih ? Yang kamu lakuin ini keterlaluan tau nggak ?  Kamu tu cewek Lady ! Nggak seharusnya kamu kayak gitu ! Aku benar – benar gak suka sama kelakuan kamu. Sekarang aku mulai ngerasa, aku jadi tau kalau ternyata kamu terlalu berambisi.”
            “ Aku minta maaf “
            “ Mungkin kamu bisa boongin teman – teman aku. Tapi aku nggak . AKu tahu kamu Lady.”
            “ Tapi kenapa waktu itu kamu nganggep aku Dedy ?”
            “ Karna aku gak mau teman – teman aku tahu. Coba kamu piker, buat apa ku tidur di sofa ? Buat apa aku bantu kamu bawa barang ? Buat apa aku nyuruh kamu tidur duluan waktu kita mau nonton film porno ? Kenapa ? Karena aku tahu itu kamu !”
            “ Kenapa kamu lakuin itu ?”
            “ Kenapa ? Kamu masih Tanya kenapa ? Karena aku sayang sama kamu ! Tapi sekarang aku kecewa Lady ! Aku takut sama kamu sekarang, kamu terlalu ambisius. Kamu sadar nggak sih ? Kamu udah mulai gila. Saiko !”
            “ Aku mungkin ambisius.. tapi aku nggak suka kamu panggil aku saiko ! Aku nggak gila, aku Cuma mau majalahku diterima….. “
            “ Gak ! Menurut gue loe Cuma mau semua orang tau kalau loe itu pinta, loe yang terbaik, iya kan ?”
            “ Nggak.. gue Cuma mau diterima.. Gue Cuma mau..”
            “ Udahlah, nggak usah ngomong lagi. Gue capek sama loe. Holiday it’s over. Sekarang loe turun dari mobil gue. Loe pulang kerumah loe. Gue nggak peduli loe mau jadi Lady atau Dedy. Satu hal yang harus loe inget, loe nggak akan pernah tau rahasia cowok karena loe bukan cowok. Loe adalah cewek. Inget itu ! Sekarang silahkan turun !”
            “ Loe nggak usah ngusir gue kayak gitu. Gue juga akn turun dari mobil loe ini. Makasi atas liburannya. Kirimin aja rekening liburan gue, nanti gue bayar semuanya.”
            Aku keluar dari mobil Vico. Kubanting pintu dengan sekuat tenagaku. Vico langsung pergi meninggalkanku. Satu jam aku bertengkar dengan Vico. Kenapa aku sampai menangis ? Padahal biasanya dilabrak sekalipun aku gak pernah mengeluarkan airmata. Aku sadar aku salah. Aku memang terlalu berambisi. Aku memang keterlaluan. Aku memang gila. Kenapa pada saat memulia semua ini, aku tidak menyadarinya ? Aku tidak memikirkan apa akibatnya. Aku menyesal. Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Aku tidak ingin menjadi orang yang dibenci Vico.
            Aku mencopot semua alis palsu dan wig ini. AKu adalah Lady, aku bukan Dedy dan bukan siapapun.
            Kini aku memikirkan Vico. Sedang apa dia sekarang ? Apa mungkin dia memikirkanku ? Apa dia masih marah padaku ? Atau mungkin dia telah melupakanku dan sangat – sangat membenci aku. Tidak [ernah sedikitpun terlintas dipikiranku untuk dibenci Vico. Tapi aku sendiri yang telah melakukannya. Aku takut kehilangan Vico. Mungkinkah aku telah jatuh cinta ?
           

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates