Deadline !!
Kata - kata itu memang harus aku
ucapkan untuk situasi kali ini. Bagaimana tidak ? Kepala Sekolah hanya memberi
waktu satu minggu untuk membuat rancangan majalah. Ya walaupun yang diminta
oleh bapak kepala sekolah hanya berbentuk print out dengan jilid biasa aja,
tapi tetap aja aku rasa untuk meciptakan majalah yang bagus waktu itu singkat
sekali. Tapi aku yakin, aku pasti bisa memenangkan kompetisi ini.
Aku tidak ingin pemimpin Redaksi
yang sombong itu, Reisha memenangkan tantangan yang diberikan Kepala Sekolah
ini. Jujur aku tidak tahan melihat majalah yang buruk itu. jelas saja, karna
dibandingkan dengan sekolahku yang dulu, majalahku sangat bagus dibandingkan
sekolahku yang sekarang ini. Majalah bagus itu, tentunya tidak terlepas dari tanganku
sebagai pimpinan redaksi.
Dan kali ini, bukan bermaksud untuk
merebut kembali jabatan yang dulu lagi pernah aku tempati, tapi aku hanya ingin
memberikan majalah yang bagus untuk semua anak disekolah ini. Karna sayangkan
uang mereka yang telah dibayar melalui spp untuk sumbangan uang majalah, malah
sia - sia karna majalah yang buruk itu ? Berapa banyak uang mereka yang
terbuang hanya karna redaksi yang tidak kreatif. Untuk itu, adanya aku
sebagai
anak baru disekolah Harapan Bangsa ini memberikan warna yang baru untuk majalah
sekolah.
Tapi sepertinya rancangan
disekolahku yang dulu sangat membantu. Aku masih ingat, beberapa minggu sebelum
aku pindah, aku telah mengumpulkan beberapa rancangan untuk majalah terbaru
disekolahku yang dulu. Tapi sayang, rancangan itu tidak jadi digunakan karna
aku harus pindah kesekolahku yang baru sekarang. Dan kali ini, rancangan itu
sangat berguna bagiku.
Mulai dari kolom fashion, kolom
artis, kolom konser, dan kolom english semuanya telah terangkum dengan baik. Tapi
ada satu kolom yang sama sekali belum tersentuh apapun. Yaitu kolom tips. Aku
sama sekali belum memikirkan tips apa yang paling bagus, yang harus aku buat
untuk majalah ini. Hmm.. semoga saja, Reisha belum banyak bekerja. Karna aku
ingin Reisha sadar, kalau majalahnya masih jauh dari kata bagus. Seharusnya
Reisha bisa menerima masukan, bukannya malah sombong seperti perlakuannya
padaku itu. Semoga saja pintaku. ***
" Hey Lady-ku ! Kusut aja ni
wajahnya. Kenapa sayang ? Ada masalah sama tantangan Kepala Sekolah kemarin
?" Tanya Vico ketua osis yang menjadi teman baruku.
Oh ya, ada banyak hal yang harus
kamu ketahui tentang Vico. Dia adalah ketua osis. Tapi dandanannya sama sekali
tidak menunjukan seorang ketua osis. Jujur, aku saja kaget waktu tahu dari Buk
Dina kalau dia adalah ketua osis. Bayangkan saja, gaya Vico mirip dengan anak -
anak brandalan sekolah. Bagian bawah kemeja seragamnya keluar, dua kancing
bagian atasnya terbuka, untung aja ada kaos putih yang menutupi dadanya. Dan
ada satu lagi hal pentingnya, kelihatannya Vico seperti cowok badung, dan
playboy.
Aku berpendapat seperti itu sewaktu
pertama kenal dengan Vico karna cara bicaranya yang selalu mencoba untuk
merayuku. Tapi kalau dirayu oleh cowok setampan, seputih dan sekeren Vico, aku
yakin pasti tidak ada cewek yang bisa mengelak dari rayuannya. Pantas saja
kalau Vico begitu banyak digilai oleh cewek - cewek disekolahan ini. Tapi
bagiku, sikap Vico itu adalah sikap ramahnya pada semua orang. Meski terkadang
sikap Vico sering disalah artikan oleh cewek - cewek lain. Dan karena sikap
ramahnya inilah, Vico mempunyai banyak teman disekolah ini. Semua orang
disekolah ini, pasti mengenal siapa Vico.
" Sayang.. sayang ! Cukup Lady
! My name is-Lady. Gak ada pake KU dibelakangnya." Jawabku cukup tegas
pada teman baruku ini.
" Jutek banget sih, nggak kayak
biasanya. Ada apa sih ? "
" Gue mikirin soal rancangan
majalah itu Co."
" Ya elaaah.. pimpinan Redaksi sehebat
loe kok malah pusing. Udah tenang aja, gue yakin loe bisa ngalahin si Reisha
itu. Percaya deh sama gue." ucap Vico sangat ramah, dengan senyum
termanisnya itu.
" Semoga." Pintaku
" Kayaknya loe lagi sibuk ya
mikirin ini, padahal tadinya gue mau ngajak loe ke Puncak buat liburan. "
" Gue lagi mikirin ini Co. Maaf
ya." jawabku sedikit sedih karna menghilangkan kesempatan liburan gratis
sama cowok ter-Famous disekolah ini.
" Iya nggak papa, lagian juga
gue mikir dua kali kalau ngajak loe. Ya soalnya temen - temen cewek gue yang
katanya juga mau pergi, nggak jadi ikut. Jadi pada cowok semua yang pergi.
Nggak mungkin juga kan gue bawa loe. Kan acara cowok - cowok semua
jadinya."
" Yee.. tau gitu, kenapa malah
ngajak gue tadi ?" tukasku.
" Yaa.. kalau harapan gue kan
bisa liburan berdua aja ma loe, hehe." gombalnya Vico mulai lagi.
" Hmm... dasar loe !'
" Hehe.. becanda kali Dy. Nggak
mungkin juga kali."
***
Aduuuh.. tips apa ya yang bagus ?
Sampai malam ini, kepalaku tidak berhenti memikirkan tips apa yang paling
bagus. Ini baru mikirin ide, belum penelitian dan surveinya. Aduuh Lady.. ayo
berpikirlah dengan baik !
Dan great ! Tips menguak rahasia
cowok ! Sepertinya ide yang bagus. Mengetahui tingkah cowok yang sebenarnya
dibalik sikap topengnya didepan para wanita. Hmm.. aku rasa ini cukup menarik.
Okey, aku temukan ide yang cemerlang. Tapii...... bagaimana caranya untuk
mendapatkan datanya ??
" Lady... kakak boleh masuk
kamar nggak ?" itu suara kak Kina, kakak sepupuku. Semenjak kedua orangtuaku
meninggal karna kecelakaan satu bulan yang lalu, sekarang aku tinggal dirumah
tanteku,tante Ayu adik dari Mama. Dan kak Kina ini adalah anak Tante Ayu.
" Boleh kak ! Masuk aja !"
jawabku ramah.
" Gue sedih ! Gue bete ! Gue
kecewa ! Gue pengen marah ! Dan gue pengen teriak !" gerutu kak Kina
begitu duduk diranjangku, dengan wajah kesal dan sedihnya itu.
" Kenapa sih kak ? Ada masalah
sama Habib ?" Habib nama pacarnya Kak Kina. Mereka udah pacaran hampir
satahun.
" Bukan Habib, Habibi atau
apalah ! Tapi Habibah !" jawabnya dengan kesal.
" Hah ?! Maksudnya ? Aku nggak
ngerti kak."
" Jadi Habib itu, nama aslinya
Habibah. Dia itu aslinya cewek dek ! Dia nyamar jadi cowok, atau lebih tepatnya
aku bilang dia lesbi. Dia jadi cowok, dan suka sama cewek. Dan aku korbannya.
Bodohnya aku sama sekali nggak bisa bedain dia itu cewek atau cowok. Gue bego
banget ya jadi cewek ?" ucap Kak Kina sambil merengek, memeluk bantal
kamarku.
" Hah ? Masa sih ? Tapi
wajahnya kayak cowok banget ! Hebat banget penyamaran dia !" Ucapku kaget
setengah mati mendengarnya.
" Dia memang hebat, tapi guenya
bego ! Dan tadi dia jujur. Dia bilang dia sayang sama gue. Dan dia nggak mau
gue jadi korbannya. Jadi dia lebih milih jujur, supaya gue jauhin dia dan bisa
bahagia sama cowok yang sebenarnya. Bukan cowok jadi -jadian kayak dia."
" Kakak yakin yang dia omongin
benar ? Siapa tau ini cuma alasan dia buat bisa mutusin kakak." pendapatku
mencoba mengobat kesedihan hati kak Kina.
" Dia udah nunjukin semuanya ke
gue dek. Dan dia benar ! Huhu... padahal gue udah sayang banget sama dia. Eh
gak taunya malah gini." aku bisa rasakan bagaimana sedihnya hati kak Kina
saat ini. Aku sendiri tidak bisa membayangkan, kalau aku yang berada diposisi
kak Kina.
" Hmm.. sabar ya Kak. Gue
ngerti gimana perasaan loe."
Penyamaran ! Wow.. kayaknya aku
dapat ide yang hebat lagi kali ini. Cewek nyamar jadi cowok. Yap ! Aku harus
coba trik ini. Aku yakin aku akan dapat data yang akurat dari penyamaran ini
tentang tips-ku. Oh Thanks God ! Terima Kasih kakakku sayang ! :)
Dan ini waktunya, aku harus
menghubungi Vico malam ini juga. Tawaran Vico tadi, tidak boleh aku tolak. Aku
tidak mau mengulur waktu lagi. Karna
besok Sabtu pagi, Vico akan berangkat ke Puncak. Aku harus memberi tahu dia malam ini juga.
" Halo Vico ?"
" Ya Lady-ku sayang, ada apa
manis ?" jawab Vico dengan suara merdunya.
" Sory, gue ganggu loe malam
gini. Habisnya nggak ada waktu lagi, besok pagi loe udah berangkat kan ?"
tanyaku memastikan.
" Nggak Dy, gue berangkatnya
sore, kenapa emangnya ? Gak mau pisah ya dari gue ?"
" Jangan GR deh ! Ada adik
sepupu gue yang baru datang dari Jogja. Dia pengen liburan, tapi loe tahu
sendiri gue sibuk ngurus majalah ini. Loe mau ngajak dia buat acara loe besok
nggak ?"
" Hmm boleh ! Apa sih yang
nggak buat Lady-ku ini.. Siap - siap aja ya sodara loe. Besok sore gue jemput
kerumah loe, okey ?"
" Okey !" ucapku penuh
semangat.
***
Time to work ! Dari pagi sampai
siang inilah waktu yang masih tersisa untuk bisa merubah semua penampilanku.
Untuk melakukan penyamaran yang terbaik. Aku sudah mempersiapkan sebelumnya apa
saja yang harus aku perbuat untuk merubah total penampilanku manjadi cowok yang
sesungguhnya hari ini. Tadi malam aku mencoba mengingat kembali bagaimana
habibah bisa berubah menjadi habib. Dan aku menemukan jawabannya. Alis palsu
yang tebal dan berantakan, wig yang bondol kayak cowok sepertinya cukup. Pagi
ini juga, aku akan ke salon untuk merubah semuanya.
That’s Perfect ! Itu kata – kata
yang diucapkan Kak Kina sewaktu melihat penyamaranku. Kak Kina juga akan
membantu penyamaranku ini. Aku teah menceritakan semuanya pda Kak Kina,
berharap agar Kak Kina bisa ikut bersandiwara nantinya didepan Vico. Awalnya
Kak Kina tidak setuju, jelas saja karna hal ini akan membuat dia ingat kembali
dengan Habib, tapi setelah dengan berbagai rayuan mautku, akhirnya Kak Kina
setuju untuk bersandiwara didepan Vico nantinya.
“ Permisi non, ada cowok yang datang
namanya Vico.” Kata
“ Okey saatnya gue bersandiwara.”
Ujar Kak Kina.
“ Makasi kakakku sayang.” Jawabku
tersenyum manis.
“ Halo Vico.”
“ Hai kak, Ladynya mana ?”
“ Lady lagi keluar tadi cari
bahannya buat bikin majalah gitu.”
“ Laah.. trus saudaranya itu gimana
?”
“ Ada kok didalen, kan saudaranya
kakak juga Co. Bentar ya, Dedy !”
Jangan heran dengan peran baru
bernama Dedy. Dedy adalah Lady yang menjadi cowok. Aku memilih nama itu karena
aku pikir nama itu yang cocok. Nama asli aku Lady, nama samaran Dedy. Dua –
duanya mempunyai bunyi rima yang sama, jadi aku rasa pas ! Haha.
“ Hai, gue Dedy. Sepupu Ladu sama
Kak Kina.”
“ Gue Vico. Panggil aja Ico.” Kata
Ico menjabat tanganku. Tapi jabatan tangan Ico kali ini sangat jauh berbeda
dengan jabatannya denganku-Lady saat pertama kali kita kenalan dulu. Dengan
Bima, jabatan tangannya keras, sedangkan dengan aku yang dulu terasa lembut dan
hangat. Kali ini benar – benar terasa kalau Vico seorang cowok.
“ Udah siap ?” tanya Vico.
“ Udah.”
“ Ayo berangkat.”
Penyamaran dimulai. Aku dan Vico
langsung masuk ke mobil. Di mobil Vico sudah ada beberapa teman cowoknya yang
lain. Vico bilang selain liburan, tujuan mereka juga mengikuti lomba band
disana. Vico memperkenalkan satu per-satu temannya. Dan untuk pertama kalinya,
aku merasa berada ditengah – tengah cowok.
Vico melajukan mobilnya, aku duduk
disebelah Vico. Sepanjang jalan mereka bercanda saling mengejek sesama mereka.
Lalu bercerita tentang cewek yang nggak aku kenal. Mereka juga sempat bersuit –
suit ria pada cewek – cewek yang berada di pinggir jalan. Dan ternyata cowok
paling suka berbicara hal yang berbau porno. Mereka sungguh bersemangat saat
membicarakannya, terutama Yobi. Bahkan Yobi juga sudah membawa bekal untuk
mereka tonton disana. Tapi meski begitu, aku sama sekali tidak merasa risih.
Mungkin karena ada Vico disamping aku.
Sesampainya di Vila tempat
penginapan mereka, Vico langsung memilih kamar depan. Vico bilang dia akan
tidur denganku. Yobi dengan Zico, Andre dengan Tian. Kamarnya hanya ada tiga,
jadi sangat pas sekali pembagiannya. Tapi yang membuatku berpikir lagi, mungkin
seorang Dedy tidak akan masalah tidur dengan Vico, tapi seorang Lady ? Apa
Kabarnya ? Dedy adalah Lady ! Hmm.. aku harus cari cara untuk tidur nanti
malam. Lebih baik aku tidur disofa saja nanti dengan cara pura – pura tidur.
“ Ded, bantu gue angkatin barang yuk
!” ajak Tian.
“ Okey” kataku.
Aku pikir yang akan mengangkat
barang dari mobil semuanya, eh ternyata tidak. Hanya aku dan Tian. Satu hal
lagi yang bisa aku ambil dari bagaimana cowok,
tenyata cowok punya jiwa setia kawan yang tinggi dan semangat gotong
royong juga. Tian bersedia mengambil semua barang mereka dan yang lainnya bagi
tugas. Berbeda sekali dengan aku dan teman – teman, mana ada yang mau angkatin
barang punya orang ? Punya sendiri aja udah susah, malah bawain punya yang lain
lagi.
“ Loe bawa dua, biar gue bawa yang
lainnya ya.” Kata Tian.
“ Okey.” Jawabku santai.
Dan hasilnya ! Aku merasa nggak
kuat. Aku pikir barangnya ringan, eh ternyata sangat berat. Ni cowok pada bawa
apa ya sampai seberat ini ? Gimana caranya mau bawa ke dalam ?
“ Sini biar gue aja yang bawa. Loe
istirahat aja didalem.” Kata Vico yang tiba – tiba muncul.
Oh Vico, Dewa penolongku !
Terimakasih Vico kamu datang tepat waktu.
“ Makasih ya.” Ujar Dedy.
Setelah kemas barang selesai, mereka
semua berisitirahat. Andre mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Andre
mengeluarkan sebungkus rokok, dan saling berbagi satu sama lain.
“ Ambil aja Ded, gak bayar kok.
Hehe” kata Andre.
“
Dedy nggak ngerokok !” kata Vico tiba – tiba.
Apa
maksud Vico ? Aku kan belum bilang apa –
apa sama dia. Sok tau banget Vico. Kalau Lady memang nggak merokok, tapi kalau
Dedy ? Belum tentu juga kan ? Tapi aku malah bersyukur dengan jawaban Vico.
Karna jawaban Vico sangat membantuku. Lagi – lagi, Vico jadi dewa penolongku.
“Gue
lagi batuk.” Lanjtku kemudian.
“
Malam ini kita tonton bekal gue tadi ya.” Ajak Yobi.
Haduuh
! Mampus aku ! Jangan – jangan yang dimaksudkan Yobi bekalnya yang tadi. Nggak
mungkin aku juga ikutan nonton bareng mereka. Semuanya kan cowok ! Ini sama
sekali nggak lucu. Aku harus cari akal, supaya nggak nonton bareng mereka.
“ Loe
tidur aja dikamar, kayaknya loe cape banget.” Ujar Vico pada Dedy. Oh Vico…
Thanks ! Aku tidak tau lagi harus untuk
yang keberapa kali bilang kalau kamu adalah dewa penolongku. Kamu benar – benar
menyelematkan dari semua ini.
Cuaca
pagi di vila benar – benar dingin. AKu sendiri tidak mau keluar dari selimut
tebalku ini. Tapi…. Tunggu dulu ! Aku tidur dimana sekarang ? Gawat ! Semalaman
aku tidur dikamar. Vico !! AKu langsung bangun melihat disampingku, memastikan
ada Vico atau tidak. Dan ternyata aku tidur sendiri. Lalu kemana Vico. Bergegas
aku langsung keluar kamar. Vico ternyata tidur di sofa sendiri. Teman –
temannya yang lain pasti sudah masuk kamar. Tapi mengapa Vico malah tidur
sendirian diluar ya ? Hmm mungkin ketiduran, pikirku.
***
Hari ini Vico akan tampil dengan
bandnya di festival band kota ini. Band Vico ternyata sudah terkenal. Hanya aku
saja yang tidak mengetahui lebih jauh bagaimana tentang Vico. Banyak gadis –
gadis disana yang mengidolakan Vico ternyata. Hmm.. andaikan saja aku jadi
Lady, aku pasti akan sangat bangga berada dibalik panggung bersama Vico. Pasti
banyak gadis – gadis yang iri diluar sana. Tapi sayang, aku sekarang sebagai
Dedy bukan Lady. Jadi hal itu tidak mungkin terjadi.
“
Malam ini juga kita pulang Ded.” Kata Vico pada Dedy.
Pulang
? Hah.. cepat sekali rasanya liburan ini. Belum banyak informasi yang aku tau
tentang bagaimana cowok. Banyak rahasia cowok yang belum bisa aku dapatkan.
Kalau soal yang aku sebutkan sebelumnya tadi, juga semua cewek juga pada tahu.
Itu sudah menjadi rahasia umum. Lalu apa sebenarnya rahasia cowok yang nggak
pernah terungkap ? Atau mungkin cowok nggak punya rahasia ?
Vico
mengantarkan temannya satu per satu. Dimulai dari Zico, Andre, Tian dan Yobi.
Dan sekarang, saatnya Vico mengantar Dedy pulang.
“
Kita ke Cempaka dulu ya ! Ada yang mau gue omongin sama loe.” Kata Vico.
Hmm
Vico ngomongin apa ya ? Kayaknya Vico mau minta tolong sama Dedy, untuk
comblangin dia sama Lady. Masa aku bantuin diriku sendiri sih ? Hehe.. kok aku
jadi geer sendiri ya ? elum tentu juga Vico beneran suka sama aku.
“ Aku
tahu rahasia kamu.” Kata Vico serius dengan nada yang dingin. Hmm tumben –
tumbennya Vico bicara serius gini. Biasanya kan becanda terus.
“
Rahasia maksudnya ?” tanyaku.
“
Udah deh Dy ! Aku tau kamu Lady. Kenapa sih kamu harus menyamar jado cowok
segala ? Untungnya apa ? Kalau mau liburan, bilang terus terang ke aku,
bukannya ngeboong gini ! “ kata Vico dengan suara tinggi. Vico kelihatan marah
besar. Wajahnya sangar. Tubuhku bergetar. Aku mulai merasa takut pada Vico.
“
Kenapa kamu begini ?” Tanya Vico lagi dengan nada yang semakin tinggi.
“
Bukan.. bukan itu masalahnya. Aku Cuma mau tahu rahasia cowok untuk tips buat
bahan majalah.” Kataku terbata – bata dan gugup. Entah mengapa tiba – tiba air
mataku menetes saat mengucapkannya.
“
Rahasia cowok.. ? Kamu sadar nggak sih ? Yang kamu lakuin ini keterlaluan tau
nggak ? Kamu tu cewek Lady ! Nggak
seharusnya kamu kayak gitu ! Aku benar – benar gak suka sama kelakuan kamu. Sekarang
aku mulai ngerasa, aku jadi tau kalau ternyata kamu terlalu berambisi.”
“ Aku
minta maaf “
“
Mungkin kamu bisa boongin teman – teman aku. Tapi aku nggak . AKu tahu kamu
Lady.”
“
Tapi kenapa waktu itu kamu nganggep aku Dedy ?”
“
Karna aku gak mau teman – teman aku tahu. Coba kamu piker, buat apa ku tidur di
sofa ? Buat apa aku bantu kamu bawa barang ? Buat apa aku nyuruh kamu tidur
duluan waktu kita mau nonton film porno ? Kenapa ? Karena aku tahu itu kamu !”
“
Kenapa kamu lakuin itu ?”
“ Kenapa
? Kamu masih Tanya kenapa ? Karena aku sayang sama kamu ! Tapi sekarang aku
kecewa Lady ! Aku takut sama kamu sekarang, kamu terlalu ambisius. Kamu sadar
nggak sih ? Kamu udah mulai gila. Saiko !”
“ Aku
mungkin ambisius.. tapi aku nggak suka kamu panggil aku saiko ! Aku nggak gila,
aku Cuma mau majalahku diterima….. “
“ Gak
! Menurut gue loe Cuma mau semua orang tau kalau loe itu pinta, loe yang
terbaik, iya kan ?”
“
Nggak.. gue Cuma mau diterima.. Gue Cuma mau..”
“
Udahlah, nggak usah ngomong lagi. Gue capek sama loe. Holiday it’s over.
Sekarang loe turun dari mobil gue. Loe pulang kerumah loe. Gue nggak peduli loe
mau jadi Lady atau Dedy. Satu hal yang harus loe inget, loe nggak akan pernah
tau rahasia cowok karena loe bukan cowok. Loe adalah cewek. Inget itu !
Sekarang silahkan turun !”
“ Loe
nggak usah ngusir gue kayak gitu. Gue juga akn turun dari mobil loe ini. Makasi
atas liburannya. Kirimin aja rekening liburan gue, nanti gue bayar semuanya.”
Aku
keluar dari mobil Vico. Kubanting pintu dengan sekuat tenagaku. Vico
langsung pergi meninggalkanku. Satu jam aku bertengkar dengan Vico. Kenapa aku
sampai menangis ? Padahal biasanya dilabrak sekalipun aku gak pernah
mengeluarkan airmata. Aku sadar aku salah. Aku memang terlalu berambisi. Aku memang
keterlaluan. Aku memang gila. Kenapa pada saat memulia semua ini, aku tidak
menyadarinya ? Aku tidak memikirkan apa akibatnya. Aku menyesal. Apa yang harus
aku lakukan sekarang ? Aku tidak ingin menjadi orang yang dibenci Vico.
Aku
mencopot semua alis palsu dan wig ini. AKu adalah Lady, aku bukan Dedy dan
bukan siapapun.
Kini
aku memikirkan Vico. Sedang apa dia sekarang ? Apa mungkin dia memikirkanku ?
Apa dia masih marah padaku ? Atau mungkin dia telah melupakanku dan sangat –
sangat membenci aku. Tidak [ernah sedikitpun terlintas dipikiranku untuk
dibenci Vico. Tapi aku sendiri yang telah melakukannya. Aku takut kehilangan
Vico. Mungkinkah aku telah jatuh cinta ?
0 komentar:
Posting Komentar