Minggu, 28 Oktober 2012

Cerbung : MEMORI BOLA MATA CINTA ( Part 1 )



“ Sudah 15 menit. Hmm Igo pasti datang. Bersabarlah Gi. “ Ujar Gina didalam hatinya sembari tersenyum menatap langit – langit yang begitu cerah malam itu.
                Tatanan lampu taman menerangi setiap pandangan Gina dalam segala arah. Kursi rotan berwarna coklat pekat menjadi alas bersandar Gina ditaman yang memberikan cerita banyak pada dirinya itu. Malam minggu yang sudah biasa menjadi malam istimewa bagi setiap pasangan yang menghabiskan waktunya bersama. Dan taman ini juga menjadi tempat tujuan mereka.
                Gadis itu selalu tersenyum saat melihat setiap tingkah pasangan yang ada didepan matanya. Diujung taman dengan sedikit kegelapan, sepasang kekasih itu duduk dengan mesra sambil mengacungkan jarinya menunjuk bintang – bintang yang bertebaran dengan indah di langit yang hitam itu. Tidak jauh dari tempat duduk Gina sepasang kekasih sedang asyik berebutan makanan. Senyum Gina pun terpancar saat melihat tingkah lucu mereka. Satu pasangan lagi sedang bertengkar hebat dengan suara yang cukup lantang. Seperti tak memedulikan keberadaan mereka didepan umum. Lagi – lagi senyum tipis yang begitu indah dari mulut mungil Gina muncul saat melihatnya. Semua hal yang terjadi didepan matanya adalah setiap fase yang juga pernah dia lalui. Dan terakhir, pandangan itu terhenti tepat pada gadis yang duduk sendirian didepan Gina.
                “ Dia pasti sedang menunggu pacarnya.” Tebak Gina yang juga mengalami hal  sama dengan gadis didepannya itu.
                “ Kalo kamu nggak perlu nunggu lagi, aku disini.” Terdengar suara laki – laki yang tiba datang menghampiri Gina.
                Tubuh tegap tinggi dengan kulit putih berdiri dihadapan Gina. Tatapan mata yang begitu indah dengan bulu mata yang menyentuh punggung matanya. Pria berhidung mancung itu datang dengan setangkai bunga dan memberikan senyum terindahnya pada gadis yang sangat ia cintai itu. Celana jeanz dan baju kaos putih dilampisi jacket kulit coklat membaluti tubuh pria itu.
                “ Maaf aku telat. Konsernya baru selesai setengah jam yang lalu. Aku pikir Cuma dua jam, tapi ternyata lebih. “ jelas Igo yang berprofesi sebagai vocalis band yang terkenal.
                “ Nggak papa kok. Aku ngerti. Yang aku takutin hanya kamu lupa hari ini dan nggak akan datang kesini.” Jawab Gina.
                 “ Ya nggak mungkin aku lupa lah. Tiga tahun kita selalu rayain tanggal ini disini. Dan sampai sekarang tetap sama, nggak ada yang berbeda.”
                “ Ada kok, tiga tahun yang lalu kamu masih orang biasa. Tapi sekarang kamu sudah menjadi artis yang dikenal banyak orang.” Timpal Gina.
                “ Tapi cinta aku tetap sama, dulu, sekarang dan selamanya. Hanya buat kamu.” Jawab Igo memegang kedua tangan Gina dengan tatapan yang begitu indah.
                Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi Igo dan Gina. Tepatnya tanggal 9 September saat tiga tahun yang lalu mereka mulai memantapkan hati untuk menjadi sepasang kekasih. Begitu banyak kisah dan rintangan yang mereka lalui dalam tiga tahun ini untuk tetap mempertahankan hubungannya. Dan begitu banyak hal yang telah berubah hingga tanggal ini kembali tiba di tahun yang berbeda.
                Sembilan September 2012 ditahun ini akan menjadi saksi baru bagi hubungan mereka. Igo yang dulu orang biasa, kini sudah menjadi artis yang banyak digilai wanita. Suara merdu dan syair – syair lagu yang indah dari bandnya membuat band Igo menjadi band yang cukup diperhitungkan dalam dunia musik di negara ini. Tapi semuanya tak pernah menyurutkan cinta dan sayangnya pada gadis yang telah banyak memberinya arti kehidupan itu. Semua hal, tawa senang dan sedih mereka lalui bersama. Mulai dari keadaan nol menjadi keadaan yang sangat bernilai. Mereka tetap bersama.
                Igo mangaruk – ngaruk kantong celananya, tampak ingin mengambil sesuatu didalamnya. Sebuah kotak kecil berwarna merah dikeluarkan Igo. Perlahan Igo membukanya sambil duduk dibawah tepatnya dihadapan Gina yang duduk diatas kursi. Sambil bersimpuh Igo membukakannya dan memperlihatkan isinya kepada Gina.
                “ Will you be my future ?” senyum Igo diiringi tatapan serius yang dalam, mengiringi setiap kata yang keluar dari mulutnya. Gina tersenyum bahagia mendengarnya, meski belum bisa berkata apa – apa menjawab pertanyaan Igo.
                “ Kok malah senyum aja ? bukannya dijawab.” Tutur Igo dengan nada manjanya pada Gina. Gina tetap saja masih diam dan hanya bisa tersenyum saat Igo berbicara.
                “ Atau pertanyaannya kurang jelas ya ? Yaudah aku ganti ya. Hmmm... Do you want to married with me ? “ Tanya Igo lagi dengan serius.
                Gina langsung mengangguk iya dengan bahagia saat mendengar pertanyaan terakhir dari Igo. Kotak merah yang berisikan cincin langsung diambil Gina dan menyuruh Igo untuk memasangkan cincinya pada Gina. Dengan semangatnya Igo langsung memakaikan cincin dijari manis Gina. Tepat tiga tahun hubungan mereka kini telah berganti menjadi sepasang tunangan yang siap untuk menikah.
                “ Aku nggak bawa mobil, tadi aku minta anterin Bang Joko aja kesini. Kita pulang jalan kaki ya, kita nikmatin malam ini .” Ajak Igo dengan senyum indah yang nggak pernah lepas dari bibirnya itu.
                Igo menggandeng tangan Gina melewati setiap jalanan yang ada. Tak peduli banyak pasang bola mata yang melihat sang vocalis ternama itu jalan kaki dengan pacarnya yang begitu cantik melewati setiap jalanan yang ada di kota metropolitan itu.
                Gina bersandar manja pada bahu Igo. Bola mata indahnya tak pernah terlepas dari wajah Igo yang ada dihadapannya sekarang. Baginya saat ini dia hanya ingin selalu melihat Igo, dan terus melihatnya seakan – akan hari inilah terakhir dia bisa melihat kekasihnya itu. Mimpi buruk yang selalu menghantuinya akhir – akhir ini menjadi kecemasan tersendiri baginya. Saat ia melihat Igo tak lagi mencintainya di mimpi itu. Saat Igo sudah menemukan seseorang yang baru dalam hidupnya yang begitu ia cintai. Ketakutan itulah yang membuat Gina tak pernah hentinya memandang Igo yang sampai detik ini masih sangat mencintainya.
                “ Kamu lapar nggak ? Kita beli kacang rebus dulu yuk disana.” Ajak Igo pada tunangannya itu.
                “ Iya aku mau.” Jawab Gina dengan semangat.
                “ Kamu tunggu disini ya. Biar aku yang nyeberang kesana belinya.” Tutur Igo.
                Gina berdiri ditepi jalan menunggu Igo yang telah menyeberang jalan membeli makanan untuknya. Pandangan Gina tak pernah henti dari cowok ganteng satu itu. Meskipun kini masing – masing mereka berada diseberang jalan yang berbeda, pandangan mata mereka tetap saling berhadapan satu sama lain. Saling melemparkan senyum sayang pada kekasihnya itu.
                “ Ni Mas uangnya. Makasi ya Mas. “ tutur Igo mengakhiri pembeliannya diseberang jalan itu.
                Dengan langkah kaki yang begitu semangat untuk menghampiri kekasihnya yang sudah menunggu diseberang sana, Igo berjalan begitu cepat dan tak mengalihkan pandangannya pada Gina. Begitu juga dengan Gina yang sudah girang menanti datangnya Igo dengan bungkusan kacang itu.
                Pandangan Gina mulai beralih ke arah jalanan tepat disebelah kirinya. Mobil sedan hitam yang melaju begitu kencang menuju arah Igo berjalan. Gina mulai panik saat Igo tidak memperhatikan jalannnya, tapi malah tetap menatap Gina saja.
                “ Igo awas itu ada mobil !” teriak Gina sekerasnya – kerasnya pada Igo.
                “ Apaa ? “ Igo tidak mendengar suara Gina yang terkalahkan dengan suara bising dijalanan. Di benak Igo, teriakan Gina ingin dirinya cepat sampai karena terlalu lama menunggunya. Igo malah mempercepat langkahnya tanpa memedulikan jalan yang ia lewati.
                “ Awas Igo ! “ Teriak Gina lagi.
                Saat mobil sudah mulai mendekat, saat itu juga langkah kaki Gina dengan spontan berlari menghampiri Igo yang begitu dekat dengan mobil itu. Gina langsung melompat berusaha untuk selamatkan Igo.
                “ Awas Igo Mobil !!” teriak Gina saat mendapati tubuh Igo.
                Plaaaaaaaaaaaaaaaaaak ! Kedua tubuh mereka terhempas keras begitu jauh dari tempat mereka ditabrik mobil sedan berwarna hitam itu. Mereka tak sadarkan diri dalam luka yang sangat parah.
                                                                                                ***
                Hening dalam kebisuan saat semua orang terpaku menatap tetes – tetes air yang mengalir dalam dua botol infus diruangan yang berbeda. Keadaan parah yang cukup mengenaskan bagi dua pasangan ini. Keluarga hanya bisa terdiam dalam isak tangis yang cukup dalam dihatinya. Saat menyaksikan keluarga mereka terbaring lemah diranjang rumah sakit.
                Kepedihan yang cukup dalam terlihat dari keluarga Gina yang kini terbaring lemah dengan balutan benang dikepalanya, tanda lukanya memerlukan jahitan yang cukup banyak. Hingga detik ini Gina masih dalam keadaan koma. Mata Gina yang terlihat seperti lebam tak mampu untuk terbuka.
                “ Ada benturan keras dari serpihan kaca mobil yang menimpa mata Gina. Banyak kemungkinan hal ini akan menyebabkan kebutaan pada mata Gina.” Tutur Dokter pada keluarga Gina.
                “ Lalu bagaimana dengan Igo dokter ? Apa ada yang cukup parah ? “ tanya keluarga Igo.
                “ Dada Igo cukup terbentur keras, kami masih memeriksa bagian dalam Igo yang kelihatannya sangat parah. Berdoalah agar keadaan baik – baik saja.” Jawab Dokter lagi.
                                                                                                ***
                Mereka terbaring lemah dan tak sadarkan diri dalam beberapa hari secara bersamaan. Tapi tepat dihari ketiga mereka dirawat, Igo mulai sadarkan diri. Tapi tetap saja Igo belum bisa untuk keluar dari rumah sakit ini. Bagian dalam Igo jauh mempunyai luka yang cukup dalam dibandingkan keadaan luarnya.
                “ Gina dimana Ma ? Bisa antar Igo keruangannya ? “ tanya Igo saat Mamanya usai menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan keadaan Igo.
                Mama Igo melirik pada suster yang sedang memeriksa keadaan Igo. Memastikan apakah Igo bisa sudah diperbolehkan untuk jalan.
                “ Mari saya antar keruangannya Gina.” Jawab suster yang menyadari lirikan mata Mama Igo.
                Dengan berjalan tertatih – tatih, Igo mengikuti langkah suster yang menuntunnya. Langkah Igo terhenti mendapati kekasihnya masih jua tak sadarkan diri dengan keadaan mata yang cukup bengkak dan balutan benang dikepalanya.
                “ Bisa tinggalin saya sendiri disini Sus ? Nanti kalau ada apa – apa, saya akan langsung panggil suster. “ pinta Igo pada suster yang awalnya berdiam diri menjaga mereka.
                “ Baik Mas. Nanti kalau ada apa – apa, langsung pencet   tombol itu ya.” Tunjuk suster pada tombol yang melekat didinding dibelakang ranjang Gina. Igo mengangguk pelan.
                Air mata itu tiba – tiba saja jatuh mengalir di pipi Igo. Digenggamnya tangan Gina erat – erat oleh Igo. Menatap dalam sebuah harapan akan kesadaran yang begitu ditunggu olehnya. Sambil mengecup punggung tangan, Igo berdoa dalam harapan yang dalam. Berharap Gina akan baik – baik saja.
                “ Bangun sayang. Aku ada disini. Aku ingin kita lanjutin mimpi kita ditaman.” Tutur Igo dalam isak tangis yang cukup tertahan dalam bibirnya.
                Jari jemari itu mulai bergerak perlahan mencoba menyam,bungkan arwahnya yang mungkin terlepas dari jasadnya selama beberapa hari ini. Mata yang indah dari pria berkulit putih itu langsung terbangun saat mendapati tangan yang ia genggam mulai bergerak.
                “ Gi.. kamu sadar ? Gi bangun sayang. Ini aku. “ terdengar lagi suara harapan dari Igo.
                Bulu mata yang lentik mulai bergerak saat matanya mencoba membuka temukan warna – waran dalam penglihatannya. Tapi sayang, saat mata itu terbuka yang ada hanya warna kelabu yang kelam. Tak ada warna – warni lagi dalam kehidupan.
                “ Gi... kamu bisa dengar aku ? Kamu bisa jawab pertanyaan aku ? “ Tanya Igo lagi memastikan Gina benar – benar sadar.
                “ Ada apa dengan mata aku ? Kenapa aku sama sekali tidak bisa melihat apa – apa ? “ tanya gadis itu saat mulai membuak suaranya.
                Sontak Igo terkejut mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Gina. Meskipun orangtua Igo telah menjelaskan lebih dulu sebelumnya, Igo masih belum bisa percaya kalau Gina akan menjadi buta. Tangisan dalam diam pun kembali terurai dalam suasana yang begtiu hening diruangan itu dari Igo.
                “ Ini hanya sementara sayang. Setelah operasi,kamu akan bisa melihat lagi kok.” Hibur Igo yang berusaha berbohong untuk tenangkan hati Gina.
                “ Sayang ? Kamu siapa ? “ tanya Gina dalam tanda tanya yang cukup besar saat mendengar suara laki – laki yang sedang berbicara dengannya sedari tadi. Satu pertanyaan lagi yang membuat Igo cukuop terhenyak dalam kaget yang luar biasa, saat Gina mulai tak mengenali suara Igo lagi.
                “ Aku Igo. Kekasih kamu, tunangan kamu sayang. Mungkin suara aku sedikit berubah karena belum terlalu pulih sakit aku, makanya kamu sampai nggak sadar gini. “ ujar Igo lagi untuk menghibur hatinya yang cukup pilu.
                “ Sakit yang pulih ? Memangnya aku sekarang dimana ?” tanya Gina lagi yang tampak bingung dengan kejadian apa yang telah menimpa dirinya.
                “ Kamu lagi dirumah sakit sayang. Tiga hari yang lalu kita kecelakaan bersama. Dan sekarang kita baru siuman. “ ucap Igo berusaha menjelaskan.
                “ Kecelakaan ? Bersama siapa ? “ pertanyaan Gina semakin aneh. Ketidaktauan sama sekali yang menimbulkan tanda tanya begitu besar oleh orang yang mendengarkannya tentang keadaan Gina sekarang. Igo semakin heran dan takut dalam kecemasan melihat keadaan Gina yang ada dihadapannya sekarang. Sepengetahuan Igo dari keluarganya, Dokter hanya bilang kalau Gina akan buta. Tapi kenapa kenyataan yang sekarang malah bertambah ? Gina terlihat seperti orang yang sama sekali tidak mengingat kejadian apapun yang menimpa dirinya. Ketakutan akan hilang ingatan langsung bergelayutan dalam benak Igo.
                “ Sama aku Gi. Tunangan kamu, Igo. Kecelakaan setelah kita selesai merayakan anniversary kita. “ jelas Igo lagi berusaha mengingatkan kejadian yang ada pada Gina.
                “ Igo ? Igo siapa ? Anniversary apa ? Aku sama sekali nggak ingat. Aku nggak tahu apa – apa.” Jawab Gina dalam kebingungan dan tanda tanya yang cukup dalam.
 ***
               

Kamis, 25 Oktober 2012

Sinopsis Novel Circle In Love ( Love In Cycle ) by Tria Dara Andiza

Love In Cycle

      Sebuah perputaran dalam cinta. Aku menemukan lingkaran cinta dan kehidupan saat aku bertemu dengan wajah orang - orang yang aku sayang, Rifel, Rafel, dan Voza. aku berada dalam dua cinta anak kembar, sebelum aku bertemu dengan gadis berparas cantik yang beprofesi sebagai model yang terkenal itu. Ada banyak perbedaan pada kembar ini. Rifel yang begitu lemah untuk menyatakan cinta kepadaku, Rafel yang begitu keras dan belum pernah menemukan cinta sejatinya kurasa. Dan Voza, gadis malang yang masuk tiba - tiba dalam kehidupan kami bertiga. Aku yakin dia yang dikirimkan Tuhan untuk membawaku kembali ke pangkuan rifel yang telah lebih dulu pergi meninggalkan kami berdua. Rifel yang telah pergi dengan satu sayapnya melukiskan cintanya yang masih saja tertinggal dihatiku. Rifel dalam wajah yang lemah bersatu dengan tubuh Rafel yang begitu tegas dan keras. Sedangkan aku hanya mempunyai satu sayap yang membuat bingung bagaimana cara untuk mendapatkan satu sayapnya lagi. Aku masih mempunyai Rafel yang selama ini bersamaku. Aku tidak mungkin meninggalkannya dalam kesendirian. Dan gadis malang itu datang, membawa perputaran dalam kehidupannya, membawa kisah cintanya bersama Yezzi yang begitu menyakitkan. Hingga membawanya kedalam jeruji besi yang dingin. Perputaran roda dalam kehidupannya, seketika berubah menjadi perputaran dalam cinta kami bertiga. Gadis malang berwajah yang sangat cantik, namun harus ternoda dengan goresan luka di pipinya karena sakitnya sebuah cinta dalam kehidupan yang nyata. Kehadirannya membawa cinta dihati Rafel, aku bisa rasakan itu. Meski terkadang sering terucap amarah dari mulut Rafel padanya karena membuat adiknya Rifel meninggal. Tapi aku bisa tau dibalik amarah itu terucap kata cinta untuk gadis berparas cantik itu. Aku beruntung menemukannya.
        Aku baluti selendang mengajaknya kembali menuju kehidupan yang indah. Dengan uluran tangan Rafel yang membawanya kepada cinta sejati yang sesungguhnya. Dan saat itulah, Rifel mengulurkan tangannya padaku, Membawaku untuk menyatukan sayap - sayap yang telah patah itu. Untuk menjadikan cinta kita bersatu setelah sekian lama terpisah. Semuanya bagiku seperti perputaran. Aku................. Deluna. Kisahku yang dulu bersama Rafel, berputar menuju Rifel. Dan rafel yang dulunya bersamaku, berbalik arah untuk berputar menuju cinta Voza.

Love In Cycle
Sebuah kisah cinta yang begitu menarik serta terdapat banyak konflik dan cerita yang pelik dalam sebuah fenomena kehidupan.

Template by:

Free Blog Templates