“ Sudah 15
menit. Hmm Igo pasti datang. Bersabarlah Gi. “ Ujar Gina didalam hatinya
sembari tersenyum menatap langit – langit yang begitu cerah malam itu.
Tatanan
lampu taman menerangi setiap pandangan Gina dalam segala arah. Kursi rotan
berwarna coklat pekat menjadi alas bersandar Gina ditaman yang memberikan
cerita banyak pada dirinya itu. Malam minggu yang sudah biasa menjadi malam
istimewa bagi setiap pasangan yang menghabiskan waktunya bersama. Dan taman ini
juga menjadi tempat tujuan mereka.
Gadis itu selalu tersenyum saat melihat setiap
tingkah pasangan yang ada didepan matanya. Diujung taman dengan sedikit
kegelapan, sepasang kekasih itu duduk dengan mesra sambil mengacungkan jarinya
menunjuk bintang – bintang yang bertebaran dengan indah di langit yang hitam
itu. Tidak jauh dari tempat duduk Gina sepasang kekasih sedang asyik berebutan
makanan. Senyum Gina pun terpancar saat melihat tingkah lucu mereka. Satu
pasangan lagi sedang bertengkar hebat dengan suara yang cukup lantang. Seperti
tak memedulikan keberadaan mereka didepan umum. Lagi – lagi senyum tipis yang
begitu indah dari mulut mungil Gina muncul saat melihatnya. Semua hal yang
terjadi didepan matanya adalah setiap fase yang juga pernah dia lalui. Dan
terakhir, pandangan itu terhenti tepat pada gadis yang duduk sendirian didepan
Gina.
“ Dia pasti sedang menunggu pacarnya.” Tebak Gina
yang juga mengalami hal sama dengan
gadis didepannya itu.
“ Kalo kamu nggak perlu nunggu lagi, aku disini.”
Terdengar suara laki – laki yang tiba datang menghampiri Gina.
Tubuh tegap tinggi dengan kulit putih berdiri
dihadapan Gina. Tatapan mata yang begitu indah dengan bulu mata yang menyentuh
punggung matanya. Pria berhidung mancung itu datang dengan setangkai bunga dan
memberikan senyum terindahnya pada gadis yang sangat ia cintai itu. Celana
jeanz dan baju kaos putih dilampisi jacket kulit coklat membaluti tubuh pria
itu.
“ Maaf aku telat. Konsernya baru selesai setengah jam
yang lalu. Aku pikir Cuma dua jam, tapi ternyata lebih. “ jelas Igo yang berprofesi
sebagai vocalis band yang terkenal.
“ Nggak papa kok. Aku ngerti. Yang aku takutin hanya
kamu lupa hari ini dan nggak akan datang kesini.” Jawab Gina.
“ Ya nggak
mungkin aku lupa lah. Tiga tahun kita selalu rayain tanggal ini disini. Dan
sampai sekarang tetap sama, nggak ada yang berbeda.”
“ Ada kok, tiga tahun yang lalu kamu masih orang
biasa. Tapi sekarang kamu sudah menjadi artis yang dikenal banyak orang.”
Timpal Gina.
“ Tapi cinta aku tetap sama, dulu, sekarang dan
selamanya. Hanya buat kamu.” Jawab Igo memegang kedua tangan Gina dengan
tatapan yang begitu indah.
Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi Igo dan
Gina. Tepatnya tanggal 9 September saat tiga tahun yang lalu mereka mulai
memantapkan hati untuk menjadi sepasang kekasih. Begitu banyak kisah dan
rintangan yang mereka lalui dalam tiga tahun ini untuk tetap mempertahankan
hubungannya. Dan begitu banyak hal yang telah berubah hingga tanggal ini
kembali tiba di tahun yang berbeda.
Sembilan September 2012 ditahun ini akan menjadi
saksi baru bagi hubungan mereka. Igo yang dulu orang biasa, kini sudah menjadi
artis yang banyak digilai wanita. Suara merdu dan syair – syair lagu yang indah
dari bandnya membuat band Igo menjadi band yang cukup diperhitungkan dalam
dunia musik di negara ini. Tapi semuanya tak pernah menyurutkan cinta dan
sayangnya pada gadis yang telah banyak memberinya arti kehidupan itu. Semua
hal, tawa senang dan sedih mereka lalui bersama. Mulai dari keadaan nol menjadi
keadaan yang sangat bernilai. Mereka tetap bersama.
Igo mangaruk – ngaruk kantong celananya, tampak ingin
mengambil sesuatu didalamnya. Sebuah kotak kecil berwarna merah dikeluarkan
Igo. Perlahan Igo membukanya sambil duduk dibawah tepatnya dihadapan Gina yang
duduk diatas kursi. Sambil bersimpuh Igo membukakannya dan memperlihatkan
isinya kepada Gina.
“ Will you be my future ?” senyum Igo diiringi
tatapan serius yang dalam, mengiringi setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Gina tersenyum bahagia mendengarnya, meski belum bisa berkata apa – apa menjawab
pertanyaan Igo.
“ Kok malah senyum aja ? bukannya dijawab.” Tutur Igo
dengan nada manjanya pada Gina. Gina tetap saja masih diam dan hanya bisa
tersenyum saat Igo berbicara.
“ Atau pertanyaannya kurang jelas ya ? Yaudah aku
ganti ya. Hmmm... Do you want to married with me ? “ Tanya Igo lagi dengan
serius.
Gina langsung mengangguk iya dengan bahagia saat
mendengar pertanyaan terakhir dari Igo. Kotak merah yang berisikan cincin
langsung diambil Gina dan menyuruh Igo untuk memasangkan cincinya pada Gina.
Dengan semangatnya Igo langsung memakaikan cincin dijari manis Gina. Tepat tiga
tahun hubungan mereka kini telah berganti menjadi sepasang tunangan yang siap
untuk menikah.
“ Aku nggak bawa mobil, tadi aku minta anterin Bang
Joko aja kesini. Kita pulang jalan kaki ya, kita nikmatin malam ini .” Ajak Igo
dengan senyum indah yang nggak pernah lepas dari bibirnya itu.
Igo menggandeng tangan Gina melewati setiap jalanan
yang ada. Tak peduli banyak pasang bola mata yang melihat sang vocalis ternama
itu jalan kaki dengan pacarnya yang begitu cantik melewati setiap jalanan yang
ada di kota metropolitan itu.
Gina bersandar manja pada bahu Igo. Bola mata
indahnya tak pernah terlepas dari wajah Igo yang ada dihadapannya sekarang.
Baginya saat ini dia hanya ingin selalu melihat Igo, dan terus melihatnya
seakan – akan hari inilah terakhir dia bisa melihat kekasihnya itu. Mimpi buruk
yang selalu menghantuinya akhir – akhir ini menjadi kecemasan tersendiri
baginya. Saat ia melihat Igo tak lagi mencintainya di mimpi itu. Saat Igo sudah
menemukan seseorang yang baru dalam hidupnya yang begitu ia cintai. Ketakutan
itulah yang membuat Gina tak pernah hentinya memandang Igo yang sampai detik
ini masih sangat mencintainya.
“ Kamu lapar nggak ? Kita beli kacang rebus dulu yuk
disana.” Ajak Igo pada tunangannya itu.
“ Iya aku mau.” Jawab Gina dengan semangat.
“ Kamu tunggu disini ya. Biar aku yang nyeberang
kesana belinya.” Tutur Igo.
Gina berdiri ditepi jalan menunggu Igo yang telah
menyeberang jalan membeli makanan untuknya. Pandangan Gina tak pernah henti
dari cowok ganteng satu itu. Meskipun kini masing – masing mereka berada
diseberang jalan yang berbeda, pandangan mata mereka tetap saling berhadapan
satu sama lain. Saling melemparkan senyum sayang pada kekasihnya itu.
“ Ni Mas uangnya. Makasi ya Mas. “ tutur Igo
mengakhiri pembeliannya diseberang jalan itu.
Dengan langkah kaki yang begitu semangat untuk
menghampiri kekasihnya yang sudah menunggu diseberang sana, Igo berjalan begitu
cepat dan tak mengalihkan pandangannya pada Gina. Begitu juga dengan Gina yang sudah
girang menanti datangnya Igo dengan bungkusan kacang itu.
Pandangan Gina mulai beralih ke arah jalanan tepat
disebelah kirinya. Mobil sedan hitam yang melaju begitu kencang menuju arah Igo
berjalan. Gina mulai panik saat Igo tidak memperhatikan jalannnya, tapi malah
tetap menatap Gina saja.
“ Igo awas itu ada mobil !” teriak Gina sekerasnya –
kerasnya pada Igo.
“ Apaa ? “ Igo tidak mendengar suara Gina yang
terkalahkan dengan suara bising dijalanan. Di benak Igo, teriakan Gina ingin
dirinya cepat sampai karena terlalu lama menunggunya. Igo malah mempercepat
langkahnya tanpa memedulikan jalan yang ia lewati.
“
Awas Igo ! “ Teriak Gina lagi.
Saat mobil sudah mulai mendekat, saat itu juga
langkah kaki Gina dengan spontan berlari menghampiri Igo yang begitu dekat
dengan mobil itu. Gina langsung melompat berusaha untuk selamatkan Igo.
“ Awas Igo Mobil !!” teriak Gina saat mendapati tubuh
Igo.
Plaaaaaaaaaaaaaaaaaak ! Kedua tubuh mereka terhempas
keras begitu jauh dari tempat mereka ditabrik mobil sedan berwarna hitam itu.
Mereka tak sadarkan diri dalam luka yang sangat parah.
***
Hening dalam kebisuan saat semua orang terpaku
menatap tetes – tetes air yang mengalir dalam dua botol infus diruangan yang
berbeda. Keadaan parah yang cukup mengenaskan bagi dua pasangan ini. Keluarga
hanya bisa terdiam dalam isak tangis yang cukup dalam dihatinya. Saat
menyaksikan keluarga mereka terbaring lemah diranjang rumah sakit.
Kepedihan yang cukup dalam terlihat dari keluarga
Gina yang kini terbaring lemah dengan balutan benang dikepalanya, tanda lukanya
memerlukan jahitan yang cukup banyak. Hingga detik ini Gina masih dalam keadaan
koma. Mata Gina yang terlihat seperti lebam tak mampu untuk terbuka.
“ Ada benturan keras dari serpihan kaca mobil yang
menimpa mata Gina. Banyak kemungkinan hal ini akan menyebabkan kebutaan pada
mata Gina.” Tutur Dokter pada keluarga Gina.
“ Lalu bagaimana dengan Igo dokter ? Apa ada yang
cukup parah ? “ tanya keluarga Igo.
“ Dada Igo cukup terbentur keras, kami masih
memeriksa bagian dalam Igo yang kelihatannya sangat parah. Berdoalah agar
keadaan baik – baik saja.” Jawab Dokter lagi.
***
Mereka terbaring lemah dan tak sadarkan diri dalam
beberapa hari secara bersamaan. Tapi tepat dihari ketiga mereka dirawat, Igo
mulai sadarkan diri. Tapi tetap saja Igo belum bisa untuk keluar dari rumah
sakit ini. Bagian dalam Igo jauh mempunyai luka yang cukup dalam dibandingkan
keadaan luarnya.
“ Gina dimana Ma ? Bisa antar Igo keruangannya ? “
tanya Igo saat Mamanya usai menjawab pertanyaan wartawan yang menanyakan
keadaan Igo.
Mama Igo melirik pada suster yang sedang memeriksa
keadaan Igo. Memastikan apakah Igo bisa sudah diperbolehkan untuk jalan.
“ Mari saya antar keruangannya Gina.” Jawab suster
yang menyadari lirikan mata Mama Igo.
Dengan berjalan tertatih – tatih, Igo mengikuti
langkah suster yang menuntunnya. Langkah Igo terhenti mendapati kekasihnya
masih jua tak sadarkan diri dengan keadaan mata yang cukup bengkak dan balutan
benang dikepalanya.
“ Bisa tinggalin saya sendiri disini Sus ? Nanti
kalau ada apa – apa, saya akan langsung panggil suster. “ pinta Igo pada suster
yang awalnya berdiam diri menjaga mereka.
“ Baik Mas. Nanti kalau ada apa – apa, langsung
pencet tombol itu ya.” Tunjuk suster
pada tombol yang melekat didinding dibelakang ranjang Gina. Igo mengangguk
pelan.
Air mata itu tiba – tiba saja jatuh mengalir di pipi
Igo. Digenggamnya tangan Gina erat – erat oleh Igo. Menatap dalam sebuah
harapan akan kesadaran yang begitu ditunggu olehnya. Sambil mengecup punggung
tangan, Igo berdoa dalam harapan yang dalam. Berharap Gina akan baik – baik saja.
“ Bangun sayang. Aku ada disini. Aku ingin kita
lanjutin mimpi kita ditaman.” Tutur Igo dalam isak tangis yang cukup tertahan
dalam bibirnya.
Jari jemari itu mulai bergerak perlahan mencoba
menyam,bungkan arwahnya yang mungkin terlepas dari jasadnya selama beberapa
hari ini. Mata yang indah dari pria berkulit putih itu langsung terbangun saat
mendapati tangan yang ia genggam mulai bergerak.
“ Gi.. kamu sadar ? Gi bangun sayang. Ini aku. “
terdengar lagi suara harapan dari Igo.
Bulu mata yang lentik mulai bergerak saat matanya
mencoba membuka temukan warna – waran dalam penglihatannya. Tapi sayang, saat
mata itu terbuka yang ada hanya warna kelabu yang kelam. Tak ada warna – warni lagi
dalam kehidupan.
“ Gi... kamu bisa dengar aku ? Kamu bisa jawab
pertanyaan aku ? “ Tanya Igo lagi memastikan Gina benar – benar sadar.
“ Ada apa dengan mata aku ? Kenapa aku sama sekali
tidak bisa melihat apa – apa ? “ tanya gadis itu saat mulai membuak suaranya.
Sontak Igo terkejut mendengar pertanyaan yang
terlontar dari mulut Gina. Meskipun orangtua Igo telah menjelaskan lebih dulu
sebelumnya, Igo masih belum bisa percaya kalau Gina akan menjadi buta. Tangisan
dalam diam pun kembali terurai dalam suasana yang begtiu hening diruangan itu
dari Igo.
“ Ini hanya sementara sayang. Setelah operasi,kamu
akan bisa melihat lagi kok.” Hibur Igo yang berusaha berbohong untuk tenangkan
hati Gina.
“ Sayang ? Kamu siapa ? “ tanya Gina dalam tanda
tanya yang cukup besar saat mendengar suara laki – laki yang sedang berbicara
dengannya sedari tadi. Satu pertanyaan lagi yang membuat Igo cukuop terhenyak
dalam kaget yang luar biasa, saat Gina mulai tak mengenali suara Igo lagi.
“ Aku Igo. Kekasih kamu, tunangan kamu sayang.
Mungkin suara aku sedikit berubah karena belum terlalu pulih sakit aku, makanya
kamu sampai nggak sadar gini. “ ujar Igo lagi untuk menghibur hatinya yang
cukup pilu.
“ Sakit yang pulih ? Memangnya aku sekarang dimana ?”
tanya Gina lagi yang tampak bingung dengan kejadian apa yang telah menimpa
dirinya.
“ Kamu lagi dirumah sakit sayang. Tiga hari yang lalu
kita kecelakaan bersama. Dan sekarang kita baru siuman. “ ucap Igo berusaha
menjelaskan.
“ Kecelakaan ? Bersama siapa ? “ pertanyaan Gina
semakin aneh. Ketidaktauan sama sekali yang menimbulkan tanda tanya begitu
besar oleh orang yang mendengarkannya tentang keadaan Gina sekarang. Igo
semakin heran dan takut dalam kecemasan melihat keadaan Gina yang ada
dihadapannya sekarang. Sepengetahuan Igo dari keluarganya, Dokter hanya bilang
kalau Gina akan buta. Tapi kenapa kenyataan yang sekarang malah bertambah ?
Gina terlihat seperti orang yang sama sekali tidak mengingat kejadian apapun
yang menimpa dirinya. Ketakutan akan hilang ingatan langsung bergelayutan dalam
benak Igo.
“ Sama aku Gi. Tunangan kamu, Igo. Kecelakaan setelah
kita selesai merayakan anniversary kita. “ jelas Igo lagi berusaha mengingatkan
kejadian yang ada pada Gina.
“ Igo ? Igo siapa ? Anniversary apa ? Aku sama sekali
nggak ingat. Aku nggak tahu apa – apa.” Jawab Gina dalam kebingungan dan tanda
tanya yang cukup dalam.
***