Kamis, 24 Januari 2013

Novel LDR 12 ( Love 12 Remambrance ) Bab 3 " Lembaran 2"

" Lembaran 2 "

          Aku menelusuri setiap jejak yang ada. Berpijak pada sisa - sisa kenangan yang masih saja tetap bergores dalam pada setiap memori yang ada. Perlahan membuka lembaran secara pasti, mengukir setiap rindu untuk membiarkan dia tetap menari dalam rangkulan sepi yang menyelubungi hati.
         "Hey pria kecilku.. Lihatlah ! Aku tiba dilembaran kedua ini. Secara bertahap akan membawa memoriku untuk terus mengingatmu dalam kenangan. Tidakkah kau menyadari aku merindukanmu ? " ucapku bergumam dalam hati sembari tersenyum kecil menatap boneka kecil berwarna hijau dihadapanku. Ya sebut saja itu kura - kura. Boneka cinta pertama. Lambang kekalan dalam setiap pasangan yang ada.
         Mungkin aku bisa menyebutnya penyu. Namun saat kata itu terlontar dari mulutku, aku seakan dibuat menggali lubang untuk tinggalkan luka kesedihan yang takkan bertepi untukmu.
Aku takkan pernah lupa bagaimana boneka ini menjadi boneka pertama yang kau kirimkan dari jarak yang jauh disana untuk temani aku. Menjadi temanku, menjadi sandaran tidurku, menjadi pelukan hangatku saat aku merindukanmu. Ya aku begitu bahagia saat penyu ini mewakili kau untuk membayar semua kerinduanku berada disampingmu.
        " Hey kura - kura kecilku. Aku tak mau lagi menyebutmu sebagai penyu. Karna sekarang penyu bukan lg menjadi kata milikku." lanjutku lagi melanjutkan perbincangan kecilku bersama boneka itu. Sedikit mengulas senyum hambar. Senyum kekecewaan untuk kerinduan yang teramat mendalam tentangmu. Untuk semua kenangan yang aku lalui dengan si penyuku. Bagaimana saat aku sakit, aku membutuhkanmu berada disampingku. Menjadi sandaran tidurku menahan sakitnya asma yang aku hadapi. Menghadapi jiwaku yang lelah saat bertempur dengan kegiatan sehari-hariku yang semakin sibuk dengan jadwal ujian akhir nasional dan snmptnku.
        Mungkin dia begitu kecil, hanya seperti patung yang diam. Tapi aku melihat matanya berbicara. Aku melihat dia tersenyum. Aku melihat dia merangkulku. Aku melihat dia teduhkan aku. Karena dia adalah kamu. Begitu berartinya boneka itu saat dulu, hingga kini. Sama seperti berartinya dirimu untukku.
       " Penyu.. Kamu tau kenapa aku tak mau lagi menyebutmu dengan sebutan nama itu ? " tanyaku kembali memecah suasana keheningan dikamarku.
       " Sebab pemilikmu, sebab tuanmu yang memberikan kau padaku, telah menemukan penyunya yang lain. Ada gadis lain yang sedang bercengkrama dalam kemesraan bersama penyumu. Dan itu bukan aku. "  perlahan airmataku menetes merambat basah pipiku, menembus setiap kepiluan hati akan rindu tentang " penyuku ".
        tapi semua doaku hanyalah menjadi uraian airmata yang membuatku terhempas dibawa aliran ombak yang keras, sama halnya seperti penyu yang terhempas ketika dia berada dlm lautan luas yg sepi.
       Kini kau telah benar - benar menjadi penyunya. Kau bukan lagi menjadi penyuku. Doaku agar kau tetap menjadi penyuku seutuhnya hanyalah tinggal doa yang menguap secara perlahan memecah awan kerinduan yang bertumpuk tebal dalam sepiku. Kini hanya tinggal aku. Aku bersama penyuku memeluknya dalam dekapan hangatku. Menjadikannya tetap sebagai penyuku dalam memori indah akan dirimu. Penyu.. Lembaran keduaku untukmu. Ingatlah aku.. Aku yang dulu menjadi sandaran penyumu untuk kau berlabuh dalam hangatan sebuah kasih.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates