Sabtu, 31 Maret 2012

The True Love Story " She "


 She
          Aku melihat sorot mata yang begitu tegar terpancar dari kedua bola matanya yang begitu indah itu. Ini sehari setelah kejadian yang membuat airmata semua orang cukup terkuras dalam. Tapi berbeda dengan dia. Airmatanya mengalir begitu deras didalam hatinya melihat semua kejadian ini nyata menimpa dirinya.
          Tak ada yang tau bagaimana luka dan kesedihan yang begitu dalam dihatinya, begitu ia dipisahkan dari laki – laki yang begitu ia cintai. Kuranglebih lima bulan dia hidup didalam ruangan tempat nyawa manusia berusaha diselamatkan dari kematian, rumah sakit. Ya itulah tempatnya..
          Lima bulan kekasihnya dirawat dalam ruangan IGD itu. Setelah kecelakaan tragis yang menimpanya. Selama kurun waktu itu jua, dia selalu dengan setia menemani kekasihnya, dengan harapan semuanya akan kembali seperti semula. Dia dan kekasihnya adalah mereka, SARAH dan YOGI.
          Dua pasangan yang berada dalam cinta sejati kurasa. Aku belajar bagaimana pengalaman cinta dari sahabatku itu, Sarah Benila. Kisah cintanya yang begitu unik layaknya sebuah sinetron, membuatku kembali memutar ingatanku, sewaktu aku dibuat percaya dengan sandiwara cinta yang diperankannya bersama Yogi. Seingatku di bulan Mei waktu itu, aku turut bahagia melihat sahabatku mendapatkan kekasih barunya, yang bernama Yogi.
          Akhirnya Sarah menemukan cinta yang indah lagi. Dan aku berharap ini cinta sejati untuk Sarah Benila, sahabatku. Tapi seiring waktu berlalu, aku mendengar kabar bahwa mereka hanya berpura – pura pacaran. Tak ada yang tau berita ini, kecuali sahabat terdekat Sarah. Ini sontak membuatku terkejut. Benarkah berita ini ?
          Dan beberapa hari kemudian, seingatku itu sudah lima bulan dari Sarah berpacaran awalnya dengan Yogi, dia menelefonku mengajakku untuk kerumahnya. Dan ternyata benar, selama ini mereka hanya berpura – pura pacaran. Tanggal 10 Oktober 2010 adalah waktu yang sebenarnya, mereka jadian sebenarnya, bukan pura – pura lagi.
          Dia bilang selama ini, dia memang belum punya perasaan apa – apa pada Yogi, walaupun dia menyatakan pada semua orang bahwa mereka pacaran. Dan selama jelang waktu itu, Yogi beberapa kali menyatakan cintanya yang sebenarnya dan mengajak Sarah untuk berpacaran yang sebenarnya, bukanlah pacaran yang pura – pura lagi. Tapi tepat diangka cantik itu, Sarah menerima Yogi menjadi kekasihnya yang sebenarnya.
Sungguh hubungan yang unik kurasa. Bayangkan saja, semua orang dibuat percaya selama lima bulan lebih olehnya tentang hubungan mereka.Tak ada yang banyak tau tentang itu, termasuk teman – teman Yogi juga, tetapi sama halnya seperti Sarah, ada beberapa sahabat terdekat Yogi yang tau. Dan tanggal 10 adalah tanggal cinta yang sebenarnya. Satu nilai plus yang membuatku kagum dengan cerita cinta mereka ini.
Setelah itu, selama beberapa bulan mereka menjalani kisah cintanya. Tapi tak ada cinta yang berjalan mulus begitu saja, mereka sempat putus. Tapi takdir cintalah yang membawa mereka kembali merajut kasih dalam dunia cinta yang indah. Dia bilang, baliknya hubungan mereka inilah yang membuat dia benar – benar merasakan kebahagiaan cinta yang begitu sangat indah. Dimana indahnya saat bahagia mereka, ketika bersama menghabiskan waktu dengan status sebagai mahasiswa/I di perguruan tinggi mereka, kampus hijau.
 Tapi kampus ini jugalah, yang membuat kejadian yang tak pernah diinginkan oleh kedua pasangan ini terjadi. Yogi kecelakaan ! Kecelakaan yang sangat tragis di bulan September. Awalnya Sarah tak mengetahui sama sekali kejadian ini. Karna paket Bbmnya mati, dan tidak membuka twitter sedari tadi, padahal kabar disampaikan banyak orang padanya melalui itu.
Dan satu lagi, hal unik kurasa terjadi dalam hubungan mereka. Yaitu berita dan penyelamatan dari sang mantan. Aku satu kelas dengan mantannya Yogi, Rini. Dialah yang memberitahuku tentang berita Yogi yang kecelakaan ini, dan seketika itu aku langsung mengabari Sarah. Ternyata dia belum tahu sama sekali hal ini. Dan perihal penyelamatan dari sang mantan adalah Gery, mantan Sarah. Dialah yang ternyata menyelamatkan Yogi dari kecelakaan itu. Disaat kampus sunyi dan orang menatap terpaku dari dalam bus, Gerylah yang turun tangan mencari bantuan untuk menyelamatkan Yogi. Kejadian yang unik tapi nyata.
Dan selama beberapa bulan lamanya, Sarah selalu dengan setia keluar masuk IGD menemani kekasihnya yang terbaring lemah disana. Mulai dari dia tidak sadar, yang membutuhkan banyak kantong darah, sampai keadaannya berangsur membaik, walau tetap saja belum bisa keluar dari IGD itu.
Dan akhirnya waktu yang indah setahun yang lalu itu tiba. Anniversary mereka. Pernahkah kau membayangkan merayakan Anniversary 1 tahunmu di rumahsakit ?? Tepatnya di IGD ! Ini benar – benar membuatku terhanyut dalam kesedihan karnanya. Tapi itulah dia, dia yang selalu tegar. Dia yang selalu tampak ceria, meski mungkin tak sesuai dengan gambaran hatinya.
Dan waktupun terus berjalan, kisah mereka yang selalu bersama menjalani setiap harinya. Terbukti disaat aku membaca blognya. Bagaimana manjanya Yogi, mau banyak makanan untuk dibelikan Sarah, kedekatan dia dengan keluarga Yogi, dan setia serta sabarnya Sarah yang menunggu Yogi untuk bisa sembuh.
Tanggal 5 Februari Yogi berulang tahun. Lagi – lagi perayaan itu terjadi di rumahsakit. Sarah membelikan kado kemeja merah permintaan Yogi. Kebahagiaan menyelimuti hubungan mereka lagi, meski hanya berada dalam ruangan IGD. Dan ulangtahun itu, mungkin adalah ulangtahun yang terakhir bagi Yogi. Karna di penghujung Februari, dia menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sehari sebelumnya, Sarah masih sempat menemani Yogi, meski dia hanya tertidur lemah diranjangnya. Berulang kali Sarah mengajaknya untuk bangun, namun tampaknya mata Yogi susah dibuka, mungkin karena pengaruh obatnya. Dan Sarahpun terpaksa mengalah untuk pulang, membiarkan kekasihnya istirahat.
Dan malamnya, HP Sarah tak bersahabat dengannya. HPnya rusak dan terpaksa harus dimatikan. Paginya ketika dia mencoba menghidupkan lagi, disaat itulah gadis cantik ini terdiam dalam kebisuan yang membuat kesedihan teramat dalam dihatinya. Begitu banyak kabar, baik itu dari keluarga Yogi melalui sms atau temannya di twitter maupun bbm, yang memberikan kata – kata semangat untuk gadis cantik berkulit putih ini.
Semangat untuk selalu hadapi dunia dengan senyumannya, karena Yogi kekasih yang sangat ia cinta telah pergi untuk selama – lamanya. Pergi untuk tenang di alam sana. Pergi dengan cinta sejatinya yang hanya teruntuk- untuk SARAH BENILA.





Sebuah kisah cinta yang menurutku begitu inspiratif dan kisah cinta sejati yang abadi. Dari cerita ini aku bisa melahirkan sebuah quote : “ Jangan pernah sia – siakan cinta yang ada dihadapanmu sekarang, karena kita tidak pernah tahu kapan dia akan dipanggil Sang Maha Kuasa.”
                                                               


Thanks To :
Sarah Benila – Prima Yogi Nugraha





Ingin tahu ceritanya lebih lanjut ? Kunjungi Blog SARAH BENILA, di :
http://sarahbenilapy.blogspot.com/








Sabtu, 24 Maret 2012

The End of Story " Doremi Jingga"



Disini Untukmu....

6 Bulan Kemudian....

Semua anggota keluarga Debra, hanya bisa terduduk diruang keluarga mereka. Bukan hanya Chiko, Bunda, dan Direktur itu, tapi juga ada Nenji, Nindy, Mamanya, Zora, dan sahabat – sahabat Debra lainnya. Wajah mereka tampak lesu, terlihat seperti orang yang sudah putus asa atas usaha mereka selama ini.
          “ Gue uda cari  kemana – mana. Semua tempat yang biasa dikunjungin Debra, tapi gue sama sekali nggak nemuin tanda – tanda dia ada disana.“ ujar Ije membuka suaranya ditengah keheningan semua orang diruangan itu.
          “ Udah 6 bulan ini, kita nggak pernah henti – hentinya buat cari Debra. Tapi hasilnya apa ? Kita sama sekali nggak nemuin keberadaan dia dimana.“ tutur Chika dengan raut wajah yang sangat sedih.
          “ Aku, Zaky dan Zora juga udah berusaha cari Debra. Tapi kita juga nggak nemuin dia.” Sahut Nindy.
          “ Gue nggak tau lagi mesti cari Debra kemana. Bukan hanya kita yang selama 6 bulan ini selalu berusaha mencari dia. Polisi juga udah digerakin buat cari Debra. Tapi sama sekali nggak buahin hasil. Debra nggak ketemu. Malah sekarang polisi nyerah, mereka bilang dalam minggu terakhir ini, jika Debra nggak ditemukan juga, mereka akan memberhentikan pencariannya. Anggapan mereka mungkin Debra nggak akan bisa ditemui lagi. Kita sama sekali nggak tahu apa yang terjadi pada dia. Entah dia masih hidup atau......” Chiko tampak begitu sulit untuk melanjutkan kalimat selanjutnya. Dia memegang dadanya, berusaha menahan sesak yang terasa. Mata Chiko mulai memerah dan berkaca – kaca. Tapi dia berusaha tampak kuat, terutama dihadapan Bundanya.
          “ Ini semua salah Bunda. Salah bunda yang nggak bisa mempercayai dia.“ ujar Bunda berikutnya.
          “ Bund.... bunda sama sekali nggak salah ! Kalau memang itu masalah kenapa Debra menghilang, aku juga sangat salah bund. Karna aku juga nggak percaya omongannya waktu itu. Tapi apa yang kita lakuin itu adalah benar. Apa yang dibilang Debra, sama sekali nggak bener. Kita lihat aja buktinya sekarang, dia salah paham Bund. Dan kita semua tahu itu. Debra hanya terlalu childish ! Yang menganggap dirinya selalu benar, dan apapun keinginan dia semuanya harus kita turutin. Apa yang kita lakuin terhadap dia kemarin itu sangat tepat Bund. Supaya dia sadar, nggak selamanya dia bisa dimanjain. Nggak selamanya keinginan dia bisa diwujudin. Dia udah gede Bund, dia harus ngerti dan sadar akan semua itu !“ tegas Chiko.
          “ Tapi lihat sekarang ? Apa dampak dari semuanya ? Adik kamu menghilang Chiko ! Dia pergi meninggalkan kita. 6 bulan dia pergi dari kehidupan kita. Kita sama sekali nggak tahu dia berada dimana sekarang, dia sedang apa, dia makan apa, dia hidup dengan apa, kita sama sekali nggak tahu Chiko. Bunda khawatir ! Bunda takut kalau terjadi sesuatu dengan dia. Bunda khawatir dengan keadaan adikmu. Apa dia sehat – sehat aja, atau sebaliknya, dia udah nggak ada. “ ujar Bunda dengan bergelimangan air mata.
          Ayah tiri Chiko yang berada disamping Bunda langsung memeluk Bunda. Menenangkan Bunda yang sangat terpukul karna kehilangan Debra. Semua orang didalam sana, hanya bisa terdiam. Bahkan juga ikut menangis mendengar perkataan Bunda.
          Benar apa yang dibilang Bunda, semua orang khawatir dengan kondisi Debra sekarang. Entah dia masih hidup atau sebaliknya, meninggal. Semua pikiran – pikiran kacau berselimut dikepala mereka. Yang ada sekarang, hanyalah membayangkan apakah Debra masih selamat atau tidak.
          Bagaimana tidak ? Sudah 6 bulan Debra menghilang, tanpa memberikan kabar sedikitpun tentang dimana keberadaan dia. Semuanya pasti gelisah, khawatir akan keselamatan Debra. Dengan apa dia bisa bertahan hidup. Semua orang sedih membayangkan kemungkinan yang terburuk jika memang terjadi pada Debra.
          Kini mereka semua hanya bisa tertunduk pasrah. Menunggu Debra kembali kepangkuan mereka, jikalau memang Debra masih hidup. Tapi jika tidak, mereka hanya bisa melepaskan Debra tanpa melihat sekujur tubuh Debra sedikitpun. Mereka sudah terlalu lelah untuk mencari Debra.
          Semua tempat sudah ditelusuri, dan nggak ada satu tempatpun yang tersisa. Mulai dari hari pertama Debra menghilang, sampai sekarang 6 bulan sejak kepergian Debra. Tapi mereka tidak kunjung jua mememukan batang hidung Debra. Bahkan polisi yang juga sudah mereka gerakkan untuk mencari Debra, telah angkat tangan untuk berusaha temukan Debra lagi. Lalu sekarang apa yang bisa dilakukan mereka lagi ? Selain menungu, menunggu dan menunggu kehadiran Debra lagi disisi mereka.
          “ Ini semua salah saya. Karna saya yang nggak juga memberikan restu pada hubungan Debra dengan anak laki – laki saya, Nenji.” Tutur Mama Nenji dengan raut muka yang sangat sedih. Terpancar ketulusan dari kata – katanya tadi.
          “ Maa..... udah deh ! Jangan ngomong gitu lagi. Aku mohon...... !“ ujar Nenji pada Mamanya itu.
          Wajah Nenji yang sangat jauh berbeda terlihat dari wajah Nenji yang kita kenal sebelumnya. Yaitu wajah Nenji yang selalu ceria, meski seberat apapun masalah yang melandanya. Tapi kini, semua itu hilang. Hanya raut muka yang panik, sedih dan sangat galau terpancar dari wajah Nenji. Dan satu lagi.... raut wajah yang menunjukan kerinduan yang begitu dalam pada kekasihnya itu.
          “ Semuanya nggak ada yang salah kok. Yang salah itu Mama aku dan termasuk aku.” Sahut gadis cantik berkulit putih, Zora.
          “ Heh... kalau Mama loe gue akuin memang iya ! Semuanya karena dia ! Seharusnya Mama loe juga ada disini, panik buat cariin Debra. Karna ini semua perbuatan dia. Bilang sama Mama loe ! Sadar diri ! Punya perasaan dikit ! Bukannya malah senang – senang, dengan uang yang udah dia dapetin itu. Kalau sampai terjadi apa – apa sama Debra, gue nggak akan pernah bisa maafin Mama loe ! Gue nggak akan tinggal diam Ra ! Loe mesti ingetin itu ke Mama loe !” tutur Nenji dengan penuh amarah. Pancaran mata yang kembali seperti yang dulu. Tatapan mata Nenji yang penuh dengan api yang sangat menyala, karna penuh dengan emosinya yang begitu besar.
          “ Gue tahu Ji ! Gue juga nggak akan pernah bisa maafin perbuatan Mama gue. Tapi.... kesalahan yang terbesar adalah karena gue. Kalau saja gue nggak dateng memberikan undangan malam itu ke Debra, dia nggak akan mungkin pergi selama ini.“
          “ Undangan ?? Maksud loe ?” tanya Nenji kaget mendengar pernyataan Zora. Bukan hanya Nenji, semuanya kaget mendengarkan pernyataan Zora barusan.
          “ Malam itu, gue liat loe berdua bertengkar ditaman. Dan gue nelfon Mama, gue pikir itu kesempatan yang bagus untuk misahin loe berdua. Gue ngelakuin ini karna Tante Alva. Gue nggak mau kalau Tante masih terbebani dengan ancaman Mama itu. Gue pikir dengan gue ikutin semua yang disuruh Mama gue, semuanya akan berjalan lancar. Dan Tante Alva nggak perlu lagi susah – susah bujuk Debra untuk jauhin loe. Tapi ternyata gue salah, gue nggak tahu kalau Tante Alva udah batalin pertunanganan kita itu sebelumnya. Dan undangan palsu itu udah terlanjur aku kasih sama Debra.” ucap Zora yang penuh dengan rasa bersalah.
          “ Heh.... gue nggak tau lagi mesti ngomong apa sama kalian berdua ! Kelakuan kalian udah bikin gue jijik tau nggak ! Rasanya sekarang juga gue pengen bunuh kalian ! Gue pengen kalian mati ditangan gue ! Kalau bukan karena harapan gue masih bisa nemuin Debra, gue pasti nggak akan raguin lagu buat bunuh kalian ! Terutama Mama loe ! Tapi gue yakin, gue pasti akan bertemu dengan Debra lagi, makanya gue nggak mau lakuin itu. Karna kalau bunuh kalian berdua, gue pasti bakal dipenjara seumur hidup. Itu artinya gue nggak bisa lagi bertemu Debra. “ ucap Nenji yang penuh dengan amarah yang membara dihatinya.
          “ Gue minta maaf Ji... gue minta maaf.“ ucap Zora dengan penuh sesal.
          “ Maaf loe nggak ada artinya ! Maaf loe nggak bisa kembaliin Debra gue lagi dihadapan gue sekarang ! “ lanjut Nenji.
          Masih disini menantimu.. berharap kau akan memikirkanku. Handphone Nenji berdering. Lagu itu memang sengaja dipasangkan Nenji menjadi nada dering untuk handphonenya. Disini Untukmu, sebuah lagu yang menceritakan tentang penantian seseorang agar cintanya dapat bersatu. Mungkin hal itulah yang sangat cocok dengan keadaan Nenji sekarang, yaitu Menanti Debra kembali, berharap cinta mereka bisa bersatu lagi.
          “ Hallo... “ ucap Nenji mengangkat telfonnya.
          “ Nenji... ini mbak Angel. Kita bisa ketemu nggak hari ini ? Untuk membicarakan tentang konser itu ?” jawab seseorang dari seberang telfon Nenji.
          “ Bisa Mbak... kita ketemu dimana ?” sahut Nenji.
          Dengan wajah yang masih saja tetap sedih, Nenji mengiyakan untuk janji bertemu dengan orang yang menelefonnya itu. Nenji sama sekali tidak bersemangat, tapi dia harus melakukannya. Ini semua demi impiannya yang tak ingin lagi ia wujudkan itu.
          “ Gue pergi dulu. Gue bakal terus cari Debra, sampai kapanpun itu.“ tutur Nenji pada semua orang yang ada didalam ruangan itu.
                                                          ***
          Sekolah untuk anak kelas 3 memang sudah berakhir. Sekarang mereka hanya menunggu hasil dari ujian nasional mereka. Biasanya tidak ada satupun anak kelas 3 lagi yang terlihat datang ke Scholastica pada pagi hari. Tapi hari ini, semuanya berkumpul, terutama teman dekatnya Nenji. Mereka datang untuk memberikan semangat pada Nenji dan teman – teman Bandnya, Zherocliq.
          Zherocliq baru saja menyelesaikan album mereka. Bahkan ternyata perjalanan Zherocliq untuk sukses sangat berjalan mulus. Lagu – lagu Zherocliq sangat diterima baik oleh label dari Band Idola mereka sendiri. Minggu kemarin, Nenji ditelfon oleh salah satu pekerja disana, yang juga bertugas untuk mengurusi hal yang berbaur dengan cliquers, yaitu pecinta Ungu.
          Mengetahui Nenji yang juga seorang cliquers, begitu juga dengan teman – teman band mereka, pihak label langsung menghubungi Nenji, dan menyetujui rancangan yang dibuat Nenji untuk mengadakan konser sesuai dengan keinginan Nenji selama ini.
          Minggu depan konsernya akan dilaksanakan. Nenji akan meluncurkan album pertamanya bersama band Zherocliqnya. Untuk itu, semua teman Nenji datang kesekolah untuk memberikan dukungan pada Nenji atas hasil yang dia capai ini. Selebaran tentang konser yang akan berlangsung itu, memang sengaja dibuat khusus untuk sekolah mereka saja, Yang akan dibagikan kepada adik – adik kelas mereka.
          Seharusnya Nenji bahagia dan senang atas semua hasil yang telah ia capai ini. Liburannya yang dulu, yang ia habiskan untuk latihan di studio, ciptain lagu di studio, kini semuanya membuahkan hasil yang sangat baik.
Nenji memang sangat bersyukur atas hasil yang dicapainya.Tapi jika bayangan wajah Debra kembali menghampiri pikirannya, kebahagiaan yang dirasakan Nenji seketika langsung hilang dan sirna. Hatinya sangat sedih, mengingat Debra tak lagi ada disampingnya sekarang.
          Yang ada didalam benak Nenji sekarang hanyalah Debra. Melihat senyum Debra, melihat kebahagiaan Debra yang sangat bangga atas prestasi kekasihnya itu. Tapi sekarang ?? Kenyataannya semua telah berbalik. Tiada lagi Debra disisi Nenji.
          Nenji hanya berpikir, buat apa dia harus melakukan konser ini ? Ini semua nggak ada artinya. Termasuk album ini. Semua ini dia persembahkan buat Debra, tapi Debra tak ada disampingnya. Kalau bukan karena usaha yang selama ini telah dilakukan sahabatnya yang jadi personil Zherocliq itu, Nenji pasti tidak mau lagi melakukan semuanya. Yang ada sekarang, hanyalah ingin menghargai usaha personil yang lain. Nenji nggak mungkin egois memikirkan dia sendiri. Mereka berlima, nggak cuma Nenji yang ada diband itu. Mau nggak mau Nenji harus tetap melanjutkan karier Zherocliq.
          Lagian juga ini mungkin suatu usaha yang bisa ditempuh Nenji untuk menemukan Debra kembali. Siapa tahu dengan tersiarnya kabar dari anggota cliquers lainnya bahwa Zherocliq akan ada diacara konser itu, sampai ke telinga Debra. Dan akhirnya Dia bisa bertemu lagi dengan Debra, walau Debra tak bisa hadir tepat dihari itu juga bersamanya dikonser pertama Nenji itu.
          Tapi baginya sekarang, hanyalah bisa bertemu dengan Debra sudah lebih dari cukup. Itulah impian terbesar dalam hidupnya sekarang, bertemu dengan Debra, dan cinta mereka kembali bersatu. Hanya itu, hanya itu yang diinginkan Nenji jauh dilubuk hatinya yang paling dalam.
          “ Gue tinggal bentar yaa.“ ucap Nenji pada teman – temannya ketika mereka berkumpul dikantin sekolah setelah selesai memberikan selebaran dan promo tentang konser Zherocliq nanti.
          “ Mau kemana Ji ?” tanya Ije.
          “ Gue kangen banget sama Debra. Gue mau ketemu dia dulu.“ ujar Nenji sambil tersenyum simpul. Berusaha tersenyum walau sebenarnya hatinya sangat sedih.
          Ije sudah mengetahui maksud dari ucapan Nenji tadi. Kemana tujuan Nenji, Ije sudah sangat mengerti setelah dia mengucapkan kata itu tadi. Ije tahu bagaimana sedihnya hati Nenji sekarang. Bagaimana rindunya Nenji pada kekasihnya itu. Mungkin Ije juga nggak sanggup melihat kesedihan Nenji. Malah dia sangat salut pada Nenji, yang masih mampu untuk tegar menghadapi semua masalahnya ini
          “ Mas.. minta kunci kelas 3 Ipa 7 dong ! “ pinta Nenji pada penjaga sekolah, Mas Nanok.
          “ Hah ? Aduh nak Nenji... Mas nggak bisa memberikannya. Kamu nggak usah masuk kesana ya. Nggak ada orang yang berani masuk kesana, kecuali Debra. Apalagi udah 6 bulan lebih ini, Debra nggak pernah lagi datang kesana. Mas takut ah, kalau kamu masuk kesana. Ntar terjadi apa – apa lagi.” Tutur Mas Nanok mengkhawatirkan permintaan Nenji untuk masuk ke kelas itu.
          “ Tenang aja Mas, dulu aku pernah masuk kok kesana. Nggak ada kejadian apa – apa kok. Jangan khawatir gitu mas, aku bisa jaga diri. Banyak nyebut aja ama Allah, InsyaAllah aman.. hehehe. Kasih kuncinya yaa mas !” pinta Nenji lagi dengan wajah yang memelas.
          “ Aduuh.... Mas takut ! Beneran ! Udah lama kelas itu nggak dikunjungi lagi.“
          “ Udah.... nggak apa – apa ! Siniin kuncinya dong mas ! Aku mohon sekali iniii ajaa ! Kan aku udah mau tamat juga dari sekolah ini. Kasih kuncinya yaa !“ rayu Nenji lagi.
          Akhirnya Mas Nanok memberikan juga kunci kelas itu pada Nenji. Mas Nanok cukup lelah meyakinkan Nenji untuk tidak masuk kedalam kelas itu lagi. Tapi keinginan Nenji yang begitu keras untuk masuk kesana, sudah tidak bisa diredam lagi. Dengan terpaksa Mas Nanok memberikan juga kunci itu padanya.
          Nenji mulai membuka pintu kelas itu. Hawa dingin dan menyeramkan mulai terasa lagi. Tapi Nenji tetap keliatan tenang. Sepertinya ketakutan Nenji pada kegelapan sudah mulai hilang. Tempat ini sangat gelap, bahkan jauh lebih gelap dibandingkan waktu pertama dia masuk kedalam kelas ini.
          Kaca yang menghadap kehalaman sekolah, yang biasanya memberikan seberkas cahaya diruangan itu, semuanya telah tertutupi oleh lumut. Sehingga membuat kelas ini sama sekali tidak ada cahaya terang sedikitpun. Dengan santai Nenji masuk kedalam kelas itu. Nenji menyalakan cahaya handphonenya sebagai penerang didalam ruangan yang begitu gelap itu.
          “ Debra.... gue datang kesini buat cariin loe ! Keluarin suara loe kalau loe memang ada disini. Gue kangen banget sama loe ! Gue pengen ketemu sama loe Ra !” ujar Nenji dengan suara yang sedikit serak.
          Nenji terdiam duduk dibangku dalam kelas itu, dia menunggu jawaban dari ucapannya tadi. Dia menunggu suara Debra akan keluar dari tempat ini. Tapi lama Nenji menunggu, suara yang dinantikannya tak kunjung jua tedengar ke telinganya. Nenji lelah untuk berharap lagi. Dia tertunduk diatas bangkunya itu.
          Nenji mulai tak tahan menahan semua tangisan yang selama ini ia pendam dalam dadanya. Menahan semua tangisnya untuk menjaga perasaan Mamanya agar tak terlalu merasa bersalah atas kepergian Debra ini. Dan kini, diruangan yang kosong ini, Nenji melepaskan semuanya. Melepaskan agar tangisan ini tak menjadi gumpalan yang terus menyesak didadanya.
          “ Debra... kamu dimana sayaang ? Tolong kembali lagi buat aku ! Semua tempat yang pernah kita kunjungi berdua udah aku telusuri, tapi kamu sama sekali nggak ada. Dimana kamu sebenarnya ? Tempat ini.... mungkin ini tempat yang terakhir, yang hanya pernah didatangi kamu dan aku. Tapi kamu juga nggak ada disini, aku harus cari kemana lagi sayaang ? Tolong jangan buat aku tersiksa seperti ini. Aku sangat merindukanmu !”
          Nenji teringat akan kejadian itu. Tepat satu tahun sekarang, dimana Nenji dengan beraninya masuk kedalam kelas ini, untuk menarik perhatian Debra. Walau dengan ketakutan yang luar biasa, Nenji memberanikan masuk kedalamnya. Agar hati Debra bisa luluh, karna melihat ketulusan cinta dan kesungguhan Nenji untuk menjadi kekasih hati Debra.  Menakut – nakuti Debra, dengan berpura – pura ingin menciumnya dan melontarkan kalimat – kaliamt yang menjurus kepada perbuatan yang membuat Debra semakin takut.
          Nenji tersenyum pilu mengingat semua kejadian itu. Mengingat bagaimana ketusnya Debra diawal pertemuan mereka dulu, dan bagaimana lembutnya Debra setelah mengetahui bagaimana Nenji yang sebenarnya, disaat mereka telah jadian. Semuanya terekam jelas diingatan Nenji. Membuat Nenji semakin merindukan sosok Debra yang begitu ia cintai.
          “ Aku akan terus menunggumu Debra. Aku nggak akan pernah bisa mencintai orang lain, apalagi untuk menikah dengannya. Cuma kamu... Cuma kamu yang ada dihatiku. Cuma kamu yang aku inginin menjadi pendamping hidpuku selamanya. Aku nggak pernah bisa menggantikanmu dengan orang lain. Ya Allah.. jika Debra masih hidup, tolong kasih aku petunjuk untuk bisa bertemu dengannya. Tapi jika memang dia udah nggak ada lagi, ikhlasin aku buat terima semua ini. Atau.... ambil saja nyawaku, biar aku bisa bertemu dengan dia lagi ditempat yang berbeda. “ ucap Nenji lirih.



















Akulah Cintamu...
         
          Tanggal 20 Mei konser itu akan berlangsung. Sejarah baru yang terukir oleh Band Zherocliq. Sekarang sudah tanggal 19, besok hari yang sangat bersejarah itu akan dilaksanakan. Seminggu terakhir ini, Nenji dan teman – teman band lainnya sudah sibuk mempersiapkan konser mereka kali ini. Latihan yang selalu mereka lakukan, agar menampilkan yang terbaik ditanggal itu nanti.
          Nenji juga sudah bertemu dengan band Idolanya sendiri, Ungu. Bahkan 2 hari belakangan ini, mereka juga sudah latihan bersama untuk kolaborasi mereka nanti. Konser itu sebenarnya memang konser Ungu. Yaitu ‘ Konser Ungu > Persembahan Untuk Cliquers’.
          Bukan hanya Zherocliq yang ada dikonser itu. Anak cliquers lain juga banyak yang akan mengisi acara malam itu. Karna konser itu memang konsernya Ungu Cliquers. Seluruh duta cliquers dari tiap daerah masing – masing di Indonesia akan bernyanyi bersama menyanyikan lagu Ungu, Sahabat Setia dan Yang Pertama.
          Dan masih banyak acara – acara lainnya yang diisi oleh para cliquers. Banyak cliquers dari luar daerah yang memang sengaja datang untuk menyaksikan konser yang dipersembahkan Untuk Cliquers itu. Konser ini memang akan menjadi konser yang besar, yang akan ditayangkan disalah satu stasiun tv. Dan ini sekaligus juga menjadi konser pertama bagi Zherocliq.
          Seharusnya Nenji akan tersenyum sangat gembira sekarang, tapi tetap saja wajah Nenji yang dibaluti duka itu tetap terpancar jelas diraut mukanya. Bagaimana tidak ? Berita tentang konser ini akan berlangsung sudah diumumkan. Bahkan umumnya para cliquers sudah mengetahui tentang konser ini. Tapi tetap saja, Nenji tidak menemukan tanda – tanda akan kehadiran Debra nantinya. Hal ini jelas membuat hati Nenji sangat pilu.
          Setelah pulang dari mengurusi persiapan acaranya esok hari, Nenji duduk terpojok dikamarnya. Dia masih saja memikirkan Debra. Dimana dia sekarang ? Sedang apa dia ? Dengan apa dia makan ? Apa dia masih sehat – sehat aja atau sebaliknya ?
          Nenji terus berusaha mengingat dimana tempat yang belum ia kunjungi. Dan apakah tempat itu akan dikunjungi Debra juga ? Semakin Nenji mengingat, hatinya semakin pilu, karna tak juga menemukan satu tempat yang berarti, yang pasti juga akan dikunjungi Debra.
          Nenji mengambil pajangan foto yang terletak dimeja dekat lampu tidur Nenji. Foto mereka berdua, yaitu Nenji dan Debra. Dia mengusap lembut pipi gadis yang ada difoto itu. Nenji menghela nafasnya dalam – dalam, dan memejamkan matanya. Mendekapkan foto itu pada dadanya.
          “ Aku merindukanmu Debra... tolong kembali padaku !“ ujar Nenji lirih.
          Bukan hanya satu foto itu yang Nenji punya bersama Debra. Nenji telah menyimpan semua foto mereka berdua disebuah album foto. Mereka berdua memang terbilang cukup narsis. Karna disetiap kesempatan, dimanapun mereka berada biasanya mereka akan mengambil fotonya.
          Nenji tersenyum sedih melihat semua gambar yang ada difoto itu. Foto mereka berdua, foto mereka bersama anak cliquers lainnya sewaktu pergi konser bareng, foto bersama Nindy dan Zaky, foto dengan sahabat – sahabat mereka. Dan masih banyak foto mereka lainnya.
          “ Kamu dimana sayaang ? Apa aku nggak bisa bertemu kamu lagi ?” ucap Nenji kembali mengeluarkan suaranya.
          Nenji meletakkan fotonya, dan berjalan mendekati dvdnya. Dan kemudian ia memasukkan album penguasa hati dari Ungu. Dengan bersuara kecil, Nenji mengikuti alunan lagu yang sedang berputar. Akulah Cintamu.
          “ Ini lagu buat kamu sayang... kamu dengerin yaa !“ ucap Nenji pada foto Debra yang ada ditangannya.
Akulah Cintamu
Mencoba mengerti apa arti dirimu untuk aku
Mencari cinta terakhir dalam hidupku
Berharap takdirmu kan temukan diriku disisimu
Selamanya bersama dan tak pernah terpisah
Selamanya seakan hari takkan terulang lagi
Akulah cintamu...
Akulah kekasihmu...
Yang selama ini selalu besertamu..
Akulah rindumu...
Akulah mimpi indahmu
Yang terakhir dalam pencarianmu..
          Sambil bernyanyi Nenji terus membuka lembaran demi lembaran foto yang ada didalam albumnya. Dan kini tiba dilembaran terakhir dalam albumnya. Foto Nenji bersama Debra, Helen dan juga Vala. Foto mereka sewaktu Nenji membawa Debra ke panti asuhan itu.
          Nenji tersenyum melihat foto itu. Dia teringat, dari sinilah awal dari semua hubungannya dengan Debra dimulai. Dari tempat inilah Debra mulai membuka hatinya untuk Nenji. Dan membuat jalinan hubungan mereka semakin berjalan mulus. Nenji teringat, dulu dia pernah berjanji akan datang lagi ke panti asuhan ini bersama Debra dengan status yang berbeda dari kunjungan pertama mereka. Mereka berjanji akan datang disaat mereka telah berstatus pacaran.
          Tapi hingga kini, Nenji dan Debra belum juga datang ketempat itu. Karna kesibukan mereka selama ini. Dan sekarang, Debra juga sudah menghilang, dengan siapa Nenji akan kesana lagi ? Nenji hanya bisa tersenyum memandangi foto itu.
          “ Apa kabar kalian ya semuanya disana ?” ujar Nenji.
          Sejenak Nenji terdiam setelah mengucapkan kalimat itu. Nenji tampak memikirkan sesuatu. Dan kemudian Nenji berkata...
          “ Kenapa gue sama sekali nggak kepikiran ke tempat ini ? Loe bego’ banget sih Ji ! Siapa tahu Debra datang ketempat ini ? Kenapa loe nggak nyari dia kesini ??”
          Dengan semangatnya Nenji langsung tergesa – gesa mengambil kunci mobilnya, dan berlari keluar dari kamarnya. Nenji sangat terburu – buru untuk segera pergi ke panti asuhan itu. Dia sangat yakin bisa menemukan Debra disana. Tanpa tedeng aling – aling, Nenji langsung membuka pintu keluar dari rumahnya. Ternyata Chiko sudah berdiri didepan pintu. Dia baru saja sampai dan ingin memencet bel untuk masuk kedalam rumah Nenji, tapi tiba – tiba saja Nenji sudah langsung membuka pintu rumahnya. Dan berjalan sangat tergesa – gesa menuju garasi mobilnya.
          “ Loe mau kemana Ji ? Buru – buru banget ?!” tegur Chiko sambil mengikuti langkah Nenji yang berjalan sangat cepat itu.
          “ Gue baru aja inget, ada satu tempat yang belum gue datengin. Gue yakin Debra pasti ada disana.“ ucap Nenji sambil terus berjalan, dan membuka pintu garasi mobilnya.
          “ Hah ? Serius loe ? Dimana ? Gue ikut yaa ! Gue pengen ketemu sama adek gue !” balas Chiko dengan semangat.
          “ Yaudah buruan masuk ! Tempatnya lumayan jauh, malam juga baru nyampe kita disana. “ suruh Nenji pada Chiko.
          Chiko dan Nenji langsung masuk kedalam mobil. Nenji langsung melajukan mobilnya dengan sekencang mungkin. Nenji sepertinya tidak sabar lagi ingin menemukan Debra secepatnya. Rasa rindu Nenji sudah tidak bisa dibendung lagi. Dan kali ini Nenji sangat yakin kalau dia akan berhasil menemukan Debra ditempat itu.
          Si merah Nenji memang telah kembali lagi pada pangkuannya. Mama Nenji lah yang mengembalikannya pada Nenji lagi. Mama mengambil lagi mobil yang telah dijual kepada orang lain itu oleh Papanya. Mama memberikan alamat orang yang juga mempunyai series mobil yang sama dengan mobil Nenji pada orang itu. Mama meminta orang itu mengembalikan mobil Nenji dan menyuruhnya membeli mobil ini dengan orang lain saja. Semua uang yang telah diberikan orang itu pada Nenji dikembalikan oleh Mama.
Dan kini, si merah telah kembali lagi ke pangkuan Nenji. Mama melakukan semua ini, sebagai tanda permintamaafan Mama atas sikapnya yang salah selama ini, karna telah memisahkan Nenji dengan Debra. Sudah pasti Nenji tidak akan menolaknya lagi. Dia telah kehilangan Debra, dan sekarang dia nggak mau lagi untuk kehilangan si Merahnya untuk kedua kalinya. Nenji sangat merindukan si Merah. Dan kini, si Merah sudah berada didepan matanya. Nenji tidak akan pernah lagi menyia – nyiakannya.
Nenji dan Chiko baru sampai ketempat Panti Asuhan itu pukul setengah delapan malam. Meski mereka sudah berangkat dari jam 5 sore tadi. Jalanan yang sangat macet tidak mampu mereka elakkan. Mereka harus terpaksa menunggu, sehingga baru bisa sampai ketempat itu pada malam hari.
Helen melihat mobil Nenji baru sampai dihalaman rumahnya. Helen sudah tahu, itu pasti Nenji yang datang. Karna siapa lagi yang datang dengan mobil merah itu selain Nenji. Helen langsung berlari menuju kamarnya, tempat Debra dan Vala sedang asyik bercerita didalamnya. Dengan nafasnya yang masih tak stabil karna telah berlari secepat mungkin kedalam kamar, Helen berusaha menyampaikan berita itu pada Debra.
“ Kak Debra !!! Kak... Kak...... Kak Nenji... Kak Nenji !!” ucap Helen dengan nafas yang terengah – engah, sambil menunjuk ke arah luar.
“ Nenji ? Nenji kenapa ?! “ tanya Debra kaget mendengar ucapan Helen.
“ Kak Nenji... dia... diaaa... “ Helen belum mampu juga mengendalikan nafasnya untuk bisa menyampaikan berita dengan jelas.
“ Dia kenapa Helen ? Ngomong yang jelas dong ! Tarik nafas dulu deh !” tutur Debra.
“ Tau nih ! Ngomong yang bener dong kak !” sahut Vala.
“ Kak Nenji dateng !! Dia ada diluar sekarang !” akhirnya Helen berhasil juga menyampaikan berita itu.
“ APAA???!” Debra sangat kaget mendengar berita itu. Dia nggak tau apa yang ada didalam hatinya sekarang. Senang atau malah sebaliknya. Debra memang sangat berharap Nenji bisa menemukan dirinya lagi ditempat ini. Tapi jika bayangan Nenji telah bertunangan dengan Zora kembali menghampiri pikirannya, Debra kembali mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Nenji. Dia masih belum sanggup, untuk melihat wajah Nenji kembali dihadapannya. Karna Debra sudah cukup tenang dengan kehidupannya sekarang.
“ Helen, Vala kakak mohon ! Sekarang juga kalian keluar ! Jangan sampe Nenji tahu kalau kakak ada disini. Kakak mohon... please ! Kakak belum bisa ketemu sama dia ! Ibu mana ? Tolong cegah Ibu buat kasih tahu kalau kakak ada disini ! Kakak mohon sama kalian !” pinta Debra
“ Tapi Kak ?? Kak Nenji pasti udah kangen banget sama kakak. Dia pasti kesini karna ingin bertemu kakak !” jelas Vala.
“ Kakak belum bisa ketemu dia sekarang dek ! Kakak mohoon banget sama kalian ! Tolong berbohong pada Nenji ! Bilang kalau kakak nggak ada disini, dan sama sekali nggak pernah datang kesini. Kakak mohoon....” pinta Debra lagi dengan wajah yang sangat memelas.
Akhirnya Helen dan Vala mengikuti juga kemauan Debra. Mereka langsung keluar dan bersiap untuk berakting membohongi Nenji. Memainkan semua sandiwara mereka. Diluar Nenji dan Chiko telah berbincang – bincang dengan Ibu Kepala. Tapi untung saja, Ibu Kepala tidak bertindak gegabah. Dia belum memberitahukan pada Nenji kalau Debra selama ini tinggal dipanti asuhan ini. Dan dari perbicangan mereka dari awal tadi, Nenji belum juga menanyakan Debra pada Ibu Nengsih. Sepertinya Nenji ingin berbasa – basi dulu, karna sudah lama dia nggak ketempat ini lagi.
“ Hey ganteeeng ! Sombong banget sih, udah nggak pernah kesini lagi !” tegur Helen pada Nenji.
“ Tau nih ! Janjinya bakal kesini lagi sama Kak Debra. Tapi nggak datang – datang juga. Kak Debranya mana ? Kok malah bawa cowok kesini ?” tanya Vala yang sudah memainkan sandiwaranya itu.
“ Jeruk makan jeruk dong loe sekarang kak ! Haha !“ celetuk Helen
Ibu Nengsih langsung melihat ke arah Vala dan Helen. Ibu sedikit kaget mendengar pertanyaan Vala. Ibu heran apa maksud dari pertanyaan Vala tadi. Tapi Helen langsung memainkan matanya pada Ibu, dan akhirnya Ibu mengerti apa maksud dari ucapan Vala tadi. Ibu mengerti ini pasti permintaan Debra.
“ Haha... kenalin ini Chiko, kakak kandungnya Debra !” ucap Nenji memperkenalkan Chiko pada Helen dan Vala.
“ Chiko ??? Ya Tuhan.... kakakku ! Apa kabarnya dia sekarang ? Kak... aku sangat merindukanmu ! Ingin rasanya aku keluar dan memelukmu sekarang. Tapi maaf, aku belum bisa !” ucap Debra lirih dalam hatinya. Debra berdiri tidak jauh dari ruang tamu tempat Nenji dan Chiko duduk. Debra bersembunyi dibalik dinding pembatas. Debra ingin mendengarkan semua pembicaraan mereka.
“ Justru kedatangan gue kesini buat cari Debra. Gue nggak ngerti kenapa loe berdua malah ngomong kayak gini. Emangnya Debra nggak ada disini ya ?” tanya Nenji heran mendengar pertanyaan Vala tadi.
“ Kak Debra datang kesini ? Nggak pernah tuh kak ! Mangnya kak Debra kemana ? “ tanya Helen lagi dengan ekpresi kaget. Berusaha memperlihatkan akting terbaiknya.
“ Udah 6 bulan ini Debra menghilang. Dan kita udah nyari Debra kemana – mana, tapii..... Debra nggak ditemuin juga. Gue baru inget tempat ini. Gue yakin banget kalau Debra pasti kesini. Apa bener Bu, Debra sama sekali nggak pernah kesini ?” tanya Nenji pada Ibu Nengsih.
Ibu kepala tampak sulit menjawab pertanyaan Nenji. Ibu bisa merasakan gimana perasaan Nenji selama ini berpisah dari seseorang yang sangat ia cintai itu. Belum sempat Ibu menjawab, Helen memotong pertanyaan Nenji.
          “ Nggak pernah ya bu ya ? Kak Debra sama sekali nggak pernah kesini kok !” ucap Helen meyakinkan Nenji, sambil melirik ke arah ibu. Menegaskan agar Ibu bisa ikut berbohong bersama mereka.
          “ Iya... !“ ucap Ibu pelan. Ibu sangat kelihatan sulit untuk berbohong pada Nenji. Ibu sudah menganggap Nenji seperti anak kandungnya sendiri. Ibu tau betul bagaimana perasaan Nenji.
          “ Ibu.. kebelakang dulu ya. Anak – anak sudah harus masuk kekamar dan belajar. Kalian berdua ngomong aja dulu sama Helen dan Vala, Ibu tinggal sebentar.” Ucap Ibu.
Ibu memang sengaja menghindar dengan alasan ingin mengurusi anak – anak panti yang lain. Ibu tidak sanggup jika harus berbohong terlalu jauh pada Nenji.
          “ Yang bener dek ? Kakak mohon tolong jangan berbohong ! kakak nggak tau lagi mesti cari Debra kemana. Semua tempat udah kita datengin, tapi kakak nggak pernah nemuin Debra. Kakak kangen banget sama dia. Kakak pengen ketemu sama dia. Please jangan berbohong sama kakak ! “ pinta Nenji dengan wajah yang sangat sedih dan memelas.
          “ Aku juga kangen banget sama kamu Nenji... “ jawab Debra didalam hatinya, mendengar pernyataan Nenji tadi.
          “ Buat apa juga kami bohong sama kakak ? Kalau Kak Debra memang ada disini, kita pasti bilang kalau dia ada kok. Kita nggak mungkin pisahin kakak dari Kak Debra. Nggak ada untungnya buat kita. “ tambah Vala lagi meyakinkan.
          Nenji tertunduk lemah mendengar pernyataan kedua adiknya yang sangat ia percaya itu. Rasanya Nenji ingin menangis sekeras – kerasnya untuk melepaskan rasa yang bergejolak dihatinya itu. Nenji sangat kecewa, harapan dia untuk bertemu dengan Debra disini, ternyata nggak juga berhasil. Debra juga nggak ada disini. Nenji putus asa, dan bener – bener nggak tahu lagi harus mencari kemana.
          “ Kalau boleh kami tahu, sebenarnya Kak Debra ngilang karena apa kak ?” tanya Vala hati – hati.
          Nenji tak mampu lagi untuk menjawab pertanyaan Vala. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya, dan menutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya. Entah sengaja menutupi tangisnya, atau mencoba mengendalikan dirinya.
          “ Dia salah paham dek. “ sahut Chiko.
          ” Salah paham kenapa kak ?” tanya Helen lagi.
“ Nenji dan Debra memang sudah punya masalah sebelumnya. Yaitu Nenji bakal dijodohkan oleh Mamanya sama orang lain. Mama Nenji awalnya sangat tidak setuju hubungan Nenji dengan Debra. Tapi semua itu mempunyai alasan yang sangat jelas. Dan Debra sendiri juga pasti sudah tahu alasannya. Karna Nenji, dan calon tunangannya telah menjelaskan semuanya pada Debra. Waktu itu kakak mohon sama Ayah tiri kakak, untuk cari cara agar hubungan Debra dan Nenji bisa bersatu. Kalau dibilang hubungan Debra dengan Ayah, sangat tidak akur. Makanya Ayah pikir dengan membantu Debra agar bisa bersatu lagi dengan Nenji, Debra akan bersikap baik setelah itu pada Ayah. Dan Ayah mencoba untuk menolong masalah mereka.” Jelas Chiko.
Debra langsung mendekatkan telinganya lagi ke arah mereka. Tapi tetap berusaha bersembunyi agar tidak ketahuan kalau dia memang ada disini. Debra sangat ingin tahu penjelasan Chiko tadi. Tapi sekilas raut muka Debra sangat sedih melihat Nenji yang masih saja menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Debra tahu, ini adalah salah satu usaha yang biasanya dilakukan Nenji untuk mengendalikan dirinya, menahan tangis yang menyiksa dalam dadanya. Debra menangis melihat Nenji dari arah kejauhan. Raut wajah yang sedih sekaligus rindu bercampur menjadi satu.
“ Esoknya Ayah menemui Mamanya Nenji. Mereka berdua sahabat lama. Ayah meminta pada mama Nenji untuk membatalkan pertunangan Nenji. Dan soal nominal yang diminta oleh Mama calon tunangan Nenji, Ayah berjanji pasti juga ikut membayarnya agar Debra bisa bersatu lagi dengan Nenji. Mama Nenji menyetujui permintaan Ayah, mereka berdua berjanji sama – sama mengeluarkan uangnya untuk menebus semua permintaan oleh orang itu. Dan sewaktu mereka bertemu, Debra melihatnya. Yaah... namanya juga sahabat lama, pasti akan keliatan sangat akrab jika mereka bertemu. Tapi Debra menganggapinya lain. Debra salah paham. Dia pikir Ayah punya hubungan dengan Mama Nenji. Dia mencoba menjelaskan semuanya pada Bunda, aku, dan Nenji. Jelas saja, kami semua nggak akan mudah percaya dengan kata – kata Debra itu. Karna kami yakin, itu nggak akan mungkin terjadi.”
Helen dan Vala terdiam mendengar penjelasan Chiko. Mereka berdua sangat tahu bagaimana cerita awalnya sampai Debra pergi kesini dan tidak mau lagi pulang kerumahnya. Sekarang kedua gadis itu mengerti, kalau Debra salah paham. Dan Helen ingin rasanya untuk kembali ke kamar dan memberitahukan semuanya pada Debra, kalau dia selama ini salah paham. Dan Debra harus kembali lagi kepangkuan keluarganya.
“ Trus bagaimana dengan pertunanganan Kak Nenji ? Kakak jadi tunangan dengan gadis itu ?” tanya Helen
“ Ya nggak jadilah dek. Semuanya udah dibatalin hari itu juga. Tapi Debranya udah keburu pergi duluan. Dan kami coba cari dia selama ini, untuk menjelaskannya tapi nggak pernah ketemu.” Lanjut Chiko.
“ Trus undangan pertunanganan kakak itu gimana ? Bukannya pertunanganan itu akan tetap berlangsung ya ?” cerocos Vala tiba – tiba.
Nenji langsung membuka matanya dan melepaskan tangannya dari mukanya. Nenji sangat terkejut mendengar pertanyaan Vala barusan. Dia heran kenapa Vala tiba – tiba menanyakan soal undangan ? Darimana dia tahu tentang cerita tentang undangan itu ?
          “ Vala.......... kenapa nanyain ini sih ? Kak Chiko kan sama sekali nggak ada cerita tentang undangan. “ bisik Helen pada Vala sambil menggerutu karna ingin marah terhadap pertanyaan Vala tadi.
          “ Maaf.. aku kecoplosan.“ jawab Vala sambil berbisik juga.
          “ Tau darimana kamu soal undangan ?” tanya Nenji dengan wajah yang serius pada Vala. Nenji mulai curiga pada sikap kedua anak ini.
          “ Ehm... maksud Vala itu gini kak, kalo yang namanya tunangan atau apalah, biasanya kan nyebarin undangan gitu, makanya Vala nanya. Ada nggak ngasi undangan gitu ? Apa undangan udah disebarin atau gimana ?” tukas Vala dengan terbata – bata.
          Debra menghela nafasnya lagi setelah mendengar ucapan Vala barusan. Tadi dia sangat terkejut mendengar Vala yang tiba – tiba menanyakan undangan itu. Dia takut kalau Nenji sampai curiga dan tau kalau Debra sebenarnya memang ada disini.
          “ Pinter bohong ya kamu sekarang ? Dimana Debra ? Dia pasti ada disini kan ?” tegas Nenji lagi sangat dingin.
          Kedua anak ini langsung gemetaran melihat tatapan mata Nenji. Mereka tahu betul bagaimana kalau Nenji sudah marah. Semuanya akan kacau dan berubah menjadi sangat menakutkan. Helen dan Vala tampak berusaha menutupi kegelisahan hati mereka. Berusaha menyembunyikan ketakutan mereka.
          “ Vala nggak bohong kak ! Beneran ! Vala nggak tahu apa – apa ! Dan Kak Debra memang nggak ada disini !” Yakin Vala lagi.
          “ Memangnya ada apa sih dengan undangan ? Sampe segitunya ? Salah yaa kalau Vala menanyakan soal undangan ? Emang biasanya gitu kan kalau disetiap pertunanganan, pasti ada sebuah undangan ?” potong Helen membela Vala.
          “ Karna Debra menghilang karena itu ! Faktor terbesar kenapa Debra ngak mau lagi pulang karena undangan itu ! Malam sebelum dia pergi, Zora yang calon tunanganku itu memberikan undangan pertunanganan kami berdua pada Debra. Padahal itu adalah undangan palsu !! Dia sama sekali nggak tahu kalau Mama kakak udah batalin pertunanganan kami. Zora melihat kami bertengkar ditaman, dan Mamanya menyuruh dia mengantarkan undangan palsu itu pada Debra. Agar Debra percaya, dan benar – benar akan menjauhi kakak selamanya. Dia sengaja mengambil kesempatan yang tepat dalam keadaan kami sedang bertengkar !” ucap Nenji menjelaskan dengan penuh emosi.
          “ Sekarang dimana Debra ? Tolong jujur sama Kakak Dek ! Jangan boong lagi !!” bentak Nenji pada kedua gadis itu.
          “ Debra memang sama sekali nggak pernah kesini Nenji ! Jangan bentak adik kamu seperti itu !” tutur Ibu Nengsih yang tiba – tiba datang lagi keruangan itu.
          Nenji terdiam mendengar pernyataan Ibu barusan. Sepercaya apapun Nenji pada kedua adiknya itu, tapi Ibu Nengsih-lah yang sangat dipercaya Nenji. Nenji sangat hormat pada Ibu Nengsih dan sangat mempercayainya. Dia yakin kalau Ibu nggak akan mungkin berbohong padanya.
          “ Lalu dimana Debra sebenarnya Bu ? Kenapa semua orang ingin menjauhiku dengan Debra ? Aku sangat mencintainya ! Aku nggak akan pernah bisa mencintai orang lain kecuali dia. Apalagi sampai tunangan atau menikah dengan orang lain kecuali Debra. Pertama Mama, Mama aku melarang kami untuk bersatu. Dan sekarang, disaat semua masalah sudah selesai, disaat Mama aku sudah merestui kami, Debra malah menghilang. Dia malah pergi dari sisi aku. Aku sangat merindukannya Bu. Aku ingin bertemu dengan dia. Aku ingin menjelaskan semuanya pada dia. Kalau aku sangat mencintainya..... Dimana lagi aku harus mencari dia ?” ujar Nenji.
Nenji nggak bisa lagi menahan semuanya. Dihadapan Ibu yang sudah ia anggap sebagai Ibu kandungnya sendiri, Nenji melimpahkan semuanya. Nenji sangat berharap bisa bertemu Debra disini. Tapi hasilnya apa ? Dia tak kunjung jua menemukan Debra disini. Hatinya sangat pilu, dia sangat sedih membayangkan bila dia tak bisa lagi bertemu dengan Debra.
Harus kemana lagi dia mencari Debra ? Nggak ada tempat lagi ! Pikiran kacau kembali menghampiri Nenji. Ketakutan kalau Debra ternyata memang sudah tak ada lagi, kenyataan kalau Debra pergi menyusul Yoga untuk selamanya. Nenji benar – benar nggak sanggup kalau itu benar – benar terjadi. Badan Nenji sangat lemas, dia nggak sanggup lagi berbuat apa – apa. Dia hanya terduduk pasrah menerima semua ini.
“ Maafin aku Ji.. maafin aku !! Aku juga sayang sama kamu..... maafin aku !” ucap Debra dibalik dinding. Airmata Debra kian jatuh bercucuran. Ingin rasanya memunculkan diri dan memeluk Nenji sekarang. Tapi entah kenapa, hati kecil Debra mengatakan ’Jangan ! Ini bukan waktu yang tepat !’. Debra terpaksa hanya menyandarkan dirinya didinding dibalik tempat persembunyiannya. Hatinya sangat sedih dan pilu mendengar pernyataan Nenji tadi.
“ Besok adalah konser pertamaku. Album pertamaku akan segera launching. “ lanjut Nenji
Debra kaget mendengar berita itu. Perasaan sedih bercampur senang dan bangga bergelayut dihatinya.
“ Sebenarnya konser besok adalah konser besar Ungu. Tapi disana band aku juga akan melaunchingkan album baru kami. Kami dikasih kesempatan untuk promo disana. Aku harap kalian berdua bisa dateng Len, Vala. “ ucap Nenji dengan suara yang mulai melemah pada adiknya itu.
“ Dulu aku pernah bilang sama Debra, kalau konser ini nggak akan ada artinya tanpa kehadiran dia. Dan sampai sekarang hal itu masih berlaku. Jujur, aku sama sekali nggak ingin lagi untuk kesuksesan album Zherocliq ini, tapi hanya karna ingin menghargai usaha temanku aja, baru aku mau.”
Nenji kembali terdiam ditengah katanya. Mendadak semua orang membisu didalam ruangan itu.
“ Ini adalah impian terbesar dalam hidupku, yang pernah aku ceritakan pada Debra. Dan dibalik semuanya, ada satu lagi yang paling sangat kuharapkan. Yaitu kehadiran Debra dikonserku nanti. Tapi sekarang...... keliatannya semua udah nggak ada arti lagi. Debra nggak mungkin dateng. Semuanya bakalan percuma. Janji Debra yang pasti akan dateng, cuma tinggal janji. Aku benar – benar nggak semangat lagi untuk konser ini. Karna semua harapan terbesarku telah berubah. Yaitu.... aku hanya ingin bertemu Debra lagi. Aku hanya ingin cintaku dan dia bisa bersatu lagi. Cuma itu impian dan harapanku sekarang.” Lanjut Nenji dengan tatapan yang kosong dan sedih.
“ Yaudah... kita pulang dulu ya Bu, Len, La. Udah malem juga.“ tutur Nenji yang langsung berdiri diikuti dengan Chiko yang hendak berpamitan.
Nenji dan Chiko langsung masuk kedalam mobilnya dengan langkah yang lemah dan putus asa. Mereka nggak juga bisa bertemu dengan Debra. Sepertinya semua harapan Nenji telah pupus untuk bisa bertemu Debra kekasih yang sangat ia cintai ditempat ini.
“ Maafin aku Ji.. maafin aku kak, Bunda dan Ayah. Aku telah membuat kalian panik, aku nggak pantas lagi ada dikehidupan kalian. Aku minta maaf...... “ ucap Debra dengan linangan air matanya.

         

         
 

         











         

Ku Ingin Selamanya...
         
          Aku nggak bisa tidur semalaman ini. Hatiku gelisah, pikiranku kacau, aku merasa bersalah, rasa rinduku pada mereka juga semakin membara. Semuanya bercampur menjadi satu. Selepas Nenji dan Chiko pergi dari tempat panti ini, aku langsung kekamar. Aku pura – pura tidur dihadapan Helen dan Vala. Aku nggak sanggup bila mendengar lagi penjelasan mereka. Aku yakin mereka pasti akan kembali menasihatiku, dan menyuruhku segera pulang.
          Mendengar pernyataan Nenji dan Chiko tadi saja, hatiku sudah sangat sedih dan pilu. Aku nggak mau lagi mendengar apa – apa dari mulut siapapun. Sekarang aku hanya ingin menenangkan diriku. Menenangkan hatiku agar bisa berpikir jernih. Dan bisa melakukan apa yang seharusnya aku lakukan setelah mendengar semua pernyataan itu.
          Mentari telah kembali bersinar. Udara segar dari arah pantai kembali berhembus kekamarku. Kulihat Helen dan Vala masih tertidur pulas. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Mungkin karna hari ini adalah hari libur, mereka berdua masih melanjutkan tidurnya.
          Aku hanya bisa duduk terdiam dari atas tempat tidurku, memikirkan semua kejadian tadi malam. Aku kembali melihat dua orang yang sangat berarti dalam hidupku. Dentuman jam kian berbunyi keras, memecahkan kesunyian yang ada didalam kamar ini.
          Tiupan angin yang dingin, semakin menusuk kalbuku. Hatiku semakin pilu dibuat olehnya. Dilema berat yang sedang melanda hatiku saat ini. Apa yang seharusnya aku lakukan ? Mungkinkah aku harus kembali lagi kepangkuan mereka atau sebaliknya ? Tetap disini dengan kehidupanku yang baru.
          Berkali – kali kucoba hirup nafas sedalam mungkin dan melepaskannya, untuk menenangkan hatiku yang galau ini. Hatiku sangat merasa bersalah karena telah berpikiran buruk selama ini pada direktur itu, Ayah tiriku. Ternyata benar apa yang dibilang Chiko, dia adalah laki – laki yang sangat baik. Hanya kita saja yang telat untuk menyadari semuanya itu.
          Aku menyesal karena telah berkata yang bukan – bukan tentang dirinya. Pertemuannya itu adalah karena aku. Karena dia ingin menolongku dari masalahku dengan keluarga Nenji. Semuanya dia lakukan demi aku. Tapi apa balasan dari ku ? Aku malah menuduhnya yang bukan – bukan. Aku menuduhnya telah berselingkuh dengan Mama Nenji. Sempit sekali pikiranku. Kenapa aku nggak tanya terlebih dahulu pada dia langsung ? Bukannya malah menyimpulkan sendiri pertemuan itu.
          Hampir saja aku menghancurkan pernikahan Bundaku dengan dia. Kalau saja waktu itu Bunda percaya dengan kata – kataku. Sekarang Bunda pasti sudah bercerai dengan Ayah. Dan itu semua adalah perbuatanku. Anak macam apa aku ? Menghancurkan pernikahan Ibunya sendiri.
          Dan Nenji.... dengan bodohnya aku meminta dia untuk percaya pada kata – kataku. Bahkan aku sangat marah dan kecewa ketika dia bilang, kalau dia nggak bisa mempercayaiku kali ini. Ya jelas saja dia nggak akan mungkin percaya. Dia sudah mengenal Mamanya bertahun – tahun lamanya. Sedangkan aku ? Hanya beberapa bulan saja. Nenji sudah pasti tahu bagaimana Mamanya itu. Mamanya nggak mungkin melakukan hal sebodoh itu.
Dan satu lagi, kesalahan yang telah aku perbuat. Aku hampir saja membuat seorang anak membenci Ibu kandungnya sendiri. Seandainya saja Nenji percaya dengan kata – kataku itu, Nenji pasti tidak akan mau lagi bersama Mamanya sekarang. Dia pasti mengajakku pergi menjauh dari kehidupan keluarga kami. Dan itu artinya aku memisahkan hubungan yang dekat antara seorang anak dan Ibunya. Dan itu semua terjadi karena perbuatanku.
Debraa.... Debra ! Kenapa sih kamu nggak pernah berpikir dewasa ? Kenapa sih pikiranmu terlalu pendek ? Kenapa sih kamu masih aja mementingkan sifatmu yang kekanak – kanakan itu ? Memaksa semua orang untuk ikut dengan kamu, percaya dengan kata – katamu, menuruti semua keinginanmu. Sadar Debra, nggak selamanya kamu bisa seperti ini !
Aku sangat benci dengan sifatku itu ! Semuanya menjadi kacau karena sifat childishku ini. Sifatku yang ingin memaksakan semua keinginanku. Aku benci ini ! Semuanya menjadi kacau karena aku.
Dan dulu, dengan bodohnya aku berpikir, mereka nggak akan peduli lagi dengan aku. Mereka sama sekali tidak ingin mencariku. Pernyataan yang sangat bodoh Debra ! Mereka nggak akan mungkin melupakanmu begitu saja ! Mereka sangat menyayangimu ! Mereka nggak akan mungkin tinggal diam setelah kau menghilang berbulan – bulan lamanya. Dan kamu denger sendiri kan ?? Selama ini mereka selalu berusaha mencarimu, tapi hasilnya ? Mereka sama sekali tidak menemukanmu.
Semua orang panik memikirkanmu Debra ! Sekarang apa yang kamu tunggu lagi ? Seharusnya kamu balik lagi kepangkuan mereka ! Bukan disini tempatmu ! Kamu bukanlah orang yang tidak punya keluarga lagi. Kamu masih mempunyai keluarga yang sangat mencintai kamu. Kamu masih mempunyai mereka yang begitu peduli denganmu. Dan kamu juga mempunyai kekasih yang sangat mencintai kamu, yang sangat merindukan kamu. Buat apa kamu masih bersikeras untuk diam disini ???
Semua kata – kata itu bergelayutan dikepalaku. Pernyataan yang mengajakku untuk segera pulang dan tak lagi tinggal di tempat ini. Semuanya sudah jelas. Aku sudah mendapatkan penjelasan tentang tanda tanyaku selama ini. Apa yang masih kupikirkan sekarang ?
Mungkin benar apa yang dibilang Nenji, faktor yang paling membuatku pergi selama ini karena undangan itu. Kalau saja Zora tidak memberikan undangan palsu itu padaku, mungkin hanya untuk satu atau dua bulan saja aku pasti sudah pulang lagi. Aku tetap disini, karna aku nggak sanggup lagi bila harus bertemu dengan Nenji. Mendapati mukanya yang sudah menjadi milik orang lain. Aku sanggup untuk itu.
Dan sekarang, aku sudah mengetahui semuanya. Undangan itu palsu. Nenji sama sekali tidak pernah melangsungkan pertunanganan dengan Zora. Semuanya hanyalah cara yang dilakukan Mama Zora untuk memisahkan kami berdua. Sekarang apa lagi yang membuatku untuk tidak mau lagi kembali datang kehadapan mereka ??
“ Kakak udah bangun ?” sapa Helen padaku.
“ Iya dek.. “
“ Aku dan Vala hari ini nggak bisa datang ke konser Kak Nenji. Kakak bisa datang kan hari ini ke tempat itu ? Kayaknya aku nggak perlu lagi menjelaskan semuanya pada kakak. Aku tahu, kakak berdiri dibalik dinding itu. Kakak pasti sudah mendengar semua perbincangan kami. Aku harap pikiran kakak sekarang sudah berubah. Dan kakak mau lagi kembali kepangkuan mereka “ ucap Helen.
Aku hanya terdiam mendengar ucapan Helen barusan. Aku memang harus kembali. Aku nggak boleh diam seperti ini terus. Aku punya keluarga, dan aku harus kembali kehadapan mereka.
“ Dan kakak juga harus datang ke konser nanti malam. Konsernya dimulai pukul setengah delapan malam di Jcc- Jakarta. Tempatnya sangat jauh kak dari sini. Kakak harus bersiap – siap dari sekarang. Kakak harus kemasi semua barang kakak dulu. Dan mobil bus menuju kesana, baru ada pukul 3 sore nanti. Kakak pasti bakal datang kan kesana ?” tambah Vala. Aku belum juga bisa menjawab pertanyaan kedua adikku ini.
“ Kakak udah janji untuk datang dikonser pertama Kak Nenji. Janji adalah utang kak. Kakak harus tepatin janji kakak itu !” tukas Helen.
Aku memikirkan lagi dengan matang semua perkataan Helen dan Vala. Aku ingin menetapkan suatu pilihan dengan sangat yakin. Aku nggak mau salah dalam keputusanku nanti. Dan akhirnya aku memutuskan untuk berangkat ke Jakarta hari ini juga. Aku ingin kembali kepangkuan keluargaku. Aku nggak mau lagi bikin mereka panik dengan tingkahku yang salah ini.
Helen dan Vala membantuku untuk memberesi semua pakaianku. Setelah itu mereka juga membuatkan masakan untukku, untuk bekalku diperjalanan nanti. Dari tempat ini ke Jakarta cukup jauh. Apalagi nanti harus ke Jcc lagi. Pasti butuh waktu yang sangat lama. Makanya mereka menyiapkan makanan untuk diperjalananku nanti.
Ibu sangat senang mendengar keputusanku itu. Ibu sangat mendukung aku. Bukan berarti mereka semua tidak sayang padaku. Mereka melakukan ini, justru karena sebaliknya. Mereka sangat menyayangiku. Mereka inginkan yang terbaik untuk kehidupanku.
Setelah selesai sholat Zuhur, aku dengan diantar Vala dan Helen langsung pergi menuju terminal untuk segera berangkat kesana. Aku berpamitan dengan Ibu dan anak – anak lainnya. Sungguh sangat berat untuk melepas mereka juga. Perpisahan yang lagi – lagi harus dihiasi dengan airmata. Mereka sudah ku anggap sebagai keluargaku sendiri. Terutama Ibu Nengsih, Ibu sudah kuanggap sebagai Ibu kandungku yang kedua.
Aku nggak kuasa lagi menahan tangisku sewaktu berpamitan dengan Ibu. Didalam dekapannya, aku menangis sejadi – jadinya. Jauh dilubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat berterima kasih atas jasa mereka selama ini padaku. Aku datang sangat merepotkan Ibu. Aku hanya membuat Ibu panik dan susah dengan sikap kerasku ini.
“ Makasih ya Bu buat semuanya. “ ucapku lirih dengan tangisanku.
“ Iya nak sama – sama. Lain kali kalau ada waktu balik lagi ya ketempat ini. Kami semua pasti akan sangat merindukanmu. “ jawab Ibu lagi sambil mengusap airmata dipipiku.
“ Iya Bu.. aku janji ! Aku pasti akan sering ketempat ini. Aku nggak akan pernah lupakan tempat ini. Tempat yang mengajari aku untuk berpikir dewasa.”
Setelah selesai berpamitan dengan orang yang berada dipanti. Kami bertiga langsung pergi menuju terminal tempat pemberhentian bus menuju Jakarta. Kami semua hanya bisa diam dalam kebisuan. Rasanya sangat sulit untuk membuka suara lagi. Aku yakin, Helen dan Vala pasti juga merasakan hal yang sama denganku. Tidak ingin berpisah satu sama lain.
Tawa dan canda yang biasanya selalu mengiringi kami bertiga, kini semua berganti dengan keheningan. Keheningan dalam kesedihan karna sebentar lagi kami akan berpisah. Dan kini... waktunya telah tiba. Bus ku sudah datang, dan akan segera berangkat. Semua penumpang sudah mulai menaiki bus satu persatu.
Tanpa perlu banyak bicara lagi, kami bertiga langsung berpelukan dengan diiringi tangis kami. Memang benar, aku pasti akan kembali lagi ketempat ini. Tapi kebiasaan kami yang selalu bersama setiap hari, membuat kami nggak bisa membendung tangis ini. Kami pasti akan sangat merindukan masa – masa itu.
“ Makasih ya sayang buat semuanya. Kakak nggak tau lagi mesti ngomong apa sama kalian berdua. “
“ Iya kak... Kami pasti akan sangat merindukan kakak lagi. Jangan lupa telfon kami ya kalau kakak udah di Jakarta nanti “ jawab Helen.
Acara tangisanpun sudah berakhir. Sekarang saatnya aku masuk kedalam bus ini. Aku segera berangkat ke Jakarta, mengejar cintaku yang telah lama hilang dari kehidupanku selama ini. Aku nggak ingin lagi menyia – nyiakannya dalam hidupku. Aku ingin selamanya ada disamping dia. Menyangi dirinya sampai waktu akan memanggillku. Seperti lagu Ungu, Ku Ingin Selamanya.
Dan untuk keluargaku, aku ingin cepat – cepat bertemu mereka. Aku ingin memeluk Bunda dan Chiko. Dan.... aku ingin minta maaf dan memeluk Ayah tiriku itu. Aku sudah terlau banyak bersalah pada dia. Dia telah memberikan semuanya untukku selama ini. Sekarang saatnya aku ingin membahagiakannya. Aku ingin menjadi anak yang baik buat dia dan juga Bundaku.
Ternyata benar apa yang dibilang pepatah, “ Sejauh apapun burung bangau terbang, dia pasti akan kembali juga kekubangannya “. Dan sejauh apapun aku pergi meninggalkan mereka dari hidupku, aku pasti akan kembali lagi kehadapan mereka, keluargaku.
“ Nenji...... tunggu aku sayang ! Aku akan datang untuk mencintaimu lagi !” ucapku dengan penuh semangat.
                                                ***
“ Udah selesai sholat maghrib kan Ji ?” tanya Zaky pacarnya Nindy menghampiri adik iparnya itu.
“ Udah kak.. “
“ Trus kenapa masih disini ? Siap – siap dong ! Semua orang udah pada ngumpul tu dibelakang. Sejam lagi acara dimulai loh. Kamunya belum siap – siap sama sekali.” Lanjut Zaky.
“ Gue lagi nungguin Debra. “ jawab Nenji sambil tersenyum sedih.
“ Ji... gue ngerti perasaan loe. Tapi Debra nggak mungkin akan datang. Dia nggak mungkin tau tentang konser ini.”
“ Gue yakin dia pasti akan datang. “ tukas Nenji.
Nenji langsung berbalik menuju teman – teman cliquersnya yang juga ikut mengisi acara ini. Semuanya sudah sibuk membenahi diri mereka dibelakang panggung. Tampak para personil Ungu yang juga sedang asyik bercerita dengan cliquers lainnya, sambil berdiri didepan kaca menata penampilan mereka.
Nenji tersenyum mendapati semua yang ada dihadapannya sekarang. Semua impiannya bisa terkabul hari ini. Kolaborasi dan ada di konser band Idolanya, Ungu. Bukan hanya dia yang sangat mengidolakan band ini. Tapi Debra, Debra juga sangat mengidolakannya. Bahkan sebenarnya tujuan utama dari diadakan konser ini adalah ingin mendekatkan Debra dengan para personil Ungu. Mewujudkan mimpinya untuk bisa berbincang lama – lama dengan mereka disini.
“ Seandainya ada kamu disini yaang... kamu pasti sangat puas bisa ngobrol bareng sama anak – anak Ungu. “ ucap Nenji dalam hatinya.
“ Udah siap Ji ? Kamu pake baju itu aja nanti ?” tanya Ije sewaktu melihat Nenji masuk kedalam ruangan itu.
“ Gampanglah kalau soal pakaian. Nggak usah terlalu dipikirin.. gue udah siapinnya kok.” jawab Nenji.
Nenji mengambil satu helai baju yang berada didalam tasnya itu. Nenji berjalan kedepan kaca, melihat rambutnya dan penampilannya yang lain.
“ Hmm.. rambut gue masih rapi. Dikasih gell dikit aja, udah selesai. Gue keluar dulu yaa. “ ujar Nenji lalu meninggalkan ruangan itu lagi.
Nenji kembali berdiri didekat pintu keluar. Nenji melihat kearah orang yang ingin mencoba masuk kedalam Jcc malam itu. Nenji masih berharap kalau Debra akan datang malam ini.
“ Mbak... “ tegur Nenji pada salah satu pekerja yang bertugas memasuki cliquers dan penonton lainnya kedalam tempat konser.
“ Iya Nenji.. ada apa ?” tanya Mbak itu yang sudah mengenal Nenji.
“Hmm.. ntar kalau ada gadis yang bernama Debra ingin masuk, tolong tempatin dia paling depan yaa. Walaupun ntar dia nggak pakai baju cliquers. “ pinta Nenji.
“ Waduw... bagaimana caranya Mbak tahu siapa orang yang mempunyai nama Debra nanti Ji. Nggak mungkin kan mbak tanya satu peratu diantara mereka nanti ?”
“ Ini foto dia. Ntar kalau mbak liat ada orang yang mirip dengan wajah yang ada difoto ini, jangan biarin dia dibelakang ya. Aku akan semangat kalau melihat dia secara jelas dihadapanku.” ucap Nenji meyakinkan agar Mbak itu mau menuruti permintaan Nenji.
“ Yaudah deh.. mbak coba dulu ya nanti.“ jawab pekerja tersebut dengan tersenyum. Dan kemudian pergi lagi kedepan untuk menjalankan tugasnya.
“ Kamu harus yakin kalau dia bakal datang Ji ! Jangan menyerah untuk menunggu dia kembali lagi kehadapan kamu. “ suara seseorang yang sangat mirip dengan suara Nenji. Suara yang tiba – tiba datang menghampiri Nenji.
Nenji tersenyum mendengar kata – kata pria berkulit putih dengan kacamatanya itu. Dia tambah bersemangat mendapatkan dukungan dari Idolanya sendiri, Pasha.
“ Makasih A’... aku nggak akan nyerah kok.“ balas Nenji lagi tersenyum lepas pada Idolanya itu.
Nenji memang tidak pernah menceritakan semuanya pada Pasha. Tapi anak – anak cliquers lainnya yang mengetahui cerita mereka, banyak juga yang menceritakannya pada idola mereka itu.
“ Yaudah kamu ganti pakaian gi.. ! Siap – siap ! Bentar lagi acara udah dimulai. Aa’ kedepan dulu, mau siap – siap buat pembukaan acara. “ tutur Pasha lalu pergi berjalan mendekati panggung.
                                                ***
Aduuh... udah pukul 7 malem, sampe sekarang aku belum juga mendapatkan taksi menuju kesana. Aku nggak tahu mesti naik bus apa lagi untuk samapi ke Jcc. Walaupun dari kecil aku sudah tinggal di Jakarta, tapi aku sama sekali nggak hafal jalanan Jakarta.
Setengah jam lagi acara akan dimulai, bagaimana caranya ini ? Aku pasti akan sangat telat untuk sampai disana. Aku terus berusaha memberhentikan taksi didepanku. Dan baru pukul 7 lewat 15 menit aku baru bisa mendapatkannya.
Aku nggak boleh patah semangat. Bagaimanapun juga caranya, aku harus sampai ketempat itu malam ini juga. Aku nggak ingin menecewakan Nenji. Aku harus menepati janjiku untuknya.
                                                ***
Tepat pukul setengah delapan malam konser akbar itu dimulai. Dibuka dengan penampilan para duta cliquers seluruh Indonesia menyanyikan lagu Sahabat Setia dari original soundtrack Ungu di film Coklat Strowbery untuk para lelakinya. Dan kemudian disambung oleh wanitanya dengan membawakan lagu Yang Pertama dari album penguasa hati. Dan terakhir mereka bergabung membawakan lagu Tak Terulang dari album Melayang Ungu.
Pembukaan pertama langsung heboh dengan tatanan panggung yang luar biasa. Cahaya yang sangat kemilau dan megah memperlihatkan konser yang begitu spektakuler. Ditambah lagi dengan alunan musik yang indah. Semuanya dikonsep oleh para cliquers dibantu dengan tim kreatif stasiun tvnya.
Setelah tiga lagu dibawakan, Ungu datang dengan lagu mereka Aku Datang Untuk Mencintaimu, yang disambut sangat heboh oleh para penonton. Beberapa lagu yang dibawakan ungu pasti akan mendapat sambutan yang sangat meriah dari para cliquers mereka.
Dibalik itu Nenji terus memerhatikan setipa orang yang ada didalam konser itu. Memastikan bahwa ada Debra disana. Tapi setelah lama Nenji mencari, dia belum juga melihat batang hidung Debra. Dan kini.... saatnya penampilan Zherocliq. Untuk pertamanya Zherocliq membawakan lagu dari Ungu, Cinta Dalam Hati.
Penampilan Zherocliq membawakan lagu Ungu disambut hangat oleh semua cliquers. Semua penonton yang ada terpukau dengan penampilan Nenji dan teman – temannya yang bernyanyi dari hati. Nenji memang sengaja memilih lagu ini, karena sesuai dengan penantiannya sekarang untuk menunggu Debra.
Ku ingin kau tahu
Diriku disini menanti dirimu
Meski kutunggu hingga ujung waktuku
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya
Dan izinkan aku memeluk dirimu
Sekali ini saja
Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya
Dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja
Nenji membayangkan kenyataan pahit dari lagu ini. Kalau – kalau memang dia nggak akan bisa ketemu lagi dengan Debra. Mungkin lagu inilah yang paling cocok dengan isi hatinya sekarang.
Setelah Nenji selesai membawakan lagu Cinta Dalam Hati, ini saatnya Nenji membawakan lagu dari album mereka. Dengan dipandu hostnya yang memperkenalkan band Nenji sekaligus memberitahukan bahwa ini adalah untuk pertama kalinya Zherocliq memperkenalkan lagu mereka.
Nenji mungkin memang menghadapkan dirinya pada host dan menjawab pertanyaan host menyangkut album pertamanya ini. Tapi tetap saja, pikiran Nenji tertuju pada Debra. Matanya nggak pernah lepas dari hadapan penonton didepannya. Memerhatikan ada atau tidaknya Debra diantara mereka.
Ketika host menanyakan single pertama mereka yang berjudul ‘ Hanya Kamu ‘ ditujukan untuk siapa dan keinspirasi darimana. Nenji terdiam sejenak dan melihat kearah penonton, lalu berkata...
“ Lagu ini keinspirasi dari seseorang yang sangat berarti dalam hidup aku. Semua cerita dalam lagu ini, mengisahkan tentang dia. Dan sejujurnya aku sangat berharap, dia bisa datang malam ini dan mendengarkan langsung lagu ini. Tapi sayangnya, sampai sekarang aku nggak tahu dia ada dimana sekarang. Yang jelas buat seseorang yang sangat kutunggu itu, dimanapun kamu berada... lagu ini aku persembahkan buat kamu. Hanya kamu... “ ucap Nenji yang kemudian langsung menyanyikan lagu yang cukup melo ini.
“ Aku disini sayang... aku sudah ada disini buat kamu !” ucap Debra didalam hatinya.
Nenji memang tidak melihat Debra yang sudah berdiri ditengah – tengah penonton lainnya, mulai dari pertama Zherocliq tampil tadi sampai sekarang, disaat Nenji menyanyikan single dari album mereka.
Setelah selesai menyanyikan dua lagu baru dari bandnya, Nenji tampil kolaborasi dengan Ungu, membawakan lagu Ku Ingin Selamanya, Penguasa Hati dan Semoga dari album pertama Ungu.
Ditengah – tengah penonton, Debra tersenyum lepas mendengarkan suara merdu Nenji dan Idolanya bernyanyi bersama. Bagi Debra sekarang sudah cukup dengan dia hadir ketempat ini walau Nenji tidak melihatnya. Yang penting baginya, dia telah menepati janjinya pada Nenji.
Setelah selesai Zherocliq tampil, Ungu kembali memperlihatkan aksi mereka yang spektakuler diatas panggung. Debra juga ikut terhanyut dengan suasana konser malam itu dengan penonton lainnya.
“ Debra.... kamu ikut mbak ke backstage ya !“ kata Mbak yang memasukkan Debra tadi kedalam tempat ini. Mbak itu adalah pekerja yang disuruh Nenji tadi.
Debra mengikuti mbak Devy itu. Sejak Mbak itu menolong Debra untuk bisa masuk kedalam konser ini, Debra sangat berterima kasih dan sangat percaya pada pekerja itu.
“ Kamu pacarnya Nenji ya ?” tanya Mbak itu ditengah perjalanannya.
“ Mbak tau darimana ?” tanya Debra heran.
Perempuan itu hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan Debra. Debra juga sedikit heran daritadi, ketika mendapati Mbak ini yang sudah mengetahui namanya.
“ Kamu jalan kesana yaa... mbak mau kerja dulu. “ tunjuk Mbak itu pada sebuah kamar ganti tempat pengisi acara. Mbak Devy langsung pergi meninggalkan Debra.
Debra berjalan mendekati kamar itu. Debra melihat kertas yang tertempel dipintunya,” Cliquers “. Ini pasti ruang gantinya cliquers yang akan mengisi acara ini, batin Debra. Lalu buat apa Mbak Devy menyuruh Debra masuk kedalam ruangan ini ?
Dengan langkah yang sedikit ragu, Debra melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu. Dan Debra melihat banyak teman – teman cliquersnya yang berada didalam sana sedang asyik berbincang satu sama lain. Kemudian mata Debra tertuju pada laki – laki dengan baju kaos putih, mirip seperti yang biasanya digunakan oleh Enda, abangnya para cliquers.
Bibir Debra langsung menyunggingkan senyum kecil dan penuh dengan kerinduan dari dalam hatinya.
Laki – laki itu hanya duduk terdiam dan menatap ke lantai. Memain – mainkan kakinya dengan menggoyang – goyangkan sepatunya menggores lantai. Sangat jelas terlihat kegelisahan didalam hatinya. Disaat semua orang sedang asyik bicara dengan bahagianya, dia tetap saja diam membisu dengan wajah sedihnya itu. Laki – laki itu pasti sedang memikirkan sesuatu, menunggu seseorang untuk bisa lagi datang kehadapannya. Laki – laki itu adalah Nenji Alvaro.
“ Debra ???” sapa salah satu cliquers yang berada didalam sana. Dia itu juga teman baiknya Debra dalam perkumpulan cliquersnya, Hezty.
Debra tersenyum menanggapi sapaan temannya itu. Nenji yang mendengar Hezty menyebutkan nama Debra, langsung menoleh kearah pintu masuk kedalam kamar. Bukan hanya Nenji, semua orang langsung mengalihkan pandangannya kedepan pintu. Dengan sangat terkejut, Nenji langsung berdiri dari tempat duduknya. Senyum kebahagiaan langsung terpancar dari raut mukanya.
“ Hai semuanya..... Aku kangen kumpul cliquers lagi ! “ ucap Debra sambil tersenyum sedih. Senyuman karna terharu terlukis diwajahnya. Mata Debra kembali berkaca – kaca, disaat bertemu lagi dengan kehidupannya yang lama.
“ Malam yaang.... kenapa kamu diem aja sih disana ? Kamu nggak kangen sama aku ??” goda Debra pada Nenji yang terpaku melihat Debra ada dihadapannya.
Senyuman indah Nenji yang selama ini telah hilang kembali lagi. Sudah lama tidak melihat Nenji tersenyum bahagia seperti ini. Tanpa tedeng aling – aling, Nenji langsung berjalan ke arah Debra dan menarik tangannya untuk keluar dari kamar itu. Nenji langsung membawa Debra keluar untuk bicara empat mata dengannya. Nenji pasti hanya ingin berduaan dengan Debra dulu untuk saat ini.
                                                ***
Aku tidak bisa mengelak lagi disaat Nenji menarik tanganku untuk keluar dan pergi ke suatu tempat. Nenji mengenggam erat tanganku. Genggaman yang lembut namun kuat. Aku kangen sama genggaman ini. Dulu Nenji sering melakukannya untuk menenangkan hatiku. Salah satunya yang paling ku ingat adalah disaat pertemuan aku dengan keluarga Nenji dulu. Disaat Mamanya yang begitu dingin padaku, Nenji menggenggam erat tanganku. Berusaha untuk tenangkan hatiku. Dan kini, aku kembali mendapatinya. Wuaaa...senengnya ! J
Nenji membawaku ke tempat yang jauh dari keramaian. Aku nggak tahu tepatnya ini dimana. Yang jelas ini sudah berada diluar ruangan. Hanya ada taman yang gersang, dengan cahaya lampu jalan yang sedikit redup. Disini hanya ada aku berdua dengan Nenji.
Aku yakin Nenji pasti ingin romantis – romantisan dulu dengan aku sekarang. Memeluk aku, terus bilang kalau dia sangat merindukanku, nggak mau pisah dari aku, dan kata – kata romantis lainnya. Aku sudah bisa menebak pikiran Nenji. Dia pasti akan memulai pembicaraan kami dengan dekapan hangat yang penuh dengan kerinduannya terhadap aku. Hmm.. trust me !
Setelah berhenti disuatu tempat, Nenji menatapku dengan tatapan yang penuh kasih. Dengan genggaman tangan yang belum juga ia lepaskan dariku. Dan untuk kemudian......
“ Bodoh .... !” ucap Nenji sambil meneyorkan kepalaku.
“ Aduuh.... ! “ ucapku pura – pura sakit, walau sebenarnya nggak. Cuma akting aja. Hehehe...Aku hanya sedikit kesal dengan perlakuan Nenji. Apa yang aku pikirkan tadi ternyata salah. Aku pikir dia akan romantisan dulu, eeh.. ini malah noyorin kepala aku. Sebel ! L
“ Baru aja denger kata – kata aku, kalau aku nggak bisa percaya kamu untuk kali itu, malah langsung kabur dari rumah. Berbulan – bulan lagi.... seandainya aku ngomongin putus waktu itu ke kamu gimana ? Pasti kamu udah langsung bunuh diri kan ? Bodoh banget sih pikiran kamu tu !” cerocos Nenji dengan penuh kesal. Aku langsung memasangkan muka cemberut pada Nenji.
“ Kamu kenapa sih ? Udah ketemu aku, malah noyorin kepala aku. Marah – marah lagi.... bukannya kangen – kangenan dulu ?? Peluk aku kek, bilang kangen sama aku, nggak mau pisah dari aku, atau apalah. Pokoknya yang romantis – romantisan dulu. Kita kan udah lama nggak ketemu, bukannya ngelakuin itu, malah ngebentak aku. Tau gini mending aku nggak pulang aja. Mending aku lama – lama aja di panti. Sebel tau nggak !” ucapku cemberut pada Nenji dengan nada kesal.
“ Ooh... jadi selama ini kamu di panti. Bener kan feeling aku ! Trus kenapa kamu nggak keluar kemarin disaat aku datang cari kamu ?”
“ Karna aku nggak mau ketemu sama kamu. Aku benci sama kamu !” ketusku.
“ Aku sayang sama kamu.... “ balas Nenji dengan suara yang lembut dan tatapan penuh kasih. Sejenak aku terdiam mendengar ucapan Nenji barusan.
Nenji langsung memeluk aku. Mendekapku dengan penuh kasih. Aku bisa rasakan kerinduan yang dalam dari dekapan Nenji ini. Begitu juga dengan aku. Aku sangat merindukan moment – moment seperti ini bersamanya. Dan kemudian.......... uupz ! Nenji kembali mengecup bibirku. ( Cuma kecupan kok, jangan pikir yang aneh – aneh dan lebih dari itu ! wkwkwk ;p )
“ Aku kangen banget sama kamu. Please jangan pergi lagi dari aku. Aku nggak akan bisa jauh dari kamu. Berjanjilah untuk akan selalu ada disamping aku, sampai kapanpun itu. Sampai maut memisahkan kita.“ ucap Nenji lembut berbisik didepan wajahku. Suara yang begitu merdu dan membuatku sangat teduh.
“ Aku janji Ji. Aku nggak akan pernah ninggalin kamu lagi. Aku janji untuk itu. “ balasku.
Nenji kembali tersenyum bahagia mendengar ucapanku tadi. Suasana disini memang sangat romantis, karna hanya ada aku dan dia. Ditambah dengan lampu jalanan yang mulai sedikit redup. Aku telah berjanji dalam hatiku, aku nggak akan pernah meninggalkan dia lagi dalam hidupku, selamanya.
“ Kamu pasti tadi nggak denger lagu yang aku ciptain untuk kamu kan?” tanya Nenji disaat kami sudah duduk berdua diatas taman yang gersang itu.
“ Denger kok ! Aku memang datang telat, untuk aja ada Mbak Devy pekerja disini yang masukin aku. Berdiriin aku didepan. Walau nggak didepan banget sih, tapi aku bisa lihat dengan jelas kamunya. Dia juga yang nyuruh aku tadi ke kamar ganti kalian. Mbak itu pasti suruhan kamu ya ?”
“ Hehe.. iya ! Aku yakin kamu pasti akan nepatin janji kamu. Makanya aku minta tolong sama dia, buat masukin kamu nanti di paling depan. Aku harus berterima kasih banyak sama dia. Eh ya.. kamu masuk mulai dari lagu apa ?”
“ Hmm... Dipertengahan lagu Doa Untuk Ibu, sebelum kamu tampil. “ jawabku.
“ Makasih ya sayaang... kamu udah ciptain lagu itu untuk aku.” Lanjutku lagi padanya.
“ Hehe.... aku kan memang pernah janji, semuanya akan aku persembahkan buat kamu. “ Balas Nenji lagi sambil mengusap lembut rambutku.
          “ Nyanyiin sekali lagi dong buat aku. “ ucapku manja.
          “ Hmm.. beli aja kaset dan cd nya... okey nona manis ?”
          “ Diih.. songong banget sih ! “ celetukku.
          “ Hmm.. nggak usah lagu itu yaa... lagu Ku Ingin Selamanya aja. Lagu kita dulu... sekarang kan momentnya pas banget nih buat kita berdua. Ntar kamu sambung bagian Ajengnya. Okey ?” ajak Nenji
          “ Siip !”
Ku Ingin Selamanya
Cinta adalah misteri dalam hidupku
Yang tak pernah ku tau akhirnya
Namun tak seperti cintaku pada dirimu
Yang harus tergenapi dalam kisah hidupku
Ku ingin selamanya mencintai dirimu
Sampai saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku ingin selamanya ada disampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku
Ku berharap abadi dalam hidupku
Mencintaimu bahagia untukku
Karna kasihku hanya untuk dirimu
Selamanya kan tetap milikmu
Direlung sukmamu ku melabuhkan seluruh cintaku
Dihembus nafasku kuabadikan seluruh kasih dan sayangku
          “Yang.. kamu masih ada mau tampil nggak ? Pulang yuuk.. aku mau ketemu sama Bunda, Chiko dan Ayah. Aku kangen sama keluargaku. Aku ingin minta maaf sama mereka.” ajakku setelah selesai bernyanyi dengannya.
          “ Sama keluarga aku nggak pengen ketemu kamu ? Mama aku pengen ketemu sama kamu. Dia pengen minta maaf sama kamu yaang...”
          “ Pasti doong.. ! Tapi keluarga aku dulu yaa. “
          “ Okey ! Hmm.. sebenarnya sih band aku udah nggak ada tampil lagi. Aku bisa aja nganterin kamu pulang sekarang. Tapi nggak pengen ketemu Ungu dulu kamunya ?” tanya Nenji menggoda.
          Aku memikirkan pertanyaan Nenji tadi. Hmm.. bener juga yang dibilang Nenji, kapan lagi aku akan ketemu Ungu ? Sekarang adalah waktu yang tepat. Aku nggak mau nyia – nyiakan kesempatan emas ini.
          Akhirnya aku menunggu Ungu sampai selesai manggung. Dan setelah itu, aku bisa bertemu mereka, dan pastinya juga foto – foto bareng. Wuaa... akhirnya mimpiku selama ini kekabul juga. Setelah ini, Nenji baru akan mengantarkan aku pulang ke rumah. Aku udah nggak sabar lagi ketemu keluargaku. Aku ingin minta maaf pada mereka semuanya, termasuk keluarga Nenji.
          Makasih Tuhan atas semua ini. Aku bisa kembali merasakan kehangatan keluarga yang utuh, dan hubungan dengan Nenji yang tidak perlu waswas lagi karena takut tidak disetujui Mama Nenji. Semua masalah sudah selesai. Aku dan Nenji sudah mendapatkan restu. Dan kini saatnya aku membuka lembaran baru dalam hidupku. Dan pastinya juga akan menghadapi masalah yang baru nantinya. Karna hidup seorang manusia nggak akan pernah lepas dari masalah. Kalau nggak ada masalah, berarti dia nggak hidup. Seperti kata Idolaku dulu disaat dia tertimpa masalah.
          Tuhan memberikan masalah demi masalah, karena Dia sayang pada hambanya. Jadi jangan pernah mengeluh disaat kamu menghadapi masalah. Kamu harus yakin, kamu pasti akan bisa melalui semuanya. Allah nggak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya, ( Jiaah.... udah kayak ustad aja aku pake ngasi ceramah segala. Hahaha... tapi ini semua memang ku dapat karena pengalaman hidupku selama ini. Sampai aku berusia 17 tahun seperti ini )
          Oh ya....Pengalaman hidupku ini juga selalu dihiasi dengan lagu – lagu Ungu yang sangat cocok dengan kisah nyata hidupku. Mantep nggak tuh ? Hahaha... J Ungu memang song of my life banget deh ! I will always love Ungu pokoknya ! Ahhay !
                                                ** The End **


Template by:

Free Blog Templates