Disini Untukmu....
6 Bulan Kemudian....
Semua
anggota keluarga Debra, hanya bisa terduduk diruang keluarga mereka. Bukan
hanya Chiko, Bunda, dan Direktur itu, tapi juga ada Nenji, Nindy, Mamanya,
Zora, dan sahabat – sahabat Debra lainnya. Wajah mereka tampak lesu, terlihat
seperti orang yang sudah putus asa atas usaha mereka selama ini.
“ Gue uda cari kemana – mana. Semua tempat yang biasa
dikunjungin Debra, tapi gue sama sekali nggak nemuin tanda – tanda dia ada
disana.“ ujar Ije membuka suaranya ditengah keheningan semua orang diruangan
itu.
“ Udah 6 bulan ini, kita nggak pernah
henti – hentinya buat cari Debra. Tapi hasilnya apa ? Kita sama sekali nggak
nemuin keberadaan dia dimana.“ tutur Chika dengan raut wajah yang sangat sedih.
“ Aku, Zaky dan Zora juga udah
berusaha cari Debra. Tapi kita juga nggak nemuin dia.” Sahut Nindy.
“ Gue nggak tau lagi mesti cari Debra
kemana. Bukan hanya kita yang selama 6 bulan ini selalu berusaha mencari dia.
Polisi juga udah digerakin buat cari Debra. Tapi sama sekali nggak buahin
hasil. Debra nggak ketemu. Malah sekarang polisi nyerah, mereka bilang dalam
minggu terakhir ini, jika Debra nggak ditemukan juga, mereka akan
memberhentikan pencariannya. Anggapan mereka mungkin Debra nggak akan bisa
ditemui lagi. Kita sama sekali nggak tahu apa yang terjadi pada dia. Entah dia
masih hidup atau......” Chiko tampak begitu sulit untuk melanjutkan kalimat
selanjutnya. Dia memegang dadanya, berusaha menahan sesak yang terasa. Mata
Chiko mulai memerah dan berkaca – kaca. Tapi dia berusaha tampak kuat, terutama
dihadapan Bundanya.
“ Ini semua salah Bunda. Salah bunda yang
nggak bisa mempercayai dia.“ ujar Bunda berikutnya.
“ Bund.... bunda sama sekali nggak
salah ! Kalau memang itu masalah kenapa Debra menghilang, aku juga sangat salah
bund. Karna aku juga nggak percaya omongannya waktu itu. Tapi apa yang kita
lakuin itu adalah benar. Apa yang dibilang Debra, sama sekali nggak bener. Kita
lihat aja buktinya sekarang, dia salah paham Bund. Dan kita semua tahu itu.
Debra hanya terlalu childish ! Yang menganggap dirinya selalu benar, dan apapun
keinginan dia semuanya harus kita turutin. Apa yang kita lakuin terhadap dia
kemarin itu sangat tepat Bund. Supaya dia sadar, nggak selamanya dia bisa
dimanjain. Nggak selamanya keinginan dia bisa diwujudin. Dia udah gede Bund,
dia harus ngerti dan sadar akan semua itu !“ tegas Chiko.
“ Tapi lihat sekarang ? Apa dampak
dari semuanya ? Adik kamu menghilang Chiko ! Dia pergi meninggalkan kita. 6
bulan dia pergi dari kehidupan kita. Kita sama sekali nggak tahu dia berada
dimana sekarang, dia sedang apa, dia makan apa, dia hidup dengan apa, kita sama
sekali nggak tahu Chiko. Bunda khawatir ! Bunda takut kalau terjadi sesuatu
dengan dia. Bunda khawatir dengan keadaan adikmu. Apa dia sehat – sehat aja,
atau sebaliknya, dia udah nggak ada. “ ujar Bunda dengan bergelimangan air
mata.
Ayah tiri Chiko yang berada disamping
Bunda langsung memeluk Bunda. Menenangkan Bunda yang sangat terpukul karna
kehilangan Debra. Semua orang didalam sana, hanya bisa terdiam. Bahkan juga
ikut menangis mendengar perkataan Bunda.
Benar apa yang dibilang Bunda, semua
orang khawatir dengan kondisi Debra sekarang. Entah dia masih hidup atau
sebaliknya, meninggal. Semua pikiran – pikiran kacau berselimut dikepala
mereka. Yang ada sekarang, hanyalah membayangkan apakah Debra masih selamat
atau tidak.
Bagaimana tidak ? Sudah 6 bulan Debra
menghilang, tanpa memberikan kabar sedikitpun tentang dimana keberadaan dia.
Semuanya pasti gelisah, khawatir akan keselamatan Debra. Dengan apa dia bisa
bertahan hidup. Semua orang sedih membayangkan kemungkinan yang terburuk jika
memang terjadi pada Debra.
Kini mereka semua hanya bisa tertunduk
pasrah. Menunggu Debra kembali kepangkuan mereka, jikalau memang Debra masih
hidup. Tapi jika tidak, mereka hanya bisa melepaskan Debra tanpa melihat
sekujur tubuh Debra sedikitpun. Mereka sudah terlalu lelah untuk mencari Debra.
Semua tempat sudah ditelusuri, dan
nggak ada satu tempatpun yang tersisa. Mulai dari hari pertama Debra
menghilang, sampai sekarang 6 bulan sejak kepergian Debra. Tapi mereka tidak
kunjung jua mememukan batang hidung Debra. Bahkan polisi yang juga sudah mereka
gerakkan untuk mencari Debra, telah angkat tangan untuk berusaha temukan Debra
lagi. Lalu sekarang apa yang bisa dilakukan mereka lagi ? Selain menungu, menunggu
dan menunggu kehadiran Debra lagi disisi mereka.
“ Ini semua salah saya. Karna saya
yang nggak juga memberikan restu pada hubungan Debra dengan anak laki – laki
saya, Nenji.” Tutur Mama Nenji dengan raut muka yang sangat sedih. Terpancar
ketulusan dari kata – katanya tadi.
“ Maa..... udah deh ! Jangan ngomong
gitu lagi. Aku mohon...... !“ ujar Nenji pada Mamanya itu.
Wajah Nenji yang sangat jauh berbeda
terlihat dari wajah Nenji yang kita kenal sebelumnya. Yaitu wajah Nenji yang
selalu ceria, meski seberat apapun masalah yang melandanya. Tapi kini, semua
itu hilang. Hanya raut muka yang panik, sedih dan sangat galau terpancar dari
wajah Nenji. Dan satu lagi.... raut wajah yang menunjukan kerinduan yang begitu
dalam pada kekasihnya itu.
“ Semuanya nggak ada yang salah kok.
Yang salah itu Mama aku dan termasuk aku.” Sahut gadis cantik berkulit putih,
Zora.
“ Heh... kalau Mama loe gue akuin memang
iya ! Semuanya karena dia ! Seharusnya Mama loe juga ada disini, panik buat
cariin Debra. Karna ini semua perbuatan dia. Bilang sama Mama loe ! Sadar diri
! Punya perasaan dikit ! Bukannya malah senang – senang, dengan uang yang udah
dia dapetin itu. Kalau sampai terjadi apa – apa sama Debra, gue nggak akan
pernah bisa maafin Mama loe ! Gue nggak akan tinggal diam Ra ! Loe mesti
ingetin itu ke Mama loe !” tutur Nenji dengan penuh amarah. Pancaran mata yang
kembali seperti yang dulu. Tatapan mata Nenji yang penuh dengan api yang sangat
menyala, karna penuh dengan emosinya yang begitu besar.
“ Gue tahu Ji ! Gue juga nggak akan
pernah bisa maafin perbuatan Mama gue. Tapi.... kesalahan yang terbesar adalah
karena gue. Kalau saja gue nggak dateng memberikan undangan malam itu ke Debra,
dia nggak akan mungkin pergi selama ini.“
“ Undangan ?? Maksud loe ?” tanya Nenji
kaget mendengar pernyataan Zora. Bukan hanya Nenji, semuanya kaget mendengarkan
pernyataan Zora barusan.
“ Malam itu, gue liat loe berdua
bertengkar ditaman. Dan gue nelfon Mama, gue pikir itu kesempatan yang bagus
untuk misahin loe berdua. Gue ngelakuin ini karna Tante Alva. Gue nggak mau
kalau Tante masih terbebani dengan ancaman Mama itu. Gue pikir dengan gue
ikutin semua yang disuruh Mama gue, semuanya akan berjalan lancar. Dan Tante
Alva nggak perlu lagi susah – susah bujuk Debra untuk jauhin loe. Tapi ternyata
gue salah, gue nggak tahu kalau Tante Alva udah batalin pertunanganan kita itu
sebelumnya. Dan undangan palsu itu udah terlanjur aku kasih sama Debra.” ucap
Zora yang penuh dengan rasa bersalah.
“ Heh.... gue nggak tau lagi mesti
ngomong apa sama kalian berdua ! Kelakuan kalian udah bikin gue jijik tau nggak
! Rasanya sekarang juga gue pengen bunuh kalian ! Gue pengen kalian mati
ditangan gue ! Kalau bukan karena harapan gue masih bisa nemuin Debra, gue
pasti nggak akan raguin lagu buat bunuh kalian ! Terutama Mama loe ! Tapi gue
yakin, gue pasti akan bertemu dengan Debra lagi, makanya gue nggak mau lakuin
itu. Karna kalau bunuh kalian berdua, gue pasti bakal dipenjara seumur hidup. Itu
artinya gue nggak bisa lagi bertemu Debra. “ ucap Nenji yang penuh dengan
amarah yang membara dihatinya.
“ Gue minta maaf Ji... gue minta maaf.“
ucap Zora dengan penuh sesal.
“ Maaf loe nggak ada artinya ! Maaf
loe nggak bisa kembaliin Debra gue lagi dihadapan gue sekarang ! “ lanjut
Nenji.
Masih disini menantimu.. berharap kau
akan memikirkanku. Handphone Nenji berdering. Lagu itu memang
sengaja dipasangkan Nenji menjadi nada dering untuk handphonenya. Disini
Untukmu, sebuah lagu yang menceritakan tentang penantian seseorang agar
cintanya dapat bersatu. Mungkin hal itulah yang sangat cocok dengan keadaan
Nenji sekarang, yaitu Menanti Debra kembali, berharap cinta mereka bisa bersatu
lagi.
“ Hallo... “ ucap Nenji mengangkat
telfonnya.
“ Nenji... ini mbak Angel. Kita bisa
ketemu nggak hari ini ? Untuk membicarakan tentang konser itu ?” jawab
seseorang dari seberang telfon Nenji.
“ Bisa Mbak... kita ketemu dimana ?”
sahut Nenji.
Dengan wajah yang masih saja tetap
sedih, Nenji mengiyakan untuk janji bertemu dengan orang yang menelefonnya itu.
Nenji sama sekali tidak bersemangat, tapi dia harus melakukannya. Ini semua
demi impiannya yang tak ingin lagi ia wujudkan itu.
“ Gue pergi dulu. Gue bakal terus cari
Debra, sampai kapanpun itu.“ tutur Nenji pada semua orang yang ada didalam
ruangan itu.
***
Sekolah untuk anak kelas 3 memang
sudah berakhir. Sekarang mereka hanya menunggu hasil dari ujian nasional
mereka. Biasanya tidak ada satupun anak kelas 3 lagi yang terlihat datang ke
Scholastica pada pagi hari. Tapi hari ini, semuanya berkumpul, terutama teman
dekatnya Nenji. Mereka datang untuk memberikan semangat pada Nenji dan teman –
teman Bandnya, Zherocliq.
Zherocliq baru saja menyelesaikan
album mereka. Bahkan ternyata perjalanan Zherocliq untuk sukses sangat berjalan
mulus. Lagu – lagu Zherocliq sangat diterima baik oleh label dari Band Idola
mereka sendiri. Minggu kemarin, Nenji ditelfon oleh salah satu pekerja disana,
yang juga bertugas untuk mengurusi hal yang berbaur dengan cliquers, yaitu
pecinta Ungu.
Mengetahui Nenji yang juga seorang
cliquers, begitu juga dengan teman – teman band mereka, pihak label langsung
menghubungi Nenji, dan menyetujui rancangan yang dibuat Nenji untuk mengadakan
konser sesuai dengan keinginan Nenji selama ini.
Minggu depan konsernya akan dilaksanakan.
Nenji akan meluncurkan album pertamanya bersama band Zherocliqnya. Untuk itu,
semua teman Nenji datang kesekolah untuk memberikan dukungan pada Nenji atas
hasil yang dia capai ini. Selebaran tentang konser yang akan berlangsung itu,
memang sengaja dibuat khusus untuk sekolah mereka saja, Yang akan dibagikan
kepada adik – adik kelas mereka.
Seharusnya Nenji bahagia dan senang
atas semua hasil yang telah ia capai ini. Liburannya yang dulu, yang ia
habiskan untuk latihan di studio, ciptain lagu di studio, kini semuanya membuahkan
hasil yang sangat baik.
Nenji memang
sangat bersyukur atas hasil yang dicapainya.Tapi jika bayangan wajah Debra
kembali menghampiri pikirannya, kebahagiaan yang dirasakan Nenji seketika
langsung hilang dan sirna. Hatinya sangat sedih, mengingat Debra tak lagi ada
disampingnya sekarang.
Yang ada didalam benak Nenji sekarang
hanyalah Debra. Melihat senyum Debra, melihat kebahagiaan Debra yang sangat
bangga atas prestasi kekasihnya itu. Tapi sekarang ?? Kenyataannya semua telah
berbalik. Tiada lagi Debra disisi Nenji.
Nenji hanya berpikir, buat apa dia
harus melakukan konser ini ? Ini semua nggak ada artinya. Termasuk album ini.
Semua ini dia persembahkan buat Debra, tapi Debra tak ada disampingnya. Kalau
bukan karena usaha yang selama ini telah dilakukan sahabatnya yang jadi
personil Zherocliq itu, Nenji pasti tidak mau lagi melakukan semuanya. Yang ada
sekarang, hanyalah ingin menghargai usaha personil yang lain. Nenji nggak
mungkin egois memikirkan dia sendiri. Mereka berlima, nggak cuma Nenji yang ada
diband itu. Mau nggak mau Nenji harus tetap melanjutkan karier Zherocliq.
Lagian juga ini mungkin suatu usaha
yang bisa ditempuh Nenji untuk menemukan Debra kembali. Siapa tahu dengan
tersiarnya kabar dari anggota cliquers lainnya bahwa Zherocliq akan ada diacara
konser itu, sampai ke telinga Debra. Dan akhirnya Dia bisa bertemu lagi dengan
Debra, walau Debra tak bisa hadir tepat dihari itu juga bersamanya dikonser
pertama Nenji itu.
Tapi baginya sekarang, hanyalah bisa
bertemu dengan Debra sudah lebih dari cukup. Itulah impian terbesar dalam
hidupnya sekarang, bertemu dengan Debra, dan cinta mereka kembali bersatu.
Hanya itu, hanya itu yang diinginkan Nenji jauh dilubuk hatinya yang paling
dalam.
“ Gue tinggal bentar yaa.“ ucap Nenji
pada teman – temannya ketika mereka berkumpul dikantin sekolah setelah selesai
memberikan selebaran dan promo tentang konser Zherocliq nanti.
“ Mau kemana Ji ?” tanya Ije.
“ Gue kangen banget sama Debra. Gue
mau ketemu dia dulu.“ ujar Nenji sambil tersenyum simpul. Berusaha tersenyum
walau sebenarnya hatinya sangat sedih.
Ije sudah mengetahui maksud dari
ucapan Nenji tadi. Kemana tujuan Nenji, Ije sudah sangat mengerti setelah dia
mengucapkan kata itu tadi. Ije tahu bagaimana sedihnya hati Nenji sekarang.
Bagaimana rindunya Nenji pada kekasihnya itu. Mungkin Ije juga nggak sanggup
melihat kesedihan Nenji. Malah dia sangat salut pada Nenji, yang masih mampu
untuk tegar menghadapi semua masalahnya ini
“ Mas.. minta kunci kelas 3 Ipa 7 dong
! “ pinta Nenji pada penjaga sekolah, Mas Nanok.
“ Hah ? Aduh nak Nenji... Mas nggak
bisa memberikannya. Kamu nggak usah masuk kesana ya. Nggak ada orang yang
berani masuk kesana, kecuali Debra. Apalagi udah 6 bulan lebih ini, Debra nggak
pernah lagi datang kesana. Mas takut ah, kalau kamu masuk kesana. Ntar terjadi
apa – apa lagi.” Tutur Mas Nanok mengkhawatirkan permintaan Nenji untuk masuk
ke kelas itu.
“ Tenang aja Mas, dulu aku pernah
masuk kok kesana. Nggak ada kejadian apa – apa kok. Jangan khawatir gitu mas,
aku bisa jaga diri. Banyak nyebut aja ama Allah, InsyaAllah aman.. hehehe.
Kasih kuncinya yaa mas !” pinta Nenji lagi dengan wajah yang memelas.
“ Aduuh.... Mas takut ! Beneran ! Udah
lama kelas itu nggak dikunjungi lagi.“
“ Udah.... nggak apa – apa ! Siniin
kuncinya dong mas ! Aku mohon sekali iniii ajaa ! Kan aku udah mau tamat juga
dari sekolah ini. Kasih kuncinya yaa !“ rayu Nenji lagi.
Akhirnya Mas Nanok memberikan juga
kunci kelas itu pada Nenji. Mas Nanok cukup lelah meyakinkan Nenji untuk tidak
masuk kedalam kelas itu lagi. Tapi keinginan Nenji yang begitu keras untuk
masuk kesana, sudah tidak bisa diredam lagi. Dengan terpaksa Mas Nanok
memberikan juga kunci itu padanya.
Nenji mulai membuka pintu kelas itu.
Hawa dingin dan menyeramkan mulai terasa lagi. Tapi Nenji tetap keliatan
tenang. Sepertinya ketakutan Nenji pada kegelapan sudah mulai hilang. Tempat
ini sangat gelap, bahkan jauh lebih gelap dibandingkan waktu pertama dia masuk
kedalam kelas ini.
Kaca yang menghadap kehalaman sekolah,
yang biasanya memberikan seberkas cahaya diruangan itu, semuanya telah tertutupi
oleh lumut. Sehingga membuat kelas ini sama sekali tidak ada cahaya terang
sedikitpun. Dengan santai Nenji masuk kedalam kelas itu. Nenji menyalakan
cahaya handphonenya sebagai penerang didalam ruangan yang begitu gelap itu.
“ Debra.... gue datang kesini buat
cariin loe ! Keluarin suara loe kalau loe memang ada disini. Gue kangen banget
sama loe ! Gue pengen ketemu sama loe Ra !” ujar Nenji dengan suara yang
sedikit serak.
Nenji terdiam duduk dibangku dalam
kelas itu, dia menunggu jawaban dari ucapannya tadi. Dia menunggu suara Debra
akan keluar dari tempat ini. Tapi lama Nenji menunggu, suara yang dinantikannya
tak kunjung jua tedengar ke telinganya. Nenji lelah untuk berharap lagi. Dia
tertunduk diatas bangkunya itu.
Nenji mulai tak tahan menahan semua
tangisan yang selama ini ia pendam dalam dadanya. Menahan semua tangisnya untuk
menjaga perasaan Mamanya agar tak terlalu merasa bersalah atas kepergian Debra
ini. Dan kini, diruangan yang kosong ini, Nenji melepaskan semuanya. Melepaskan
agar tangisan ini tak menjadi gumpalan yang terus menyesak didadanya.
“ Debra... kamu dimana sayaang ?
Tolong kembali lagi buat aku ! Semua tempat yang pernah kita kunjungi berdua
udah aku telusuri, tapi kamu sama sekali nggak ada. Dimana kamu sebenarnya ?
Tempat ini.... mungkin ini tempat yang terakhir, yang hanya pernah didatangi
kamu dan aku. Tapi kamu juga nggak ada disini, aku harus cari kemana lagi
sayaang ? Tolong jangan buat aku tersiksa seperti ini. Aku sangat merindukanmu
!”
Nenji teringat akan kejadian itu.
Tepat satu tahun sekarang, dimana Nenji dengan beraninya masuk kedalam kelas
ini, untuk menarik perhatian Debra. Walau dengan ketakutan yang luar biasa,
Nenji memberanikan masuk kedalamnya. Agar hati Debra bisa luluh, karna melihat
ketulusan cinta dan kesungguhan Nenji untuk menjadi kekasih hati Debra. Menakut – nakuti Debra, dengan berpura – pura
ingin menciumnya dan melontarkan kalimat – kaliamt yang menjurus kepada
perbuatan yang membuat Debra semakin takut.
Nenji tersenyum pilu mengingat semua kejadian
itu. Mengingat bagaimana ketusnya Debra diawal pertemuan mereka dulu, dan
bagaimana lembutnya Debra setelah mengetahui bagaimana Nenji yang sebenarnya, disaat
mereka telah jadian. Semuanya terekam jelas diingatan Nenji. Membuat Nenji
semakin merindukan sosok Debra yang begitu ia cintai.
“ Aku akan terus menunggumu Debra. Aku
nggak akan pernah bisa mencintai orang lain, apalagi untuk menikah dengannya.
Cuma kamu... Cuma kamu yang ada dihatiku. Cuma kamu yang aku inginin menjadi
pendamping hidpuku selamanya. Aku nggak pernah bisa menggantikanmu dengan orang
lain. Ya Allah.. jika Debra masih hidup, tolong kasih aku petunjuk untuk bisa
bertemu dengannya. Tapi jika memang dia udah nggak ada lagi, ikhlasin aku buat
terima semua ini. Atau.... ambil saja nyawaku, biar aku bisa bertemu dengan dia
lagi ditempat yang berbeda. “ ucap Nenji lirih.
Akulah Cintamu...
Tanggal 20 Mei konser itu akan
berlangsung. Sejarah baru yang terukir oleh Band Zherocliq. Sekarang sudah
tanggal 19, besok hari yang sangat bersejarah itu akan dilaksanakan. Seminggu
terakhir ini, Nenji dan teman – teman band lainnya sudah sibuk mempersiapkan
konser mereka kali ini. Latihan yang selalu mereka lakukan, agar menampilkan
yang terbaik ditanggal itu nanti.
Nenji juga sudah bertemu dengan band
Idolanya sendiri, Ungu. Bahkan 2 hari belakangan ini, mereka juga sudah latihan
bersama untuk kolaborasi mereka nanti. Konser itu sebenarnya memang konser
Ungu. Yaitu ‘ Konser Ungu > Persembahan Untuk Cliquers’.
Bukan hanya Zherocliq yang ada
dikonser itu. Anak cliquers lain juga banyak yang akan mengisi acara malam itu.
Karna konser itu memang konsernya Ungu Cliquers. Seluruh duta cliquers dari
tiap daerah masing – masing di Indonesia akan bernyanyi bersama menyanyikan
lagu Ungu, Sahabat Setia dan Yang Pertama.
Dan masih banyak acara – acara lainnya
yang diisi oleh para cliquers. Banyak cliquers dari luar daerah yang memang
sengaja datang untuk menyaksikan konser yang dipersembahkan Untuk Cliquers itu.
Konser ini memang akan menjadi konser yang besar, yang akan ditayangkan disalah
satu stasiun tv. Dan ini sekaligus juga menjadi konser pertama bagi Zherocliq.
Seharusnya Nenji akan tersenyum sangat
gembira sekarang, tapi tetap saja wajah Nenji yang dibaluti duka itu tetap terpancar
jelas diraut mukanya. Bagaimana tidak ? Berita tentang konser ini akan
berlangsung sudah diumumkan. Bahkan umumnya para cliquers sudah mengetahui
tentang konser ini. Tapi tetap saja, Nenji tidak menemukan tanda – tanda akan
kehadiran Debra nantinya. Hal ini jelas membuat hati Nenji sangat pilu.
Setelah pulang dari mengurusi
persiapan acaranya esok hari, Nenji duduk terpojok dikamarnya. Dia masih saja
memikirkan Debra. Dimana dia sekarang ? Sedang apa dia ? Dengan apa dia makan ?
Apa dia masih sehat – sehat aja atau sebaliknya ?
Nenji terus berusaha mengingat dimana
tempat yang belum ia kunjungi. Dan apakah tempat itu akan dikunjungi Debra juga
? Semakin Nenji mengingat, hatinya semakin pilu, karna tak juga menemukan satu
tempat yang berarti, yang pasti juga akan dikunjungi Debra.
Nenji mengambil pajangan foto yang
terletak dimeja dekat lampu tidur Nenji. Foto mereka berdua, yaitu Nenji dan
Debra. Dia mengusap lembut pipi gadis yang ada difoto itu. Nenji menghela
nafasnya dalam – dalam, dan memejamkan matanya. Mendekapkan foto itu pada
dadanya.
“ Aku merindukanmu Debra... tolong
kembali padaku !“ ujar Nenji lirih.
Bukan hanya satu foto itu yang Nenji
punya bersama Debra. Nenji telah menyimpan semua foto mereka berdua disebuah
album foto. Mereka berdua memang terbilang cukup narsis. Karna disetiap kesempatan,
dimanapun mereka berada biasanya mereka akan mengambil fotonya.
Nenji tersenyum sedih melihat semua
gambar yang ada difoto itu. Foto mereka berdua, foto mereka bersama anak
cliquers lainnya sewaktu pergi konser bareng, foto bersama Nindy dan Zaky, foto
dengan sahabat – sahabat mereka. Dan masih banyak foto mereka lainnya.
“ Kamu dimana sayaang ? Apa aku nggak
bisa bertemu kamu lagi ?” ucap Nenji kembali mengeluarkan suaranya.
Nenji meletakkan fotonya, dan berjalan
mendekati dvdnya. Dan kemudian ia memasukkan album penguasa hati dari Ungu.
Dengan bersuara kecil, Nenji mengikuti alunan lagu yang sedang berputar. Akulah
Cintamu.
“ Ini lagu buat kamu sayang... kamu
dengerin yaa !“ ucap Nenji pada foto Debra yang ada ditangannya.
Akulah
Cintamu
Mencoba
mengerti apa arti dirimu untuk aku
Mencari
cinta terakhir dalam hidupku
Berharap
takdirmu kan temukan diriku disisimu
Selamanya
bersama dan tak pernah terpisah
Selamanya
seakan hari takkan terulang lagi
Akulah
cintamu...
Akulah
kekasihmu...
Yang
selama ini selalu besertamu..
Akulah
rindumu...
Akulah
mimpi indahmu
Yang
terakhir dalam pencarianmu..
Sambil bernyanyi Nenji terus membuka
lembaran demi lembaran foto yang ada didalam albumnya. Dan kini tiba dilembaran
terakhir dalam albumnya. Foto Nenji bersama Debra, Helen dan juga Vala. Foto
mereka sewaktu Nenji membawa Debra ke panti asuhan itu.
Nenji tersenyum melihat foto itu. Dia
teringat, dari sinilah awal dari semua hubungannya dengan Debra dimulai. Dari
tempat inilah Debra mulai membuka hatinya untuk Nenji. Dan membuat jalinan
hubungan mereka semakin berjalan mulus. Nenji teringat, dulu dia pernah
berjanji akan datang lagi ke panti asuhan ini bersama Debra dengan status yang
berbeda dari kunjungan pertama mereka. Mereka berjanji akan datang disaat
mereka telah berstatus pacaran.
Tapi hingga kini, Nenji dan Debra
belum juga datang ketempat itu. Karna kesibukan mereka selama ini. Dan
sekarang, Debra juga sudah menghilang, dengan siapa Nenji akan kesana lagi ?
Nenji hanya bisa tersenyum memandangi foto itu.
“ Apa kabar kalian ya semuanya disana
?” ujar Nenji.
Sejenak Nenji terdiam setelah
mengucapkan kalimat itu. Nenji tampak memikirkan sesuatu. Dan kemudian Nenji
berkata...
“ Kenapa gue sama sekali nggak
kepikiran ke tempat ini ? Loe bego’ banget sih Ji ! Siapa tahu Debra datang
ketempat ini ? Kenapa loe nggak nyari dia kesini ??”
Dengan semangatnya Nenji langsung
tergesa – gesa mengambil kunci mobilnya, dan berlari keluar dari kamarnya.
Nenji sangat terburu – buru untuk segera pergi ke panti asuhan itu. Dia sangat
yakin bisa menemukan Debra disana. Tanpa tedeng aling – aling, Nenji langsung
membuka pintu keluar dari rumahnya. Ternyata Chiko sudah berdiri didepan pintu.
Dia baru saja sampai dan ingin memencet bel untuk masuk kedalam rumah Nenji,
tapi tiba – tiba saja Nenji sudah langsung membuka pintu rumahnya. Dan berjalan
sangat tergesa – gesa menuju garasi mobilnya.
“ Loe mau kemana Ji ? Buru – buru
banget ?!” tegur Chiko sambil mengikuti langkah Nenji yang berjalan sangat
cepat itu.
“ Gue baru aja inget, ada satu tempat
yang belum gue datengin. Gue yakin Debra pasti ada disana.“ ucap Nenji sambil
terus berjalan, dan membuka pintu garasi mobilnya.
“ Hah ? Serius loe ? Dimana ? Gue ikut
yaa ! Gue pengen ketemu sama adek gue !” balas Chiko dengan semangat.
“ Yaudah buruan masuk ! Tempatnya
lumayan jauh, malam juga baru nyampe kita disana. “ suruh Nenji pada Chiko.
Chiko dan Nenji langsung masuk kedalam
mobil. Nenji langsung melajukan mobilnya dengan sekencang mungkin. Nenji
sepertinya tidak sabar lagi ingin menemukan Debra secepatnya. Rasa rindu Nenji
sudah tidak bisa dibendung lagi. Dan kali ini Nenji sangat yakin kalau dia akan
berhasil menemukan Debra ditempat itu.
Si merah Nenji memang telah kembali
lagi pada pangkuannya. Mama Nenji lah yang mengembalikannya pada Nenji lagi.
Mama mengambil lagi mobil yang telah dijual kepada orang lain itu oleh Papanya.
Mama memberikan alamat orang yang juga mempunyai series mobil yang sama dengan
mobil Nenji pada orang itu. Mama meminta orang itu mengembalikan mobil Nenji
dan menyuruhnya membeli mobil ini dengan orang lain saja. Semua uang yang telah
diberikan orang itu pada Nenji dikembalikan oleh Mama.
Dan kini, si
merah telah kembali lagi ke pangkuan Nenji. Mama melakukan semua ini, sebagai
tanda permintamaafan Mama atas sikapnya yang salah selama ini, karna telah
memisahkan Nenji dengan Debra. Sudah pasti Nenji tidak akan menolaknya lagi.
Dia telah kehilangan Debra, dan sekarang dia nggak mau lagi untuk kehilangan si
Merahnya untuk kedua kalinya. Nenji sangat merindukan si Merah. Dan kini, si
Merah sudah berada didepan matanya. Nenji tidak akan pernah lagi menyia –
nyiakannya.
Nenji dan
Chiko baru sampai ketempat Panti Asuhan itu pukul setengah delapan malam. Meski
mereka sudah berangkat dari jam 5 sore tadi. Jalanan yang sangat macet tidak
mampu mereka elakkan. Mereka harus terpaksa menunggu, sehingga baru bisa sampai
ketempat itu pada malam hari.
Helen melihat
mobil Nenji baru sampai dihalaman rumahnya. Helen sudah tahu, itu pasti Nenji
yang datang. Karna siapa lagi yang datang dengan mobil merah itu selain Nenji.
Helen langsung berlari menuju kamarnya, tempat Debra dan Vala sedang asyik
bercerita didalamnya. Dengan nafasnya yang masih tak stabil karna telah berlari
secepat mungkin kedalam kamar, Helen berusaha menyampaikan berita itu pada
Debra.
“ Kak Debra
!!! Kak... Kak...... Kak Nenji... Kak Nenji !!” ucap Helen dengan nafas yang
terengah – engah, sambil menunjuk ke arah luar.
“ Nenji ?
Nenji kenapa ?! “ tanya Debra kaget mendengar ucapan Helen.
“ Kak Nenji...
dia... diaaa... “ Helen belum mampu juga mengendalikan nafasnya untuk bisa
menyampaikan berita dengan jelas.
“ Dia kenapa
Helen ? Ngomong yang jelas dong ! Tarik nafas dulu deh !” tutur Debra.
“ Tau nih !
Ngomong yang bener dong kak !” sahut Vala.
“ Kak Nenji
dateng !! Dia ada diluar sekarang !” akhirnya Helen berhasil juga menyampaikan
berita itu.
“ APAA???!”
Debra sangat kaget mendengar berita itu. Dia nggak tau apa yang ada didalam
hatinya sekarang. Senang atau malah sebaliknya. Debra memang sangat berharap
Nenji bisa menemukan dirinya lagi ditempat ini. Tapi jika bayangan Nenji telah
bertunangan dengan Zora kembali menghampiri pikirannya, Debra kembali
mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Nenji. Dia masih belum sanggup, untuk
melihat wajah Nenji kembali dihadapannya. Karna Debra sudah cukup tenang dengan
kehidupannya sekarang.
“ Helen, Vala
kakak mohon ! Sekarang juga kalian keluar ! Jangan sampe Nenji tahu kalau kakak
ada disini. Kakak mohon... please ! Kakak belum bisa ketemu sama dia ! Ibu mana
? Tolong cegah Ibu buat kasih tahu kalau kakak ada disini ! Kakak mohon sama
kalian !” pinta Debra
“ Tapi Kak ??
Kak Nenji pasti udah kangen banget sama kakak. Dia pasti kesini karna ingin
bertemu kakak !” jelas Vala.
“ Kakak belum
bisa ketemu dia sekarang dek ! Kakak mohoon banget sama kalian ! Tolong
berbohong pada Nenji ! Bilang kalau kakak nggak ada disini, dan sama sekali
nggak pernah datang kesini. Kakak mohoon....” pinta Debra lagi dengan wajah
yang sangat memelas.
Akhirnya Helen
dan Vala mengikuti juga kemauan Debra. Mereka langsung keluar dan bersiap untuk
berakting membohongi Nenji. Memainkan semua sandiwara mereka. Diluar Nenji dan
Chiko telah berbincang – bincang dengan Ibu Kepala. Tapi untung saja, Ibu
Kepala tidak bertindak gegabah. Dia belum memberitahukan pada Nenji kalau Debra
selama ini tinggal dipanti asuhan ini. Dan dari perbicangan mereka dari awal
tadi, Nenji belum juga menanyakan Debra pada Ibu Nengsih. Sepertinya Nenji ingin
berbasa – basi dulu, karna sudah lama dia nggak ketempat ini lagi.
“ Hey
ganteeeng ! Sombong banget sih, udah nggak pernah kesini lagi !” tegur Helen
pada Nenji.
“ Tau nih !
Janjinya bakal kesini lagi sama Kak Debra. Tapi nggak datang – datang juga. Kak
Debranya mana ? Kok malah bawa cowok kesini ?” tanya Vala yang sudah memainkan
sandiwaranya itu.
“ Jeruk makan
jeruk dong loe sekarang kak ! Haha !“ celetuk Helen
Ibu Nengsih
langsung melihat ke arah Vala dan Helen. Ibu sedikit kaget mendengar pertanyaan
Vala. Ibu heran apa maksud dari pertanyaan Vala tadi. Tapi Helen langsung
memainkan matanya pada Ibu, dan akhirnya Ibu mengerti apa maksud dari ucapan
Vala tadi. Ibu mengerti ini pasti permintaan Debra.
“ Haha...
kenalin ini Chiko, kakak kandungnya Debra !” ucap Nenji memperkenalkan Chiko
pada Helen dan Vala.
“ Chiko ??? Ya
Tuhan.... kakakku ! Apa kabarnya dia sekarang ? Kak... aku sangat merindukanmu
! Ingin rasanya aku keluar dan memelukmu sekarang. Tapi maaf, aku belum bisa !”
ucap Debra lirih dalam hatinya. Debra berdiri tidak jauh dari ruang tamu tempat
Nenji dan Chiko duduk. Debra bersembunyi dibalik dinding pembatas. Debra ingin
mendengarkan semua pembicaraan mereka.
“ Justru
kedatangan gue kesini buat cari Debra. Gue nggak ngerti kenapa loe berdua malah
ngomong kayak gini. Emangnya Debra nggak ada disini ya ?” tanya Nenji heran
mendengar pertanyaan Vala tadi.
“ Kak Debra
datang kesini ? Nggak pernah tuh kak ! Mangnya kak Debra kemana ? “ tanya Helen
lagi dengan ekpresi kaget. Berusaha memperlihatkan akting terbaiknya.
“ Udah 6 bulan
ini Debra menghilang. Dan kita udah nyari Debra kemana – mana, tapii..... Debra
nggak ditemuin juga. Gue baru inget tempat ini. Gue yakin banget kalau Debra
pasti kesini. Apa bener Bu, Debra sama sekali nggak pernah kesini ?” tanya
Nenji pada Ibu Nengsih.
Ibu kepala
tampak sulit menjawab pertanyaan Nenji. Ibu bisa merasakan gimana perasaan
Nenji selama ini berpisah dari seseorang yang sangat ia cintai itu. Belum
sempat Ibu menjawab, Helen memotong pertanyaan Nenji.
“ Nggak pernah ya bu ya ? Kak Debra
sama sekali nggak pernah kesini kok !” ucap Helen meyakinkan Nenji, sambil
melirik ke arah ibu. Menegaskan agar Ibu bisa ikut berbohong bersama mereka.
“ Iya... !“ ucap Ibu pelan. Ibu sangat
kelihatan sulit untuk berbohong pada Nenji. Ibu sudah menganggap Nenji seperti
anak kandungnya sendiri. Ibu tau betul bagaimana perasaan Nenji.
“ Ibu.. kebelakang dulu ya. Anak –
anak sudah harus masuk kekamar dan belajar. Kalian berdua ngomong aja dulu sama
Helen dan Vala, Ibu tinggal sebentar.” Ucap Ibu.
Ibu memang
sengaja menghindar dengan alasan ingin mengurusi anak – anak panti yang lain.
Ibu tidak sanggup jika harus berbohong terlalu jauh pada Nenji.
“ Yang bener dek ? Kakak mohon tolong
jangan berbohong ! kakak nggak tau lagi mesti cari Debra kemana. Semua tempat
udah kita datengin, tapi kakak nggak pernah nemuin Debra. Kakak kangen banget
sama dia. Kakak pengen ketemu sama dia. Please jangan berbohong sama kakak ! “
pinta Nenji dengan wajah yang sangat sedih dan memelas.
“ Aku juga kangen banget sama kamu
Nenji... “ jawab Debra didalam hatinya, mendengar pernyataan Nenji tadi.
“ Buat apa juga kami bohong sama kakak
? Kalau Kak Debra memang ada disini, kita pasti bilang kalau dia ada kok. Kita
nggak mungkin pisahin kakak dari Kak Debra. Nggak ada untungnya buat kita. “
tambah Vala lagi meyakinkan.
Nenji tertunduk lemah mendengar
pernyataan kedua adiknya yang sangat ia percaya itu. Rasanya Nenji ingin
menangis sekeras – kerasnya untuk melepaskan rasa yang bergejolak dihatinya itu.
Nenji sangat kecewa, harapan dia untuk bertemu dengan Debra disini, ternyata
nggak juga berhasil. Debra juga nggak ada disini. Nenji putus asa, dan bener –
bener nggak tahu lagi harus mencari kemana.
“ Kalau boleh kami tahu, sebenarnya
Kak Debra ngilang karena apa kak ?” tanya Vala hati – hati.
Nenji tak mampu lagi untuk menjawab
pertanyaan Vala. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya, dan menutupi mukanya
dengan kedua telapak tangannya. Entah sengaja menutupi tangisnya, atau mencoba
mengendalikan dirinya.
“ Dia salah paham dek. “ sahut Chiko.
” Salah paham kenapa kak ?” tanya
Helen lagi.
“ Nenji dan
Debra memang sudah punya masalah sebelumnya. Yaitu Nenji bakal dijodohkan oleh
Mamanya sama orang lain. Mama Nenji awalnya sangat tidak setuju hubungan Nenji
dengan Debra. Tapi semua itu mempunyai alasan yang sangat jelas. Dan Debra
sendiri juga pasti sudah tahu alasannya. Karna Nenji, dan calon tunangannya
telah menjelaskan semuanya pada Debra. Waktu itu kakak mohon sama Ayah tiri
kakak, untuk cari cara agar hubungan Debra dan Nenji bisa bersatu. Kalau
dibilang hubungan Debra dengan Ayah, sangat tidak akur. Makanya Ayah pikir
dengan membantu Debra agar bisa bersatu lagi dengan Nenji, Debra akan bersikap
baik setelah itu pada Ayah. Dan Ayah mencoba untuk menolong masalah mereka.”
Jelas Chiko.
Debra langsung
mendekatkan telinganya lagi ke arah mereka. Tapi tetap berusaha bersembunyi
agar tidak ketahuan kalau dia memang ada disini. Debra sangat ingin tahu
penjelasan Chiko tadi. Tapi sekilas raut muka Debra sangat sedih melihat Nenji
yang masih saja menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Debra tahu, ini
adalah salah satu usaha yang biasanya dilakukan Nenji untuk mengendalikan dirinya,
menahan tangis yang menyiksa dalam dadanya. Debra menangis melihat Nenji dari
arah kejauhan. Raut wajah yang sedih sekaligus rindu bercampur menjadi satu.
“ Esoknya Ayah
menemui Mamanya Nenji. Mereka berdua sahabat lama. Ayah meminta pada mama Nenji
untuk membatalkan pertunangan Nenji. Dan soal nominal yang diminta oleh Mama
calon tunangan Nenji, Ayah berjanji pasti juga ikut membayarnya agar Debra bisa
bersatu lagi dengan Nenji. Mama Nenji menyetujui permintaan Ayah, mereka berdua
berjanji sama – sama mengeluarkan uangnya untuk menebus semua permintaan oleh
orang itu. Dan sewaktu mereka bertemu, Debra melihatnya. Yaah... namanya juga
sahabat lama, pasti akan keliatan sangat akrab jika mereka bertemu. Tapi Debra
menganggapinya lain. Debra salah paham. Dia pikir Ayah punya hubungan dengan
Mama Nenji. Dia mencoba menjelaskan semuanya pada Bunda, aku, dan Nenji. Jelas
saja, kami semua nggak akan mudah percaya dengan kata – kata Debra itu. Karna
kami yakin, itu nggak akan mungkin terjadi.”
Helen dan Vala
terdiam mendengar penjelasan Chiko. Mereka berdua sangat tahu bagaimana cerita
awalnya sampai Debra pergi kesini dan tidak mau lagi pulang kerumahnya.
Sekarang kedua gadis itu mengerti, kalau Debra salah paham. Dan Helen ingin
rasanya untuk kembali ke kamar dan memberitahukan semuanya pada Debra, kalau
dia selama ini salah paham. Dan Debra harus kembali lagi kepangkuan
keluarganya.
“ Trus
bagaimana dengan pertunanganan Kak Nenji ? Kakak jadi tunangan dengan gadis itu
?” tanya Helen
“ Ya nggak
jadilah dek. Semuanya udah dibatalin hari itu juga. Tapi Debranya udah keburu
pergi duluan. Dan kami coba cari dia selama ini, untuk menjelaskannya tapi
nggak pernah ketemu.” Lanjut Chiko.
“ Trus
undangan pertunanganan kakak itu gimana ? Bukannya pertunanganan itu akan tetap
berlangsung ya ?” cerocos Vala tiba – tiba.
Nenji langsung
membuka matanya dan melepaskan tangannya dari mukanya. Nenji sangat terkejut
mendengar pertanyaan Vala barusan. Dia heran kenapa Vala tiba – tiba menanyakan
soal undangan ? Darimana dia tahu tentang cerita tentang undangan itu ?
“ Vala.......... kenapa nanyain ini
sih ? Kak Chiko kan sama sekali nggak ada cerita tentang undangan. “ bisik
Helen pada Vala sambil menggerutu karna ingin marah terhadap pertanyaan Vala
tadi.
“ Maaf.. aku kecoplosan.“ jawab Vala
sambil berbisik juga.
“ Tau darimana kamu soal undangan ?”
tanya Nenji dengan wajah yang serius pada Vala. Nenji mulai curiga pada sikap
kedua anak ini.
“ Ehm... maksud Vala itu gini kak, kalo
yang namanya tunangan atau apalah, biasanya kan nyebarin undangan gitu, makanya
Vala nanya. Ada nggak ngasi undangan gitu ? Apa undangan udah disebarin atau
gimana ?” tukas Vala dengan terbata – bata.
Debra menghela nafasnya lagi setelah
mendengar ucapan Vala barusan. Tadi dia sangat terkejut mendengar Vala yang
tiba – tiba menanyakan undangan itu. Dia takut kalau Nenji sampai curiga dan
tau kalau Debra sebenarnya memang ada disini.
“ Pinter bohong ya kamu sekarang ?
Dimana Debra ? Dia pasti ada disini kan ?” tegas Nenji lagi sangat dingin.
Kedua anak ini langsung gemetaran
melihat tatapan mata Nenji. Mereka tahu betul bagaimana kalau Nenji sudah
marah. Semuanya akan kacau dan berubah menjadi sangat menakutkan. Helen dan
Vala tampak berusaha menutupi kegelisahan hati mereka. Berusaha menyembunyikan
ketakutan mereka.
“ Vala nggak bohong kak ! Beneran !
Vala nggak tahu apa – apa ! Dan Kak Debra memang nggak ada disini !” Yakin Vala
lagi.
“ Memangnya ada apa sih dengan
undangan ? Sampe segitunya ? Salah yaa kalau Vala menanyakan soal undangan ? Emang
biasanya gitu kan kalau disetiap pertunanganan, pasti ada sebuah undangan ?”
potong Helen membela Vala.
“ Karna Debra menghilang karena itu !
Faktor terbesar kenapa Debra ngak mau lagi pulang karena undangan itu ! Malam
sebelum dia pergi, Zora yang calon tunanganku itu memberikan undangan
pertunanganan kami berdua pada Debra. Padahal itu adalah undangan palsu !! Dia
sama sekali nggak tahu kalau Mama kakak udah batalin pertunanganan kami. Zora
melihat kami bertengkar ditaman, dan Mamanya menyuruh dia mengantarkan undangan
palsu itu pada Debra. Agar Debra percaya, dan benar – benar akan menjauhi kakak
selamanya. Dia sengaja mengambil kesempatan yang tepat dalam keadaan kami
sedang bertengkar !” ucap Nenji menjelaskan dengan penuh emosi.
“ Sekarang dimana Debra ? Tolong jujur
sama Kakak Dek ! Jangan boong lagi !!” bentak Nenji pada kedua gadis itu.
“ Debra memang sama sekali nggak pernah
kesini Nenji ! Jangan bentak adik kamu seperti itu !” tutur Ibu Nengsih yang
tiba – tiba datang lagi keruangan itu.
Nenji terdiam mendengar pernyataan Ibu
barusan. Sepercaya apapun Nenji pada kedua adiknya itu, tapi Ibu Nengsih-lah
yang sangat dipercaya Nenji. Nenji sangat hormat pada Ibu Nengsih dan sangat
mempercayainya. Dia yakin kalau Ibu nggak akan mungkin berbohong padanya.
“ Lalu dimana Debra sebenarnya Bu ?
Kenapa semua orang ingin menjauhiku dengan Debra ? Aku sangat mencintainya !
Aku nggak akan pernah bisa mencintai orang lain kecuali dia. Apalagi sampai
tunangan atau menikah dengan orang lain kecuali Debra. Pertama Mama, Mama aku
melarang kami untuk bersatu. Dan sekarang, disaat semua masalah sudah selesai,
disaat Mama aku sudah merestui kami, Debra malah menghilang. Dia malah pergi
dari sisi aku. Aku sangat merindukannya Bu. Aku ingin bertemu dengan dia. Aku ingin
menjelaskan semuanya pada dia. Kalau aku sangat mencintainya..... Dimana lagi
aku harus mencari dia ?” ujar Nenji.
Nenji nggak
bisa lagi menahan semuanya. Dihadapan Ibu yang sudah ia anggap sebagai Ibu
kandungnya sendiri, Nenji melimpahkan semuanya. Nenji sangat berharap bisa
bertemu Debra disini. Tapi hasilnya apa ? Dia tak kunjung jua menemukan Debra
disini. Hatinya sangat pilu, dia sangat sedih membayangkan bila dia tak bisa
lagi bertemu dengan Debra.
Harus kemana
lagi dia mencari Debra ? Nggak ada tempat lagi ! Pikiran kacau kembali
menghampiri Nenji. Ketakutan kalau Debra ternyata memang sudah tak ada lagi,
kenyataan kalau Debra pergi menyusul Yoga untuk selamanya. Nenji benar – benar
nggak sanggup kalau itu benar – benar terjadi. Badan Nenji sangat lemas, dia
nggak sanggup lagi berbuat apa – apa. Dia hanya terduduk pasrah menerima semua
ini.
“ Maafin aku
Ji.. maafin aku !! Aku juga sayang sama kamu..... maafin aku !” ucap Debra
dibalik dinding. Airmata Debra kian jatuh bercucuran. Ingin rasanya memunculkan
diri dan memeluk Nenji sekarang. Tapi entah kenapa, hati kecil Debra mengatakan
’Jangan ! Ini bukan waktu yang tepat !’. Debra terpaksa hanya menyandarkan
dirinya didinding dibalik tempat persembunyiannya. Hatinya sangat sedih dan
pilu mendengar pernyataan Nenji tadi.
“ Besok adalah
konser pertamaku. Album pertamaku akan segera launching. “ lanjut Nenji
Debra kaget
mendengar berita itu. Perasaan sedih bercampur senang dan bangga bergelayut
dihatinya.
“ Sebenarnya
konser besok adalah konser besar Ungu. Tapi disana band aku juga akan
melaunchingkan album baru kami. Kami dikasih kesempatan untuk promo disana. Aku
harap kalian berdua bisa dateng Len, Vala. “ ucap Nenji dengan suara yang mulai
melemah pada adiknya itu.
“ Dulu aku
pernah bilang sama Debra, kalau konser ini nggak akan ada artinya tanpa
kehadiran dia. Dan sampai sekarang hal itu masih berlaku. Jujur, aku sama
sekali nggak ingin lagi untuk kesuksesan album Zherocliq ini, tapi hanya karna
ingin menghargai usaha temanku aja, baru aku mau.”
Nenji kembali
terdiam ditengah katanya. Mendadak semua orang membisu didalam ruangan itu.
“ Ini adalah
impian terbesar dalam hidupku, yang pernah aku ceritakan pada Debra. Dan
dibalik semuanya, ada satu lagi yang paling sangat kuharapkan. Yaitu kehadiran
Debra dikonserku nanti. Tapi sekarang...... keliatannya semua udah nggak ada
arti lagi. Debra nggak mungkin dateng. Semuanya bakalan percuma. Janji Debra
yang pasti akan dateng, cuma tinggal janji. Aku benar – benar nggak semangat
lagi untuk konser ini. Karna semua harapan terbesarku telah berubah. Yaitu....
aku hanya ingin bertemu Debra lagi. Aku hanya ingin cintaku dan dia bisa
bersatu lagi. Cuma itu impian dan harapanku sekarang.” Lanjut Nenji dengan
tatapan yang kosong dan sedih.
“ Yaudah...
kita pulang dulu ya Bu, Len, La. Udah malem juga.“ tutur Nenji yang langsung
berdiri diikuti dengan Chiko yang hendak berpamitan.
Nenji dan
Chiko langsung masuk kedalam mobilnya dengan langkah yang lemah dan putus asa.
Mereka nggak juga bisa bertemu dengan Debra. Sepertinya semua harapan Nenji
telah pupus untuk bisa bertemu Debra kekasih yang sangat ia cintai ditempat
ini.
“ Maafin aku
Ji.. maafin aku kak, Bunda dan Ayah. Aku telah membuat kalian panik, aku nggak
pantas lagi ada dikehidupan kalian. Aku minta maaf...... “ ucap Debra dengan
linangan air matanya.
Ku Ingin
Selamanya...
Aku nggak bisa tidur semalaman ini.
Hatiku gelisah, pikiranku kacau, aku merasa bersalah, rasa rinduku pada mereka
juga semakin membara. Semuanya bercampur menjadi satu. Selepas Nenji dan Chiko
pergi dari tempat panti ini, aku langsung kekamar. Aku pura – pura tidur
dihadapan Helen dan Vala. Aku nggak sanggup bila mendengar lagi penjelasan
mereka. Aku yakin mereka pasti akan kembali menasihatiku, dan menyuruhku segera
pulang.
Mendengar pernyataan Nenji dan Chiko
tadi saja, hatiku sudah sangat sedih dan pilu. Aku nggak mau lagi mendengar apa
– apa dari mulut siapapun. Sekarang aku hanya ingin menenangkan diriku.
Menenangkan hatiku agar bisa berpikir jernih. Dan bisa melakukan apa yang
seharusnya aku lakukan setelah mendengar semua pernyataan itu.
Mentari telah kembali bersinar. Udara
segar dari arah pantai kembali berhembus kekamarku. Kulihat Helen dan Vala
masih tertidur pulas. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Mungkin karna hari
ini adalah hari libur, mereka berdua masih melanjutkan tidurnya.
Aku hanya bisa duduk terdiam dari atas
tempat tidurku, memikirkan semua kejadian tadi malam. Aku kembali melihat dua
orang yang sangat berarti dalam hidupku. Dentuman jam kian berbunyi keras,
memecahkan kesunyian yang ada didalam kamar ini.
Tiupan angin yang dingin, semakin
menusuk kalbuku. Hatiku semakin pilu dibuat olehnya. Dilema berat yang sedang
melanda hatiku saat ini. Apa yang seharusnya aku lakukan ? Mungkinkah aku harus
kembali lagi kepangkuan mereka atau sebaliknya ? Tetap disini dengan
kehidupanku yang baru.
Berkali – kali kucoba hirup nafas
sedalam mungkin dan melepaskannya, untuk menenangkan hatiku yang galau ini.
Hatiku sangat merasa bersalah karena telah berpikiran buruk selama ini pada
direktur itu, Ayah tiriku. Ternyata benar apa yang dibilang Chiko, dia adalah
laki – laki yang sangat baik. Hanya kita saja yang telat untuk menyadari
semuanya itu.
Aku menyesal karena telah berkata yang
bukan – bukan tentang dirinya. Pertemuannya itu adalah karena aku. Karena dia
ingin menolongku dari masalahku dengan keluarga Nenji. Semuanya dia lakukan
demi aku. Tapi apa balasan dari ku ? Aku malah menuduhnya yang bukan – bukan.
Aku menuduhnya telah berselingkuh dengan Mama Nenji. Sempit sekali pikiranku.
Kenapa aku nggak tanya terlebih dahulu pada dia langsung ? Bukannya malah
menyimpulkan sendiri pertemuan itu.
Hampir saja aku menghancurkan
pernikahan Bundaku dengan dia. Kalau saja waktu itu Bunda percaya dengan kata –
kataku. Sekarang Bunda pasti sudah bercerai dengan Ayah. Dan itu semua adalah
perbuatanku. Anak macam apa aku ? Menghancurkan pernikahan Ibunya sendiri.
Dan Nenji.... dengan bodohnya aku
meminta dia untuk percaya pada kata – kataku. Bahkan aku sangat marah dan
kecewa ketika dia bilang, kalau dia nggak bisa mempercayaiku kali ini. Ya jelas
saja dia nggak akan mungkin percaya. Dia sudah mengenal Mamanya bertahun –
tahun lamanya. Sedangkan aku ? Hanya beberapa bulan saja. Nenji sudah pasti
tahu bagaimana Mamanya itu. Mamanya nggak mungkin melakukan hal sebodoh itu.
Dan satu lagi,
kesalahan yang telah aku perbuat. Aku hampir saja membuat seorang anak membenci
Ibu kandungnya sendiri. Seandainya saja Nenji percaya dengan kata – kataku itu,
Nenji pasti tidak akan mau lagi bersama Mamanya sekarang. Dia pasti mengajakku
pergi menjauh dari kehidupan keluarga kami. Dan itu artinya aku memisahkan
hubungan yang dekat antara seorang anak dan Ibunya. Dan itu semua terjadi
karena perbuatanku.
Debraa....
Debra ! Kenapa sih kamu nggak pernah berpikir dewasa ? Kenapa sih pikiranmu
terlalu pendek ? Kenapa sih kamu masih aja mementingkan sifatmu yang kekanak –
kanakan itu ? Memaksa semua orang untuk ikut dengan kamu, percaya dengan kata –
katamu, menuruti semua keinginanmu. Sadar Debra, nggak selamanya kamu bisa
seperti ini !
Aku sangat
benci dengan sifatku itu ! Semuanya menjadi kacau karena sifat childishku ini.
Sifatku yang ingin memaksakan semua keinginanku. Aku benci ini ! Semuanya
menjadi kacau karena aku.
Dan dulu,
dengan bodohnya aku berpikir, mereka nggak akan peduli lagi dengan aku. Mereka
sama sekali tidak ingin mencariku. Pernyataan yang sangat bodoh Debra ! Mereka
nggak akan mungkin melupakanmu begitu saja ! Mereka sangat menyayangimu !
Mereka nggak akan mungkin tinggal diam setelah kau menghilang berbulan – bulan
lamanya. Dan kamu denger sendiri kan ?? Selama ini mereka selalu berusaha
mencarimu, tapi hasilnya ? Mereka sama sekali tidak menemukanmu.
Semua orang
panik memikirkanmu Debra ! Sekarang apa yang kamu tunggu lagi ? Seharusnya kamu
balik lagi kepangkuan mereka ! Bukan disini tempatmu ! Kamu bukanlah orang yang
tidak punya keluarga lagi. Kamu masih mempunyai keluarga yang sangat mencintai
kamu. Kamu masih mempunyai mereka yang begitu peduli denganmu. Dan kamu juga
mempunyai kekasih yang sangat mencintai kamu, yang sangat merindukan kamu. Buat
apa kamu masih bersikeras untuk diam disini ???
Semua kata –
kata itu bergelayutan dikepalaku. Pernyataan yang mengajakku untuk segera
pulang dan tak lagi tinggal di tempat ini. Semuanya sudah jelas. Aku sudah
mendapatkan penjelasan tentang tanda tanyaku selama ini. Apa yang masih
kupikirkan sekarang ?
Mungkin benar
apa yang dibilang Nenji, faktor yang paling membuatku pergi selama ini karena
undangan itu. Kalau saja Zora tidak memberikan undangan palsu itu padaku,
mungkin hanya untuk satu atau dua bulan saja aku pasti sudah pulang lagi. Aku
tetap disini, karna aku nggak sanggup lagi bila harus bertemu dengan Nenji.
Mendapati mukanya yang sudah menjadi milik orang lain. Aku sanggup untuk itu.
Dan sekarang,
aku sudah mengetahui semuanya. Undangan itu palsu. Nenji sama sekali tidak
pernah melangsungkan pertunanganan dengan Zora. Semuanya hanyalah cara yang
dilakukan Mama Zora untuk memisahkan kami berdua. Sekarang apa lagi yang
membuatku untuk tidak mau lagi kembali datang kehadapan mereka ??
“ Kakak udah
bangun ?” sapa Helen padaku.
“ Iya dek.. “
“ Aku dan Vala
hari ini nggak bisa datang ke konser Kak Nenji. Kakak bisa datang kan hari ini
ke tempat itu ? Kayaknya aku nggak perlu lagi menjelaskan semuanya pada kakak.
Aku tahu, kakak berdiri dibalik dinding itu. Kakak pasti sudah mendengar semua
perbincangan kami. Aku harap pikiran kakak sekarang sudah berubah. Dan kakak
mau lagi kembali kepangkuan mereka “ ucap Helen.
Aku hanya
terdiam mendengar ucapan Helen barusan. Aku memang harus kembali. Aku nggak
boleh diam seperti ini terus. Aku punya keluarga, dan aku harus kembali
kehadapan mereka.
“ Dan kakak
juga harus datang ke konser nanti malam. Konsernya dimulai pukul setengah
delapan malam di Jcc- Jakarta. Tempatnya sangat jauh kak dari sini. Kakak harus
bersiap – siap dari sekarang. Kakak harus kemasi semua barang kakak dulu. Dan
mobil bus menuju kesana, baru ada pukul 3 sore nanti. Kakak pasti bakal datang
kan kesana ?” tambah Vala. Aku belum juga bisa menjawab pertanyaan kedua adikku
ini.
“ Kakak udah
janji untuk datang dikonser pertama Kak Nenji. Janji adalah utang kak. Kakak
harus tepatin janji kakak itu !” tukas Helen.
Aku memikirkan
lagi dengan matang semua perkataan Helen dan Vala. Aku ingin menetapkan suatu
pilihan dengan sangat yakin. Aku nggak mau salah dalam keputusanku nanti. Dan
akhirnya aku memutuskan untuk berangkat ke Jakarta hari ini juga. Aku ingin
kembali kepangkuan keluargaku. Aku nggak mau lagi bikin mereka panik dengan
tingkahku yang salah ini.
Helen dan Vala
membantuku untuk memberesi semua pakaianku. Setelah itu mereka juga membuatkan
masakan untukku, untuk bekalku diperjalanan nanti. Dari tempat ini ke Jakarta
cukup jauh. Apalagi nanti harus ke Jcc lagi. Pasti butuh waktu yang sangat
lama. Makanya mereka menyiapkan makanan untuk diperjalananku nanti.
Ibu sangat
senang mendengar keputusanku itu. Ibu sangat mendukung aku. Bukan berarti
mereka semua tidak sayang padaku. Mereka melakukan ini, justru karena
sebaliknya. Mereka sangat menyayangiku. Mereka inginkan yang terbaik untuk
kehidupanku.
Setelah selesai
sholat Zuhur, aku dengan diantar Vala dan Helen langsung pergi menuju terminal
untuk segera berangkat kesana. Aku berpamitan dengan Ibu dan anak – anak
lainnya. Sungguh sangat berat untuk melepas mereka juga. Perpisahan yang lagi –
lagi harus dihiasi dengan airmata. Mereka sudah ku anggap sebagai keluargaku
sendiri. Terutama Ibu Nengsih, Ibu sudah kuanggap sebagai Ibu kandungku yang
kedua.
Aku nggak
kuasa lagi menahan tangisku sewaktu berpamitan dengan Ibu. Didalam dekapannya,
aku menangis sejadi – jadinya. Jauh dilubuk hatiku yang paling dalam, aku
sangat berterima kasih atas jasa mereka selama ini padaku. Aku datang sangat
merepotkan Ibu. Aku hanya membuat Ibu panik dan susah dengan sikap kerasku ini.
“ Makasih ya
Bu buat semuanya. “ ucapku lirih dengan tangisanku.
“ Iya nak sama
– sama. Lain kali kalau ada waktu balik lagi ya ketempat ini. Kami semua pasti
akan sangat merindukanmu. “ jawab Ibu lagi sambil mengusap airmata dipipiku.
“ Iya Bu.. aku
janji ! Aku pasti akan sering ketempat ini. Aku nggak akan pernah lupakan
tempat ini. Tempat yang mengajari aku untuk berpikir dewasa.”
Setelah
selesai berpamitan dengan orang yang berada dipanti. Kami bertiga langsung
pergi menuju terminal tempat pemberhentian bus menuju Jakarta. Kami semua hanya
bisa diam dalam kebisuan. Rasanya sangat sulit untuk membuka suara lagi. Aku
yakin, Helen dan Vala pasti juga merasakan hal yang sama denganku. Tidak ingin
berpisah satu sama lain.
Tawa dan canda
yang biasanya selalu mengiringi kami bertiga, kini semua berganti dengan
keheningan. Keheningan dalam kesedihan karna sebentar lagi kami akan berpisah.
Dan kini... waktunya telah tiba. Bus ku sudah datang, dan akan segera
berangkat. Semua penumpang sudah mulai menaiki bus satu persatu.
Tanpa perlu
banyak bicara lagi, kami bertiga langsung berpelukan dengan diiringi tangis
kami. Memang benar, aku pasti akan kembali lagi ketempat ini. Tapi kebiasaan
kami yang selalu bersama setiap hari, membuat kami nggak bisa membendung tangis
ini. Kami pasti akan sangat merindukan masa – masa itu.
“ Makasih ya
sayang buat semuanya. Kakak nggak tau lagi mesti ngomong apa sama kalian
berdua. “
“ Iya kak...
Kami pasti akan sangat merindukan kakak lagi. Jangan lupa telfon kami ya kalau
kakak udah di Jakarta nanti “ jawab Helen.
Acara
tangisanpun sudah berakhir. Sekarang saatnya aku masuk kedalam bus ini. Aku
segera berangkat ke Jakarta, mengejar cintaku yang telah lama hilang dari
kehidupanku selama ini. Aku nggak ingin lagi menyia – nyiakannya dalam hidupku.
Aku ingin selamanya ada disamping dia. Menyangi dirinya sampai waktu akan
memanggillku. Seperti lagu Ungu, Ku Ingin Selamanya.
Dan untuk
keluargaku, aku ingin cepat – cepat bertemu mereka. Aku ingin memeluk Bunda dan
Chiko. Dan.... aku ingin minta maaf dan memeluk Ayah tiriku itu. Aku sudah
terlau banyak bersalah pada dia. Dia telah memberikan semuanya untukku selama
ini. Sekarang saatnya aku ingin membahagiakannya. Aku ingin menjadi anak yang
baik buat dia dan juga Bundaku.
Ternyata benar
apa yang dibilang pepatah, “ Sejauh apapun burung bangau terbang, dia pasti
akan kembali juga kekubangannya “. Dan sejauh apapun aku pergi meninggalkan
mereka dari hidupku, aku pasti akan kembali lagi kehadapan mereka, keluargaku.
“ Nenji......
tunggu aku sayang ! Aku akan datang untuk mencintaimu lagi !” ucapku dengan
penuh semangat.
***
“ Udah selesai
sholat maghrib kan Ji ?” tanya Zaky pacarnya Nindy menghampiri adik iparnya
itu.
“ Udah kak.. “
“ Trus kenapa
masih disini ? Siap – siap dong ! Semua orang udah pada ngumpul tu dibelakang.
Sejam lagi acara dimulai loh. Kamunya belum siap – siap sama sekali.” Lanjut
Zaky.
“ Gue lagi
nungguin Debra. “ jawab Nenji sambil tersenyum sedih.
“ Ji... gue
ngerti perasaan loe. Tapi Debra nggak mungkin akan datang. Dia nggak mungkin
tau tentang konser ini.”
“ Gue yakin
dia pasti akan datang. “ tukas Nenji.
Nenji langsung
berbalik menuju teman – teman cliquersnya yang juga ikut mengisi acara ini.
Semuanya sudah sibuk membenahi diri mereka dibelakang panggung. Tampak para
personil Ungu yang juga sedang asyik bercerita dengan cliquers lainnya, sambil
berdiri didepan kaca menata penampilan mereka.
Nenji
tersenyum mendapati semua yang ada dihadapannya sekarang. Semua impiannya bisa
terkabul hari ini. Kolaborasi dan ada di konser band Idolanya, Ungu. Bukan
hanya dia yang sangat mengidolakan band ini. Tapi Debra, Debra juga sangat
mengidolakannya. Bahkan sebenarnya tujuan utama dari diadakan konser ini adalah
ingin mendekatkan Debra dengan para personil Ungu. Mewujudkan mimpinya untuk
bisa berbincang lama – lama dengan mereka disini.
“ Seandainya
ada kamu disini yaang... kamu pasti sangat puas bisa ngobrol bareng sama anak –
anak Ungu. “ ucap Nenji dalam hatinya.
“ Udah siap Ji
? Kamu pake baju itu aja nanti ?” tanya Ije sewaktu melihat Nenji masuk kedalam
ruangan itu.
“ Gampanglah
kalau soal pakaian. Nggak usah terlalu dipikirin.. gue udah siapinnya kok.”
jawab Nenji.
Nenji
mengambil satu helai baju yang berada didalam tasnya itu. Nenji berjalan
kedepan kaca, melihat rambutnya dan penampilannya yang lain.
“ Hmm.. rambut
gue masih rapi. Dikasih gell dikit aja, udah selesai. Gue keluar dulu yaa. “
ujar Nenji lalu meninggalkan ruangan itu lagi.
Nenji kembali
berdiri didekat pintu keluar. Nenji melihat kearah orang yang ingin mencoba
masuk kedalam Jcc malam itu. Nenji masih berharap kalau Debra akan datang malam
ini.
“ Mbak... “
tegur Nenji pada salah satu pekerja yang bertugas memasuki cliquers dan
penonton lainnya kedalam tempat konser.
“ Iya Nenji..
ada apa ?” tanya Mbak itu yang sudah mengenal Nenji.
“Hmm.. ntar
kalau ada gadis yang bernama Debra ingin masuk, tolong tempatin dia paling
depan yaa. Walaupun ntar dia nggak pakai baju cliquers. “ pinta Nenji.
“ Waduw...
bagaimana caranya Mbak tahu siapa orang yang mempunyai nama Debra nanti Ji.
Nggak mungkin kan mbak tanya satu peratu diantara mereka nanti ?”
“ Ini foto
dia. Ntar kalau mbak liat ada orang yang mirip dengan wajah yang ada difoto
ini, jangan biarin dia dibelakang ya. Aku akan semangat kalau melihat dia
secara jelas dihadapanku.” ucap Nenji meyakinkan agar Mbak itu mau menuruti
permintaan Nenji.
“ Yaudah deh..
mbak coba dulu ya nanti.“ jawab pekerja tersebut dengan tersenyum. Dan kemudian
pergi lagi kedepan untuk menjalankan tugasnya.
“ Kamu harus
yakin kalau dia bakal datang Ji ! Jangan menyerah untuk menunggu dia kembali
lagi kehadapan kamu. “ suara seseorang yang sangat mirip dengan suara Nenji.
Suara yang tiba – tiba datang menghampiri Nenji.
Nenji
tersenyum mendengar kata – kata pria berkulit putih dengan kacamatanya itu. Dia
tambah bersemangat mendapatkan dukungan dari Idolanya sendiri, Pasha.
“ Makasih A’...
aku nggak akan nyerah kok.“ balas Nenji lagi tersenyum lepas pada Idolanya itu.
Nenji memang
tidak pernah menceritakan semuanya pada Pasha. Tapi anak – anak cliquers
lainnya yang mengetahui cerita mereka, banyak juga yang menceritakannya pada
idola mereka itu.
“ Yaudah kamu
ganti pakaian gi.. ! Siap – siap ! Bentar lagi acara udah dimulai. Aa’ kedepan
dulu, mau siap – siap buat pembukaan acara. “ tutur Pasha lalu pergi berjalan
mendekati panggung.
***
Aduuh... udah
pukul 7 malem, sampe sekarang aku belum juga mendapatkan taksi menuju kesana.
Aku nggak tahu mesti naik bus apa lagi untuk samapi ke Jcc. Walaupun dari kecil
aku sudah tinggal di Jakarta, tapi aku sama sekali nggak hafal jalanan Jakarta.
Setengah jam
lagi acara akan dimulai, bagaimana caranya ini ? Aku pasti akan sangat telat
untuk sampai disana. Aku terus berusaha memberhentikan taksi didepanku. Dan
baru pukul 7 lewat 15 menit aku baru bisa mendapatkannya.
Aku nggak
boleh patah semangat. Bagaimanapun juga caranya, aku harus sampai ketempat itu
malam ini juga. Aku nggak ingin menecewakan Nenji. Aku harus menepati janjiku
untuknya.
***
Tepat pukul
setengah delapan malam konser akbar itu dimulai. Dibuka dengan penampilan para
duta cliquers seluruh Indonesia menyanyikan lagu Sahabat Setia dari original
soundtrack Ungu di film Coklat Strowbery untuk para lelakinya. Dan kemudian
disambung oleh wanitanya dengan membawakan lagu Yang Pertama dari album
penguasa hati. Dan terakhir mereka bergabung membawakan lagu Tak Terulang dari
album Melayang Ungu.
Pembukaan
pertama langsung heboh dengan tatanan panggung yang luar biasa. Cahaya yang
sangat kemilau dan megah memperlihatkan konser yang begitu spektakuler. Ditambah
lagi dengan alunan musik yang indah. Semuanya dikonsep oleh para cliquers
dibantu dengan tim kreatif stasiun tvnya.
Setelah tiga
lagu dibawakan, Ungu datang dengan lagu mereka Aku Datang Untuk Mencintaimu,
yang disambut sangat heboh oleh para penonton. Beberapa lagu yang dibawakan
ungu pasti akan mendapat sambutan yang sangat meriah dari para cliquers mereka.
Dibalik itu
Nenji terus memerhatikan setipa orang yang ada didalam konser itu. Memastikan
bahwa ada Debra disana. Tapi setelah lama Nenji mencari, dia belum juga melihat
batang hidung Debra. Dan kini.... saatnya penampilan Zherocliq. Untuk
pertamanya Zherocliq membawakan lagu dari Ungu, Cinta Dalam Hati.
Penampilan
Zherocliq membawakan lagu Ungu disambut hangat oleh semua cliquers. Semua
penonton yang ada terpukau dengan penampilan Nenji dan teman – temannya yang
bernyanyi dari hati. Nenji memang sengaja memilih lagu ini, karena sesuai
dengan penantiannya sekarang untuk menunggu Debra.
Ku
ingin kau tahu
Diriku
disini menanti dirimu
Meski
kutunggu hingga ujung waktuku
Dan
berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya
Dan
izinkan aku memeluk dirimu
Sekali
ini saja
Tuk
ucapkan selamat tinggal untuk selamanya
Dan
biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja
Nenji
membayangkan kenyataan pahit dari lagu ini. Kalau – kalau memang dia nggak akan
bisa ketemu lagi dengan Debra. Mungkin lagu inilah yang paling cocok dengan isi
hatinya sekarang.
Setelah Nenji
selesai membawakan lagu Cinta Dalam Hati, ini saatnya Nenji membawakan lagu
dari album mereka. Dengan dipandu hostnya yang memperkenalkan band Nenji
sekaligus memberitahukan bahwa ini adalah untuk pertama kalinya Zherocliq
memperkenalkan lagu mereka.
Nenji mungkin
memang menghadapkan dirinya pada host dan menjawab pertanyaan host menyangkut
album pertamanya ini. Tapi tetap saja, pikiran Nenji tertuju pada Debra.
Matanya nggak pernah lepas dari hadapan penonton didepannya. Memerhatikan ada
atau tidaknya Debra diantara mereka.
Ketika host
menanyakan single pertama mereka yang berjudul ‘ Hanya Kamu ‘ ditujukan untuk
siapa dan keinspirasi darimana. Nenji terdiam sejenak dan melihat kearah
penonton, lalu berkata...
“ Lagu ini
keinspirasi dari seseorang yang sangat berarti dalam hidup aku. Semua cerita
dalam lagu ini, mengisahkan tentang dia. Dan sejujurnya aku sangat berharap,
dia bisa datang malam ini dan mendengarkan langsung lagu ini. Tapi sayangnya,
sampai sekarang aku nggak tahu dia ada dimana sekarang. Yang jelas buat
seseorang yang sangat kutunggu itu, dimanapun kamu berada... lagu ini aku
persembahkan buat kamu. Hanya kamu... “ ucap Nenji yang kemudian langsung
menyanyikan lagu yang cukup melo ini.
“ Aku disini
sayang... aku sudah ada disini buat kamu !” ucap Debra didalam hatinya.
Nenji memang
tidak melihat Debra yang sudah berdiri ditengah – tengah penonton lainnya,
mulai dari pertama Zherocliq tampil tadi sampai sekarang, disaat Nenji
menyanyikan single dari album mereka.
Setelah
selesai menyanyikan dua lagu baru dari bandnya, Nenji tampil kolaborasi dengan
Ungu, membawakan lagu Ku Ingin Selamanya, Penguasa Hati dan Semoga dari album
pertama Ungu.
Ditengah –
tengah penonton, Debra tersenyum lepas mendengarkan suara merdu Nenji dan
Idolanya bernyanyi bersama. Bagi Debra sekarang sudah cukup dengan dia hadir
ketempat ini walau Nenji tidak melihatnya. Yang penting baginya, dia telah menepati
janjinya pada Nenji.
Setelah
selesai Zherocliq tampil, Ungu kembali memperlihatkan aksi mereka yang
spektakuler diatas panggung. Debra juga ikut terhanyut dengan suasana konser
malam itu dengan penonton lainnya.
“ Debra....
kamu ikut mbak ke backstage ya !“ kata Mbak yang memasukkan Debra tadi kedalam
tempat ini. Mbak itu adalah pekerja yang disuruh Nenji tadi.
Debra
mengikuti mbak Devy itu. Sejak Mbak itu menolong Debra untuk bisa masuk kedalam
konser ini, Debra sangat berterima kasih dan sangat percaya pada pekerja itu.
“ Kamu
pacarnya Nenji ya ?” tanya Mbak itu ditengah perjalanannya.
“ Mbak tau
darimana ?” tanya Debra heran.
Perempuan itu
hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan Debra. Debra juga sedikit heran
daritadi, ketika mendapati Mbak ini yang sudah mengetahui namanya.
“ Kamu jalan
kesana yaa... mbak mau kerja dulu. “ tunjuk Mbak itu pada sebuah kamar ganti
tempat pengisi acara. Mbak Devy langsung pergi meninggalkan Debra.
Debra berjalan
mendekati kamar itu. Debra melihat kertas yang tertempel dipintunya,” Cliquers
“. Ini pasti ruang gantinya cliquers yang akan mengisi acara ini, batin Debra.
Lalu buat apa Mbak Devy menyuruh Debra masuk kedalam ruangan ini ?
Dengan langkah
yang sedikit ragu, Debra melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu. Dan
Debra melihat banyak teman – teman cliquersnya yang berada didalam sana sedang
asyik berbincang satu sama lain. Kemudian mata Debra tertuju pada laki – laki
dengan baju kaos putih, mirip seperti yang biasanya digunakan oleh Enda,
abangnya para cliquers.
Bibir Debra
langsung menyunggingkan senyum kecil dan penuh dengan kerinduan dari dalam
hatinya.
Laki – laki
itu hanya duduk terdiam dan menatap ke lantai. Memain – mainkan kakinya dengan
menggoyang – goyangkan sepatunya menggores lantai. Sangat jelas terlihat
kegelisahan didalam hatinya. Disaat semua orang sedang asyik bicara dengan
bahagianya, dia tetap saja diam membisu dengan wajah sedihnya itu. Laki – laki
itu pasti sedang memikirkan sesuatu, menunggu seseorang untuk bisa lagi datang
kehadapannya. Laki – laki itu adalah Nenji Alvaro.
“ Debra ???”
sapa salah satu cliquers yang berada didalam sana. Dia itu juga teman baiknya
Debra dalam perkumpulan cliquersnya, Hezty.
Debra
tersenyum menanggapi sapaan temannya itu. Nenji yang mendengar Hezty
menyebutkan nama Debra, langsung menoleh kearah pintu masuk kedalam kamar.
Bukan hanya Nenji, semua orang langsung mengalihkan pandangannya kedepan pintu.
Dengan sangat terkejut, Nenji langsung berdiri dari tempat duduknya. Senyum
kebahagiaan langsung terpancar dari raut mukanya.
“ Hai
semuanya..... Aku kangen kumpul cliquers lagi ! “ ucap Debra sambil tersenyum
sedih. Senyuman karna terharu terlukis diwajahnya. Mata Debra kembali berkaca –
kaca, disaat bertemu lagi dengan kehidupannya yang lama.
“ Malam yaang....
kenapa kamu diem aja sih disana ? Kamu nggak kangen sama aku ??” goda Debra
pada Nenji yang terpaku melihat Debra ada dihadapannya.
Senyuman indah
Nenji yang selama ini telah hilang kembali lagi. Sudah lama tidak melihat Nenji
tersenyum bahagia seperti ini. Tanpa tedeng aling – aling, Nenji langsung
berjalan ke arah Debra dan menarik tangannya untuk keluar dari kamar itu. Nenji
langsung membawa Debra keluar untuk bicara empat mata dengannya. Nenji pasti
hanya ingin berduaan dengan Debra dulu untuk saat ini.
***
Aku tidak bisa
mengelak lagi disaat Nenji menarik tanganku untuk keluar dan pergi ke suatu
tempat. Nenji mengenggam erat tanganku. Genggaman yang lembut namun kuat. Aku
kangen sama genggaman ini. Dulu Nenji sering melakukannya untuk menenangkan
hatiku. Salah satunya yang paling ku ingat adalah disaat pertemuan aku dengan
keluarga Nenji dulu. Disaat Mamanya yang begitu dingin padaku, Nenji
menggenggam erat tanganku. Berusaha untuk tenangkan hatiku. Dan kini, aku
kembali mendapatinya. Wuaaa...senengnya ! J
Nenji
membawaku ke tempat yang jauh dari keramaian. Aku nggak tahu tepatnya ini
dimana. Yang jelas ini sudah berada diluar ruangan. Hanya ada taman yang
gersang, dengan cahaya lampu jalan yang sedikit redup. Disini hanya ada aku
berdua dengan Nenji.
Aku yakin
Nenji pasti ingin romantis – romantisan dulu dengan aku sekarang. Memeluk aku,
terus bilang kalau dia sangat merindukanku, nggak mau pisah dari aku, dan kata
– kata romantis lainnya. Aku sudah bisa menebak pikiran Nenji. Dia pasti akan
memulai pembicaraan kami dengan dekapan hangat yang penuh dengan kerinduannya
terhadap aku. Hmm.. trust me !
Setelah
berhenti disuatu tempat, Nenji menatapku dengan tatapan yang penuh kasih.
Dengan genggaman tangan yang belum juga ia lepaskan dariku. Dan untuk
kemudian......
“ Bodoh ....
!” ucap Nenji sambil meneyorkan kepalaku.
“ Aduuh.... !
“ ucapku pura – pura sakit, walau sebenarnya nggak. Cuma akting aja. Hehehe...Aku
hanya sedikit kesal dengan perlakuan Nenji. Apa yang aku pikirkan tadi ternyata
salah. Aku pikir dia akan romantisan dulu, eeh.. ini malah noyorin kepala aku.
Sebel ! L
“ Baru aja
denger kata – kata aku, kalau aku nggak bisa percaya kamu untuk kali itu, malah
langsung kabur dari rumah. Berbulan – bulan lagi.... seandainya aku ngomongin
putus waktu itu ke kamu gimana ? Pasti kamu udah langsung bunuh diri kan ?
Bodoh banget sih pikiran kamu tu !” cerocos Nenji dengan penuh kesal. Aku
langsung memasangkan muka cemberut pada Nenji.
“ Kamu kenapa
sih ? Udah ketemu aku, malah noyorin kepala aku. Marah – marah lagi....
bukannya kangen – kangenan dulu ?? Peluk aku kek, bilang kangen sama aku, nggak
mau pisah dari aku, atau apalah. Pokoknya yang romantis – romantisan dulu. Kita
kan udah lama nggak ketemu, bukannya ngelakuin itu, malah ngebentak aku. Tau
gini mending aku nggak pulang aja. Mending aku lama – lama aja di panti. Sebel tau
nggak !” ucapku cemberut pada Nenji dengan nada kesal.
“ Ooh... jadi
selama ini kamu di panti. Bener kan feeling aku ! Trus kenapa kamu nggak keluar
kemarin disaat aku datang cari kamu ?”
“ Karna aku
nggak mau ketemu sama kamu. Aku benci sama kamu !” ketusku.
“ Aku sayang
sama kamu.... “ balas Nenji dengan suara yang lembut dan tatapan penuh kasih.
Sejenak aku terdiam mendengar ucapan Nenji barusan.
Nenji langsung
memeluk aku. Mendekapku dengan penuh kasih. Aku bisa rasakan kerinduan yang
dalam dari dekapan Nenji ini. Begitu juga dengan aku. Aku sangat merindukan
moment – moment seperti ini bersamanya. Dan kemudian.......... uupz ! Nenji
kembali mengecup bibirku. ( Cuma kecupan kok, jangan pikir yang aneh – aneh dan
lebih dari itu ! wkwkwk ;p )
“ Aku kangen
banget sama kamu. Please jangan pergi lagi dari aku. Aku nggak akan bisa jauh
dari kamu. Berjanjilah untuk akan selalu ada disamping aku, sampai kapanpun
itu. Sampai maut memisahkan kita.“ ucap Nenji lembut berbisik didepan wajahku.
Suara yang begitu merdu dan membuatku sangat teduh.
“ Aku janji
Ji. Aku nggak akan pernah ninggalin kamu lagi. Aku janji untuk itu. “ balasku.
Nenji kembali
tersenyum bahagia mendengar ucapanku tadi. Suasana disini memang sangat
romantis, karna hanya ada aku dan dia. Ditambah dengan lampu jalanan yang mulai
sedikit redup. Aku telah berjanji dalam hatiku, aku nggak akan pernah
meninggalkan dia lagi dalam hidupku, selamanya.
“ Kamu pasti
tadi nggak denger lagu yang aku ciptain untuk kamu kan?” tanya Nenji disaat
kami sudah duduk berdua diatas taman yang gersang itu.
“ Denger kok !
Aku memang datang telat, untuk aja ada Mbak Devy pekerja disini yang masukin
aku. Berdiriin aku didepan. Walau nggak didepan banget sih, tapi aku bisa lihat
dengan jelas kamunya. Dia juga yang nyuruh aku tadi ke kamar ganti kalian. Mbak
itu pasti suruhan kamu ya ?”
“ Hehe.. iya !
Aku yakin kamu pasti akan nepatin janji kamu. Makanya aku minta tolong sama
dia, buat masukin kamu nanti di paling depan. Aku harus berterima kasih banyak
sama dia. Eh ya.. kamu masuk mulai dari lagu apa ?”
“ Hmm...
Dipertengahan lagu Doa Untuk Ibu, sebelum kamu tampil. “ jawabku.
“ Makasih ya
sayaang... kamu udah ciptain lagu itu untuk aku.” Lanjutku lagi padanya.
“ Hehe.... aku
kan memang pernah janji, semuanya akan aku persembahkan buat kamu. “ Balas
Nenji lagi sambil mengusap lembut rambutku.
“ Nyanyiin sekali lagi dong buat aku.
“ ucapku manja.
“ Hmm.. beli aja kaset dan cd nya...
okey nona manis ?”
“ Diih.. songong banget sih ! “
celetukku.
“ Hmm.. nggak usah lagu itu yaa...
lagu Ku Ingin Selamanya aja. Lagu kita dulu... sekarang kan momentnya pas
banget nih buat kita berdua. Ntar kamu sambung bagian Ajengnya. Okey ?” ajak
Nenji
“ Siip !”
Ku
Ingin Selamanya
Cinta
adalah misteri dalam hidupku
Yang
tak pernah ku tau akhirnya
Namun
tak seperti cintaku pada dirimu
Yang
harus tergenapi dalam kisah hidupku
Ku
ingin selamanya mencintai dirimu
Sampai
saat ku akan menutup mata dan hidupku
Ku
ingin selamanya ada disampingmu
Menyayangi
dirimu sampai waktu kan memanggilku
Ku
berharap abadi dalam hidupku
Mencintaimu
bahagia untukku
Karna
kasihku hanya untuk dirimu
Selamanya
kan tetap milikmu
Direlung
sukmamu ku melabuhkan seluruh cintaku
Dihembus
nafasku kuabadikan seluruh kasih dan sayangku
“Yang.. kamu masih ada mau tampil
nggak ? Pulang yuuk.. aku mau ketemu sama Bunda, Chiko dan Ayah. Aku kangen
sama keluargaku. Aku ingin minta maaf sama mereka.” ajakku setelah selesai
bernyanyi dengannya.
“ Sama keluarga aku nggak pengen
ketemu kamu ? Mama aku pengen ketemu sama kamu. Dia pengen minta maaf sama kamu
yaang...”
“ Pasti doong.. ! Tapi keluarga aku
dulu yaa. “
“ Okey ! Hmm.. sebenarnya sih band aku
udah nggak ada tampil lagi. Aku bisa aja nganterin kamu pulang sekarang. Tapi
nggak pengen ketemu Ungu dulu kamunya ?” tanya Nenji menggoda.
Aku memikirkan pertanyaan Nenji tadi.
Hmm.. bener juga yang dibilang Nenji, kapan lagi aku akan ketemu Ungu ?
Sekarang adalah waktu yang tepat. Aku nggak mau nyia – nyiakan kesempatan emas
ini.
Akhirnya aku menunggu Ungu sampai
selesai manggung. Dan setelah itu, aku bisa bertemu mereka, dan pastinya juga
foto – foto bareng. Wuaa... akhirnya mimpiku selama ini kekabul juga. Setelah
ini, Nenji baru akan mengantarkan aku pulang ke rumah. Aku udah nggak sabar
lagi ketemu keluargaku. Aku ingin minta maaf pada mereka semuanya, termasuk
keluarga Nenji.
Makasih Tuhan atas semua ini. Aku bisa
kembali merasakan kehangatan keluarga yang utuh, dan hubungan dengan Nenji yang
tidak perlu waswas lagi karena takut tidak disetujui Mama Nenji. Semua masalah
sudah selesai. Aku dan Nenji sudah mendapatkan restu. Dan kini saatnya aku
membuka lembaran baru dalam hidupku. Dan pastinya juga akan menghadapi masalah
yang baru nantinya. Karna hidup seorang manusia nggak akan pernah lepas dari
masalah. Kalau nggak ada masalah, berarti dia nggak hidup. Seperti kata Idolaku
dulu disaat dia tertimpa masalah.
Tuhan memberikan masalah demi masalah,
karena Dia sayang pada hambanya. Jadi jangan pernah mengeluh disaat kamu
menghadapi masalah. Kamu harus yakin, kamu pasti akan bisa melalui semuanya.
Allah nggak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya, ( Jiaah....
udah kayak ustad aja aku pake ngasi ceramah segala. Hahaha... tapi ini semua
memang ku dapat karena pengalaman hidupku selama ini. Sampai aku berusia 17
tahun seperti ini )
Oh ya....Pengalaman hidupku ini juga
selalu dihiasi dengan lagu – lagu Ungu yang sangat cocok dengan kisah nyata
hidupku. Mantep nggak tuh ? Hahaha... J Ungu
memang song of my life banget deh ! I will always love Ungu pokoknya ! Ahhay !
**
The End **